Pembunuhan Pengusaha Prancis di Meksiko Memicu Protes 

Presiden Meksiko akui kekerasan merusak ibukota 

Mexico City, IDN Times – Seorang pria ditemukan meninggal pada hari Sabtu, 28 November 2020 di sebelah selatan ibukota Meksiko, Mexico City. Tubuh pria tersebut diidentifikasi sebagai seorang berkewarganegaraan Prancis, bernama Baptiste Lormand, berusia 45 tahun.

Baptiste Lormand adalah seorang ekspatriat yang juga berkewarganegaraan Meksiko. Dia adalah seorang pengusaha restoran, dan beberapa restorannya berada di daerah kelas atas lingkungan Polanco di Mexico City. Dia dilaporkan hilang pada hari Jum’at dan baru ditemukan pada hari Sabtu dalam keadaan tangan terikat, tubuh penuh bekas pukulan dan sebuah luka tembak di kepalanya.

Pembunuhan tersebut memicu protes dari komunitas Prancis di Mexico City. Senin, 30 November 2020, mereka mengorganisir protes untuk menuntut keadilan. Para demonstran berbaris di sepanjang jalan raya utama Polanco sebelah barat, di lingkungan kaya menuju restoran Baptiste Lormand dan kemudian menaruh bunga di luar kedutaan Prancis yang berada didekat restoran tersebut.

1. Penduduk lokal dan para pebisnis ikut ambil bagian dalam demonstrasi

Pembunuhan Pengusaha Prancis di Meksiko Memicu Protes Iring-iringan demonstran menuntut keadilan pembunuhan Baptiste Lormand di Meksiko. (twitter.com/Mauricio Tabe)

Dalam demonstrasi yang memprotes untuk menuntut keadilan tersebut, peserta tidak hanya terdiri dari kalangan ekspatriat Prancis tetapi juga komunitas penduduk Eropa, penduduk lokal dan para pebisnis lainnya. Melansir dari kantor berita Reuters, seorang yang bergabung dalam barisan demonstran membawa sebuah plakat yang berisi tulisan dalam bahasa Spanyol yang berarti: “Ketika tidak ada keadilan, pihak berwenang menjadi kaki tangan” (1/12).

Wilayah Polanco adalah lingkungan kalangan elit dan kaya. Banyak diplomat asing, jurnalis dan pebisnis di lungkungan tersebut. Wilayah tersebut cenderung aman jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sebagai respon pembunuhan yang terjadi pada pebisnis di tempat aman, anggota komunitas Eropa juga melakukan demonstrasi di Presidente Masaryk, salah satu jalan paling mewah di Mexico City pada Senin sore.

Pembunuhan terhadap pengusaha Prancis itu menambah daftar panjang pembunuhan yang terjadi di Mexico City. Antara Januari hingga November tahun ini, setidaknya sudah ada 29.182 pembunuhan yang tercatat di kota tersebut. Tahun lalu, pembunuhan di Mexico City tercatat sebanyak 35.588 nyawa hilang akibat pembunuhan. Mexico City menjadi salah satu kota berbahaya di dunia.

2. Pengusaha Prancis dibunuh bersama dengan mitra bisnisnya

Pembunuhan Pengusaha Prancis di Meksiko Memicu Protes Ilustrasi Pembunuhan (IDN Times/ Mardya Shakti)

Pada hari Kamis, 26 November 2020, Baptiste Lormand diketahui bersama dengan Luiz Orozco keluar untuk menjual barang dagangan di bagian selatan Mexico City. Keduanya ditemukan meninggal dengan tangan terikat, tubuh bekas pukulan dan tembakan di sebuah jalan di selatan kota.

Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian setempat, dua pebisnis tersebut dibunuh karena para pelaku berniat untuk mencuri lima botol anggur mahal dari mereka berdua. Lima botol anggur mahal mereka itu, menurut BBC, berharga sekitar 50.000 dolar AS atau sekitar Rp 700 juta.

Rekan bisnis Baptiste Lormand awalnya mengira bahwa temannya tersebut menolak membayar uang perlindungan. Yang lainnya bersepekulasi bahwa pebisnis Prancis tersebut diculik oleh pelaku untuk mencari uang tebusan. Namun kepala polisi Mexico City, Omar Garcia Harfuch mengatakan bahwa penyelidikan mengarah pada “pelaku yang ingin mencuri barang dagangannya”. Ernestia Godoy, Jaksa Agung Mexico City memberikan keterangan bahwa tiga tersangka telah ditangkap dari dari mereka disita “sejumlah besar botol anggur mahal dan senjata” katanya seperti dikutip dari BBC.

Baca Juga: Amerika Hentikan Kasus Narkoba Mantan Menhan Meksiko, Cienfuegos

3. Respon dari para pejabat pemangku kekuasaan

Pembunuhan Pengusaha Prancis di Meksiko Memicu Protes Presiden Meksiko, Lopez Obrador. (twitter.com/Hans Salazar)

Keterangan otoritas berwenang Mexico City diragukan oleh rekan-rekan bisnis Baptiste Lormand. Seorang jurnalis warta lokal, Ricardo Raphael, juga menyangsikan keterangan yang dibeberkan oleh pihak yang berwajib. Menurutnya, keterangan yang disampaikan tidak masuk akal.

Rekan bisnis Baptiste Lormand yang lain memberikan informasi bahwa dia baru-baru ini membeli sanggur senilai 500.000 peso Meksiko atau sekitar Rp 319 juta. Melansir dari laman The Guardian, jurnalis Raphael mempertanyakan “Mengapa Baptiste Lormand mengambil banyak botol anggur kelas atas ke lingkungan kecil dan berbahaya?” tanyanya (30/12). Alasan untuk menjual anggur ke daerah kecil tidak masuk akal menurut jurnalis tersebut.

Walikota Mexio City, Claudia Sheinbaum mengatakan “Kami sangat menyesali pembunuhan ini”. Dia juga mengungkapkan bela sungkawa sebagai wujud solidaritas untuk keluarga korban. Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador juga memberi pernyataan penyesalan atas kejahatan tersebut. Dia mengakui bahwa “insiden kekerasan” telah merusak ibukota.

Presiden Lopez Obrador ketika menjabat pada dua tahun lalu berjanji untuk menekan angka kejahatan. Dia berencana menerapkan strategi pelukan dan bukan peluru. Namun menurut Reuters, pertumpahan darah semakin meningkat yang dipicu oleh kekerasan kelompok geng, beberapa diantaranya kartel narkoba (1/12).

Baca Juga: Terus Bertambah, Kasus COVID-19 di Meksiko Lampaui Satu Juta Jiwa

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya