PBB Desak Rusia Kembali Sepakati Butir Laut Hitam

Rusia dan Ukraina penting untuk ketahanan pangan global

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, meminta Rusia untuk kembali ke kesepakatan Butir Laut Hitam. Guterres menyampaikan hal itu dalam pertemuan puncak Sistem Pangan PBB di Roma, Italia, pada Senin (24/7/2023).

Inisiatif Butir Laut Hitam merupakan kesepakatan yang ditengahi PBB dan Turki agar Rusia dan Ukraina dapat mengekspor biji-bijian secara aman dari pelabuhan di Laut Hitam. Kesepakatan itu telah berhasil menekan kenaikan harga pangan global.

Guterres khawatir keputusan Rusia baru-baru ini dapat mengancam banyak orang yang sudah kelaparan. Selain itu, harga gandum dan jagung juga terancam naik. 

1. Harga gandum dan jagung telah mulai naik

PBB Desak Rusia Kembali Sepakati Butir Laut Hitamilustrasi (Unsplash.com/Melissa Askew)

Guterres mengatakan bahwa dia telah mengajukan proposal kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam kembali berjalan. Rusia menolak memperpanjang kesepakatan pekan lalu.

Sejak Rusia keluar dari kesepakatan tersebut, harga biji-bijian global, terutama gandum dan jagung telah merangkak naik.

"Dengan penghentian Inisiatif Butir Laut Hitam, yang paling rentan akan membayar harga tertinggi. Ketika harga pangan naik, semua orang membayarnya," kata Guterres dikutip dari Reuters.

"Ini sangat menghancurkan bagi negara-negara rentan yang berjuang untuk memberi makan rakyatnya," tambahnya.

Baca Juga: Menlu AS: Ukraina Sudah Rebut 50 Persen Wilayah dari Rusia

2. Rusia dan Ukraina penting untuk ketahanan pangan global

Setidaknya ada dua hal yang jadi alasan Moskow enggan memperpanjang kesepakatan tersebut, yaitu permintaan ekspor makanan dan pupuk Rusia yang belum terpenuhi serta biji-bijian Ukraina tidak mencapai negara termiskin.

Dilansir Associated Press, Guterres menilai Rusia dan Ukraina penting untuk ketahanan pangan global. Secara historis, 30 persen gandum global dipasok oleh dua negara itu. Seperlima produk jagung global dan lebih dari setengah produk minyak bunga matahari juga berasal dari Rusia serta Ukraina.

"Bagi saya, saya tetap berkomitmen untuk memfasilitasi akses tanpa hambatan ke pasar global untuk produk makanan dan pupuk dari Ukraina dan Federasi Rusia dan untuk memberikan ketahanan pangan yang layak didapatkan setiap orang," kata Guterres.

3. Rusia tingkatkan serangan ke fasilitas penyimpanan pangan

PBB Desak Rusia Kembali Sepakati Butir Laut Hitamilustrasi (Unsplash.com/Ma Ti)

Guterres menulis proposal untuk Presiden Putin pada 11 Juli lalu. Itu merupakan upaya terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan Butir Laut HItam.

Sekjen PBB telah mengusulkan agar empat kapal bisa pulang pergi ke Ukraina. Sebagai imbalannya, anak perusahaan Bank Pertanian Rusia Rosselkhozbank akan dihubungkan ke sistem pembayaran SWIFT. Tapi, Rusia enggan memperpanjang kesepakatan.

Dilansir RFE/RL, setelah gagalnya perpanjangan kesepakatan tersebut, pasukan Moskow dengan gencar menyerang pelabuhan dan gudang hasil panen Ukraina.

Pada 24 Juli, militer Ukraina mengatakan infrastruktur di sungai telah dihantam pesawat nirawak dan melukai tujuh pekerja. Selain itu, serangan juga menghancurkan hanggar biji-bijian dan penyimpanan kargo lain.

Di pelabuhan Reni-Odesa, tiga gudang biji-bijian Ukraina telah hancur oleh serangan yang melibatkan sekitar 15 pesawat nirawak Rusia.

Baca Juga: Ukraina Serang Depot Amunisi Krimea, Ribuan Penduduk Dievakuasi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya