PBB Peringatkan Konflik Sudan Picu Bencana Kemanusiaan Global

Ratusan ribu anak-anak kekurangan gizi parah

Jakarta, IDN Times - Wakil sekretaris jenderal urusan kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengeluarkan peringatan tentang ancaman meluas dari konflik Sudan. Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (25/8/2023), dia mengatakan konflik itu akan memicu bencana kemanusiaan besar yang menyeluruh.

Konflik di Sudan akibat virus kelaparan, penyakit dan pengungsian mengkhawatirkan keselamatan warga sipil. Di negara bagian Kordofan Selatan, khususnya di Kadugli, stok makanan habis karena pertempuran menghalangi pekerja bantuan mengirim pasokan.

Beberapa tempat lain juga sudah mengalami kekurangan makanan yang membuat banyak orang kelaparan. Ratusan ribu anak-anak kurang gizi, diperkirakan akan meninggal karena konflik yang terus berlanjut dan bantuan yang tidak dapat dikirim.

Baca Juga: 498 Anak di Sudan Tewas Sejak Perang Saudara Meletus

1. Semakin lama pertempuran berlanjut, kian buruk dampaknya

PBB Peringatkan Konflik Sudan Picu Bencana Kemanusiaan Globalilustrasi perang (Pixabay.com/jarmoluk)

Perang saudara Sudan pecah pada April antara tentara pemerintah pimpinan Abdel Fattah al-Burhan melawan pejuang paramiliter Rapid Support Forces (RFS) pimpinan Mohamed Hamdan Dagalo. Perang itu telah membunuh sekitar 4 ribu orang dan menyebabkan lebih dari empat juta penduduk mengungsi.

Dilansir France24, Martin Griffiths mengatakan bahwa konflik akibat virus kelaparan, penyakit dan pengungsian kini mengancam seluruh Sudan.

"Semakin lama pertempuran berlanjut, semakin besar dampak buruknya. Beberapa tempat sudah kehabisan makanan," kata Griffiths.

Angka kematian yang diperkirakan kemungkinan lebih besar. Ini karena, pertempuran di beberapa wilayah telah menghambat pemulihan jenazah yang tergeletak di jalanan.

Baca Juga: PBB: 87 Mayat Etnis Masalit Ditemukan di Kuburan Massal Sudan

2. Ratusan ribu anak-anak berisiko meninggal jika tidak ditangani

Dalam penjelasannya, Griffiths mengatakan konflik yang berkepanjangan menyebabkan hilangnya generasi anak-anak. Ini karena jutaan anak kehilangan pendidikan, mengalami trauma dan menanggung luka fisik serta psikologis.

Dilansir Associated Press, Griffiths juga menyatakan ada ratusan ribu anak-anak Sudan mengalami kekurangan gizi parah dan berisiko meninggal jika tidak segera ditangani. Dia juga mengatakan ada laporan tentang anak-anak yang digunakan untuk berperang dan itu dianggap sangat menyakitkan. Anak-anak itu akan menanggung efek psikologis perang di masa depannya.

Griffiths menggemakan peringatan itu dan mengatakan komunitas internasional perlu merespons dengan urgensi yang pantas untuk krisis yang terjadi di Sudan.

3. Pemimpin militer Sudan kunjungi Mesir dan Saudi untuk bicarakan potensi perdamaian

PBB Peringatkan Konflik Sudan Picu Bencana Kemanusiaan Globalanak-anak Sudan korban perang saudara (Twitter.com/Save the Children InternationalSudan)

Pertempuran di Sudan saat ini tidak hanya terjadi di ibu kota Khartoum dan wilayah Darfur Barat. Namun perang telah menyebar ke Kordofan Selatan dan semakin dekat ke provinsi Jazira yang merupakan lumbung pangan Sudan.

Para pekerja bantuan kesulitan mengirim pasokan karena adanya pertempuran. Selain itu, ada juga laporan kantor-kantor kemanusiaan telah dijarah.

Dilansir Al Jazeera, pemimpin tentara Sudan Abdel Fattah al-Burhan dikabarkan akan menjalani turnya ke Mesir dan Arab Saudi. Dia dikabarkan melakukan perjalanan tersebut untuk membicarakan masalah konflik dan prospek perdamaian serta upaya membangun kembali negara.

Pembicaraan itu disebut penting. Ini karena aliansi militer Sudan adalah Mesir. Saudi sendiri telah memfasilitasi pembicaraan antara RSF dan militer sejak Mei. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan gencatan senjata dan memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Baca Juga: PBB Kecam Serangan Udara di Sudan yang Renggut 22 Jiwa

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya