Myanmar: Pemerintah Bayangan Pakai Crypto Jadi Mata Uang Resmi

Untuk mempercepat transaksi dan menghindari pelacakan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah bayangan Myanmar yang disebut The National Unity Government (NUG), mengumumkan di laman media sosial bahwa mereka akan menggunakan koin cryptocurrency sebagai mata uang resmi. Koin yang digunakan adalah Tether, atau yang biasa disebut dengan singkatan USDT.

Akhir tahun 2021 ini, NUG telah mengumumkan untuk mengumpulkan dana dari para pendukung pro demokrasi. Dana itu akan digunakan untuk membiayai perjuangan mereka. Pemerintah junta Myanmar telah menutup akses dana bagi NUG dan menyatakan bahwa kelompok tersebut adalah kelompok teroris.

1. Untuk memungkinkan transaksi lebih cepat dan lebih baik

Sejak kelompok militer Myanmar melancarkan kudeta pada bulan Februari tahun 2021, sampai saat ini gejolak masih terjadi. Pertempuran-pertempuran kecil antara rakyat pro-demokrasi melawan pasukan junta terus terjadi di beberapa negara bagian.

Sebagai catatan, pasukan junta sejauh ini telah membunuh lebih dari 1.300 rakyat Myanmar yang telah berjuang untuk menumbangkan penguasa junta militer. Angka tersebut terus bertambah seiring pertempuran antara pejuang dan pasukan junta.

Kelompok pro-demokrasi telah membentuk pemerintah bayangan yang juga disebut NUG. Mereka menyatukan beberapa kelompok pemberontak yang bermusuhan dengan junta, dan kini sedang mencai bantuan dana untuk biaya melawan junta.

Dilansir Al Jazeera, Tin Tun Naing menteri NUG yang bertanggung jawab atas perencanaan, keuangan dan investasi mengatakan bahwa mereka akan meresmikan koin crypto Tether. Langkah itu dilakukan agar memungkinkan transaksi yang lebih baik dan lebih cepat.

Sebelum kudeta militer berlangsung, bank sentral Myanmar pada tahun 2020 telah memutuskan bahwa semua koin cryptocurrency adalah ilegal.

2. Menggunakan koin crypto yang lebih stabil

Baca Juga: Rakyat Myanmar Protes dengan Gerakan Diam

Sejak NUG terbentuk pada bulan September, banyak pertanyaan yang diajukan bagaimana cara mereka membiayai perlawanan terhadap junta. Ini karena mereka tidak memiliki akses dana.

Upaya untuk mengumpulkan pendanaan melalui donasi telah sangat populer dan banyak orang yang antusias untuk mendukung perjuangan kelompok pro-demokrasi tersebut.

Ada berbagai alasan mengapa diputuskan menggunakan koin crypto Tether sebagai mata uang resmi. Menurut Coindesk, itu dilakukan sebagai "penggunaan domestik untuk memudahkan dan mempercepat perdagangan, layanan dan sistem pembayaran saat ini."

Tether adalah koin yang dipatok dengan dolar. Koin tersebut sistemnya mirip dengan Bitcoin dan Ethereum. Tether dapat ditransfer dengan cara yang mirip dengan cryptocurrency lain, sehingga menyulitkan pemerintah dan otoritas lain untuk melacak atau mencegah pembayaran.

Namun perbedaannya adalah, Tether terbebas dari perubahan harga yang tidak menentu, yang biasa terjadi di koin lainnya.

3. Bagaimana NUG Myanmar mengumpulkan dana untuk melawan pemerintah junta?

Kebutuhan dana untuk melawan junta militer Myanmar oleh NUG sangat besar. NUG telah menargetkan anggaran sekitar 800 juta dolar atau sekitar Rp11 triliun. Dana itu belum termasuk pengeluaran pertahanan atau biaya perang.

Sejauh ini, selain penggalangan dana lewat donasi, NUG telah melakukan berbagai cara untuk membiayai gerakannya. Di antaranya adalah dengan menerbitkan lotere.

Menurut penelusuran Al Jazeera, dari lotere itu NUG berhasil mengumpulkan sekitar 9,5 juta dolar atau sekitar Rp136 miliar. Jika penjualan lotere diperluas, kemungkinan mereka bisa mendapatkan pemasukan dari penjualan sekitar 11 juta dolar per bula atau sekitar Rp157 miliar.

Uniknya, dari 78 orang yang memenangkan lotere, 55 orang memberikan hadiah untuk didonasikan bagi NUG untuk membiayai gerakan mereka melawan pemerintahan junta Myanmar.

Dilansir Cointelegraph, selain itu, NUG juga disebutkan telah berhasil mengumpulan 9,5 juta  dolar (Rp136 miliar) dari penjualan obligasi. Obligasi itu ditawarkan kepada diaspora Myanmar yang tersebar di seluruh dunia. Mereka menargetkan dapat mengumpulkan 1 miliar dolar (sekitar Rp14,3 triliun) dari cara tersebut.

Baca Juga: Tentara Myanmar Tabraki Massa Aksi Protes di Yangon

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya