Partai Angela Merkel Kalah Tipis dalam Pemilu Jerman

Hasil terburuk dalam 70 tahun terakhir

Jakarta, IDN Times - Partai Demokrat Kristen (CDU) yang berhaluan kanan-tengah adalah partai pengusung Angela Merkel sebagai pemimpin Jerman dalam 16 tahun terakhir. Tapi, CDU dalam pemilu pada Minggu (26/9), kalah tipis dari partai Sosial Demokrat Jerman (SPD). 

CDU adalah partai yang membuat Angela Merkel menjadi Kanselir Jerman, tercatat sebagai salah satu pemimpin perempuan terlama di Eropa. Kini, dominasinya tergeser oleh kekuatan SPD yang berhaluan kiri-tengah.

SPD meraih suara 25,7 persen, sedangkan CDU, partainya Merkel, meraih 24,1 persen. Distribusi kursi parlemen untuk suara tersebut adalah 206 kursi untuk SPD dan 196 untuk CDU. Posisi ketiga diraih oleh partai Hijau yang telah mencetak sejarah.

1. Sekilas soal pemilu Jerman

Pemilu di Jerman berlangsung pada 26 September 2021. Sistem pemilu di negara tersebut adalah salah satu yang rumit di dunia. Namun, dalam pemilu pada hari Minggu, konstituen memilih calon yang akan duduk di Bundestag, parlemen Jerman.

Setelah itu, Bundestag akan menentukan siapa yang bakal menjadi Kanselir atau pemimpin Jerman. Dalam pemilu yang sudah berlangsung, partai SPD yang berhaluan kiri-tengah telah menggeser dominasi partai CDU.

Menurut Reuters, kandidat Kanselir dari SPD yang bernama Olaf Scholz dalam sebuah diskusi usai pemungutan suara mengatakan "ini adalah pesan yang membesarkan hati dan mandat yang jelas untuk memastikan bahwa kita mendapatkan pemerintahan yang baik dan pragmatis di Jerman."

Meski menang, SPD tidak mendominasi kursi parlemen. Jadi, akan dibutuhkan koalisi besar untuk bisa menentukan siapa kanselir pengganti Merkel yang nanti dipilih oleh Bundestag.

Armin Laschet, kandidat Kanselir dari CDU menyatakan, "itu (kemenangan) tidak selalu menjadi pihak pertama yang menentukan Kanselir. Saya ingin pemerintahan di mana setiap mitra terlibat, di mana semua orang terlihat, bukan di mana hanya kanselir yang bersinar" kata Laschet.

Baca Juga: 6 Fakta Angela Merkel, Kanselir Jerman yang Segera Pensiun

2. Hasil terburuk CDU dalam 70 tahun

Meskipun SPD menang selisih sedikit dengan CDU, akan tetapi, kemenangan tersebut telah memukul partai yang telah membesarkan Merkel. Hasil pemilu kali ini, menurut Al Jazeera, adalah hasil pemilu terburuk CDU dalam 70 tahun terakhir.

Olaf Boehnke, analis politik yang berbasis di Berlin, menjelaskan bahwa hasil pemilu tersebut menunjukkan "kekalahan yang sangat serius" bagi blok konservatif Jerman. Menurutnya, hasil tersebut juga menggambarkan Armin Laschet sebagai kandidat yang lemah.

"Itu akan menjadi indikator pertama bagi kami untuk melihat apakah Laschet akan berada di posisi penting di CDU atau tidak," jelas Boehnke.

Di sisi lain, Laschet sendiri mengakui bahwa ini adalah hasil pemilu yang tidak bagus. 

Dilansir dari CNN, Sekjen CDU yang bernama Paul Ziemiak menyatakan bahwa "ketika kami melihat bagaimana kalah dibandingkan dengan pemilihan terakhir, itu pahit bagi kami," ujarnya ketika berada di markas partai.

Baca Juga: Jelang Pemilu, Protes Iklim Terjadi di Jerman

3. Kebangkitan Partai Hijau dan sulitnya politikus perempuan di Jerman

Partai Angela Merkel Kalah Tipis dalam Pemilu JermanAnnalena Baerbock, kandidat Kanselir yang diusung partai Hijau (Twitter.com/Annalena Baerbock)

Butuh waktu berbulan-bulan untuk menjalin kesepakatan koalisi di Bundestag. Sambil menunggu hal itu, kepemimpinan sementara tetap akan dipegang oleh Merkel.

Kandidat Kanselir lain dari perempuan adalah dari partai Hijau, yakni Annalena Baerbock. Dilansir dari Deutsche Welle, dia menyambut baik hasil partainya yang mendapatkan 14,8 persen suara dengan 118 kursi di Bundestag. Hasil pemilu yang diraih oleh partai Hijau kali ini adalah suatu lonjakan bersejarah.

Namun di Jerman, menjadi seorang politisi perempuan bukanlah hal yang mudah, meski Merkel telah membuktikan kapasitasnya selama 16 tahun terakhir. 

"Tetapi dalam pemilihan ini, ada juga unsur kebencian dan kampanye kotor, yang diperburuk oleh media sosial, terkadang berbasis gender," kata Baerbock dikutip Politico.

Secara global, keterlibatan perempuan dalam politik di Jerman sudah berada di atas rata-rata. Sebanyak 31 persen parlemen Jerman adalah perempuan sedangkan rata-rata global adalah 25 persen.

Tapi di posisi eksekutif, perempuan jauh lebih jarang. Hanya sembilan persen walikota Jerman adalah perempuan dan dari 16 negara bagian, hanya dua perempuan yang memimpin.

Baca Juga: Oposisi Namibia Tak Sepakat Ganti Rugi Genosida Jerman

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya