Pasukan Tigray Kuasai Kota Suci Lalibela

Lalibela adalah warisan dunia yang diakui UNESCO

Addis Ababa, IDN Times - Kecamuk perang yang terjadi di regional Tigray, bagian utara Ethiopia, antara Tigrayan People's Liberation Front (TPLF) dengan militer federal Ethiopia, kini telah melebar ke regional tetangga. Amhara dan Afar adalah wilayah yang jadi front pertempuran terbaru. Dalam laporan PBB, sekitar seperempat juta penduduk di dua regional tersebut kini mengungsi.

Konflik di Ethiopia utara telah berlangsung setidaknya selama sembilan bulan. Bulan lalu, secara mengejutkan pasukan TPLF menguasai ibukota Mekelle, yang telah diduduki oleh militer federal Ethiopia selama delapan bulan.

Kini para pejuang TPLF yang telah membuka front pertempuran di Afar dan Amhara terus mendapatkan kemajuan. Kabar terbaru dalam pertempuran tersebut, TPLF telah merebut sebuah kota suci di regional Amhara yang bernama Lalibela. Di kota tersebut terdapat situs gereja monolitik yang dipahat di bebatuan dan diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

1. Pasukan lokal Amhara kabur, pasukan TPLF kuasai kota

Konflik yang terjadi di Tigray sejak November 2020 telah menewaskan ribuan orang. Jutaan warga Tigray telah menjadi pengungsi. Puluhan ribu di antaranya berada di kamp pengungsian Sudan.

Pertempuran yang melebar di Amhara dan Afar telah menyebabkan seperempat juta penduduk lainnya kini juga menjadi pengungsi. Laporan korban jiwa belum segera jelas dalam pertempuran tersebut.

Kini pasukan TPLF yang telah mendapatkan kemajuan, juga mampu menaklukkan kota Lalibela, sebuah kota suci yang berada di wilayah Amhara. Kota tersebut berjarak sekitar 348 kilometer sebelah selatan dari ibukota Mekelle.

Melansir laman BBC, warga kota telah banyak yang melarikan diri karena pasukan TPLF mulai memasuki kota tersebut. Pasukan Amhara sendiri, yang sebelumnya bersekutu dengan pasukan militer federal dalam pertempuran melawan TPLF, juga dikabarkan telah mundur dari kota.

Jatuhnya Lalibela ke tangan pasukan TPLF dikonfirmasi oleh Wakil wali kota Lalibela, Mandefro Tadesse. Dia mengatakan bahwa kota itu kini berada di bawah kendali pemberontak Tigray.

2. Kota Lalibela dikuasai TPLF tanpa pertempuran sengit

Pasukan Tigray Kuasai Kota Suci LalibelaSalah satu gereja yang dipahat dari batu di kota Lalibela. (Twitter.com/Aardvark Safaris)

Baca Juga: PBB: Pengungsi di Tigray Kehabisan Air Bersih dan Makanan

Semakin majunya pasukan TPLF ke wilayah Tigray dan kini menguasai kota Lalibela di Amhara, telah menimbulkan kekhawatiran baru akan datangnya ketidakstabilan yang meluas di Ethiopia. Namun dalam menguasai kota suci Lalibela tersebut, TPLF dikabarkan tidak melakukan pertempuran sengit dengan pasukan Amhara atau pasukan militer federal Ethiopia.

Melansir laman Deutsche Welle, seorang penduduk Lalibela memberitahu bahwa pada hari Kamis (5/8), pejuang TPLF "datang pada sore hari dan tidak ada pertempuran. Tidak ada pasukan keamanan di sekitar. Pasukan TPLF berada di kota sekarang."

Penduduk Lalibela lainnya yang bernama Seyfu mengatakan lewat telepon bahwa para tentara itu berbicara bahasa Tigrinya, bahasa etnis Tigrayan, dan bahwa mereka mengenakan "seragam yang berbeda" dari militer Ethiopia.

Seyfu juga menjelaskan bahwa pasukan Amhara lokal yang bersekutu dengan pasukan pemerintah pusat melarikan diri dari daerah itu pada hari Rabu sebelum pengambilalihan.

Seyfu telah meminta pasukan Amhara untuk tinggal "atau setidaknya memberi kami Kalashnikov mereka, tetapi mereka menolak dan melarikan diri dengan menggunakan lima ambulans, beberapa truk dan mobil. Mereka menembak mati seorang teman saya ketika mereka melarikan diri, dia memohon mereka untuk tetap tinggal untuk melindungi warga sipil," jelasnya.

Wakil wali kota Lalibela, Mandefro Tadesse juga menjelaskan bahwa tidak ada baku tembak signifikan di kota Lalibela ketika kota suci tersebut diambil alih oleh para pejuang TPLF.

3. Amerika Serikat serukan agar TPLF hormati situs warisan budaya dunia yang diakui UNESCO

Lalibela adalah tempat suci bagi jutaan pemeluk Kristen Ortodoks Ethiopia. Kota tersebut berada di wilayah Zona Wollo Utara, bagian dari regional Amhara. Lalibela, dengan belasan geraja yang dibangun dari batu yang dipahat, pernah disebut sebagai Yerusalem kedua bagi ummat Kristiani.

Melansir kantor berita Reuters, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang bernama Ned Price mengatakan kepada wartawan "kami telah melihat laporan bahwa pasukan Tigrayan telah merebut Lalibela. Kami menyerukan kepada TPLF untuk melindungi warisan budaya ini."

Sejauh ini belum ada komentar yang keluar dari pejabat pemerintah pusat Ethiopia, baik itu Perdana Menteri Abiy Ahmed atau TPLF. Tapi AS telah mendorong untuk diakhirinya pertempuran dan dilakukan pembicaraan damai dalam konflik yang telah berlangsung selama sembilan bulan tersebut.

Dalam kunjungannya ke Addis Ababa pekan ini, kepala USAID, Samantha Power, juga telah mendesak agar pejuang TPLF mundur dari perbatasan regional mereka karena front pertempuran baru dikhawatirkan menimbulkan bencana kemanusiaan yang lebih parah.

Dia juga mengatakan agar blokade wilayah Tigray dibuka sehingga para pekerja bantuan kemanusiaan, baik itu dari PBB atau lembaga internasional lain dapat memasuki wilayah tersebut dan mengirim pasokan makanan dengan aman kepada para pengungsi.

Sementara ini, baik itu pasukan militer pemerintah pusat Ethiopia yang dibantu oleh sekutu maupun TPLF telah sama-sama dituduh melakukan beberapa pelanggaran kemanusiaan dalam konflik yang mematikan itu.

Baca Juga: Puluhan Mayat Mengambang di Sungai Perbatasan Ethiopia-Sudan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya