Meta: China-Rusia Sponsori Persebaran Hoaks yang Serang AS

Lebih dari 7 ribu akun palsu Facebook dihapus

Jakarta, IDN Times - Perusahaan induk Facebook, Meta, mengatakan bahwa Rusia dan China adalah pihak yang mendukung operasi misinformasi yang menargetkan Amerika Serikat (AS). Ada pula organisasi yang jadi sasaran termasuk The Washington Post, NATO, dan Fox News.

Meta mengungkap, kampanye misinformasi dirancang untuk mengubah catatan pelanggaran hak asasi manusia Beijing jadi positif. Perusahaan itu juga menilai, upaya operasi misinformasi digunakan untuk memutarbalikkan persepsi perang Rusia di Ukraina.

Operasi itu disebut Spamouflage. Akun-akun palsu kerap menyelipkan unggahan politik atau video dan gambar secara acak, yang berisi propaganda memuji China dan mengritik lawan politiknya.

1. Lebih dari 7 ribu akun FB dihapus

Meta: China-Rusia Sponsori Persebaran Hoaks yang Serang ASIlustrasi Facebook. (Pexels.com/pixabay)

China disebut menjadi pendukung jaringan akun palsu yang luas di lebih dari 50 situs. Meta melaporkan, akun palsu itu berada di Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, bahkan TikTok, Reddit dan situs atau platform digital lainnya.

Dilansir Fox News, ini merupakan pertama kailnya Meta mengaitkan kampanye disinformasi dengan individu terkait dengan penegakan hukum di China. Meta melakukan operasi besar menghapus lebih dari 7 ribu akun di Facebook, 954 halaman, 15 group, dan 15 akun Instagram.

Jaringan yang berasal dari China menargetkan pemirsa Taiwan, AS, Australia, Inggris, Jepang dan wilayah berbahaya China di seluruh dunia. Ben Nimmo, yang jadi pemimpin intelijen ancaman global Meta, jadi penyelidik utama disinformasi daring.

"Apa yang mereka lakukan adalah mengunggah artikel, kartun, dan video yang pada dasarnya memuji China, mengkritik AS dan negara-negara Barat, kemudian mengkritik siapa pun yang mengkritik pemerintah Beijing," kata Nimmo pada Selasa (29/8/2023).

Baca Juga: Australia Denda Meta Rp204 Miliar karena Mencuri Data Pribadi

2. Investasi besar untuk propaganda negara

China, bersama Rusia dan Iran, dinilai muncul sebagai pemain penting dalam operasi pengaruh. Negara itu disebut menginvestasikan sejumlah besar uang dalam propaganda negara.

Graham Brookie, direktur senior Lab Penelitian Forensik Digital di Dewan Atlantik, menilai bahwa media sosial digunakan sebagai lapisan penting untuk menciptakan kedok keterlibatan dalam narasi pilihan China.

Ini khususnya yang bermanfaat bagi partai komunis China atau atau berbahaya bagi pesaingnya, kata Brookie dikutip dari NPR. 

Meta tidak memberi rincian mengapa bisa menghubungkan jaringan dengan pemerintah Beijing. Perusahaan menggunakan sinyal teknis dan indikator perilaku seperti kapan unggahan dibuat dan pola bahasa.

3. Spamouflage China dan Rusia

Meta: China-Rusia Sponsori Persebaran Hoaks yang Serang ASilustrasi (Unsplash.com/Aman Pal)

Aktivitas China dan Rusia yang menyebarkan propaganda itu dijuluki Spamouflage. Akun-akun palsu cenderung menyelingi unggahan politik dengan video atau gambar acak menggunakan spam sebagai kamuflase.

Dilansir Politico, Meta mengatakan kampanye misinformasi telah berlangsung lebih dari satu tahun. Menurut analisis induk Instagram tersebut, kampanye hanya dapat sedikit perhatian dan kesadaran dari pengguna media sosial lain.

Dalam analisis terpisah, Meta menemukan kelompok di Rusia juga menyebarkan misinformasi, meniru situs Washington Post dan Fox News untuk mempromosikan invasi Kremlin ke Ukraina.

"Menjelang pemilu (AS) tahun depan, kami memperkirakan mereka akan terus berusaha (menyebarkan misinformasi)," kata Nimmo.

Salah satu penjelasan mengenai para aktor operasi misinformasi yang didapatkan Meta adalah orang-orang ini bekerja pada jam kantor biasa. Mereka secara teratur istirahat untuk makan siang dan makan malam, yang semuanya secara rutin dilakukan dalam waktu zona China.

Baca Juga: Republik Ceko Khawatir dengan Kebijakan Imperialis Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya