Perang Ukraina Terkini: Rusia Mulai Lakukan Serangan Balas Dendam

Bantuan jet tempur ke Ukraina bukan hal tabu dibicarakan

Jakarta, IDN Times - Di tengah kebuntuan pertempuran Rusia-Ukraina, Moskow berambisi untuk melakukan serangan besar, menyasar Bakhmut dan Vuhledar di Donetsk.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan, pasukan Moskow mulai meningkatkan serangan dan telah memulai balas dendam besar atas perlawanan Kiev. Rusia baru saja meluncurkan rudal jarak jauh yang menewaskan lima warga sipil di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Zelenskyy juga meminta sekutu Baratnya mengirim jet tempur untuk menghalau serangan Rusia. Tapi, sejauh ini banyak negara Barat yang secara terbuka menolak permintaan itu, meski beberapa negara lain menyebut pengiriman jet tempur kepada Kiev bukan hal yang dianggap tabu.

Berikut ini adalah perkembangan terkini perang Rusia di Ukraina.

1. Rusia dapatkan kemajuan taktir di Vuhledar

Perang Ukraina Terkini: Rusia Mulai Lakukan Serangan Balas Dendamilustrasi senjata Rusia (Twitter.com/ Минобороны России)

Pertempuran paling sengit Rusia-Ukraina terjadi di Donetsk, tepatnya di Vuhledar dan Bakhmut. Pada Senin (30/1/2023), juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, pasukan Moskow bergerak maju dan melakukan operasi yang sukses.

"Di arah selatan Donetsk dan Zaporozhzhia, unit dari kelompok pertempuran Timur melanjutkan operasi ofensif yang sukses, merebut lokasi yang lebih menguntungkan dan menimbulkan kerusakan dengan senjata pada unit brigade tank ke-1 tentara Ukraina di dekat Vuhledar di Donetsk, dan juga pertahanan teritorial ke-102 brigade dekat komunitas Uspenovka di Wilayah Zaporozhzhia," katanya, dikutip Tass

Rusia mengklaim, Ukraina kehilangan 25 tentara, dua kendaraan tempur lapis baja, tiga howitzer, juga sistem artileri self-propelled Gvozdika.

Dalam beberapa hari terakhir, kemajuan tentara Rusia berhasil menetralkan lebih dari 70 tentara Ukraina di Donetsk. Konashenkov juga mengklaim tentaranya berhasil menghancurkan tank dan radar canggih buatan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Korut Bantah Memasok Senjata ke Wagner Group Rusia

2. Rusia tawarkan Rp1 miliar bagi pasukannya yang menghancurkan tank Barat

Perang Ukraina Terkini: Rusia Mulai Lakukan Serangan Balas Dendamilustrasi tank Leopard (Twitter.com/Bundeswehr im Einsatz)

Sekutu Barat telah sepakat untuk membantu Ukraina dengan mengirim tank kelas berat. Ini khususnya tank Leopard 2 buatan Jerman. AS juga menjanjikan 31 unit tank kelas berat M1 Abrams.

Sebuah perusahaan Rusia yang berbasis di Yekaterinburg, Fores, dilansir The Moscow Times, disebut menawarkan hadiah uang tunai hingga 5 juta rubel atau sekitar Rp1 miliar untuk menghancurkan atau menyita tank buatan Barat yang digunakan oleh Ukraina.

Uang itu akan diberikan untuk tank pertama yang berhasil dihancurkan atau disita. Untuk tank buatan Barat selanjutnya, pasukan Rusia yang berhasil menghancurkan atau menyita, akan dibayar 500 ribu rubel atau Rp107 juta setiap tank.

"Keputusan untuk mentransfer tank Barat ke Kiev menunjukkan bahwa NATO tidak lagi hanya memasok Ukraina dengan senjata pertahanan, dan berarti kita perlu mengkonsolidasikan dan mendukung tentara kita," kata Fores dalam sebuah pernyataan.

3. Rusia memulai serangan balas dendam yang besar

Perang Ukraina Terkini: Rusia Mulai Lakukan Serangan Balas Dendamilustrasi tank Rusia hancur di Ukraina (Twitter.com/ArmyInform)

Menurut Zelenskyy, pasukannya telah memukul mundur militer Rusia di Blahodatne dan Vuhledar. Namun, kabar itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

Rusia terus melakukan serangan tanpa henti di Ukraina timur, menimbulkan banyak korban termasuk pasukan mereka sendiri. Zelenskyy menyebut serangan Moskow itu sebagai tindakan balas dendam atas keberhasilan yang diraih pasukan Kiev.

"Saya pikir Rusia benar-benar ingin balas dendam yang besar. Saya pikir mereka (sudah) memulainya. Setiap hari mereka membawa lebih banyak pasukan reguler mereka, atau kami melihat peningkatan jumlah Wagnerites (pasukan Wagner)," kata Zelenskyy dikutip Al Jazeera.

4. Mempertimbangkan membantu Ukraina dengan jet tempur

Perang Ukraina Terkini: Rusia Mulai Lakukan Serangan Balas Dendamilustrasi (Pixabay.com/wietzenu)

Negara-negara Barat telah memberi lampu hijau untuk mengirim bantuan tank kelas berat ke Ukraina. Kini, Kiev mendesak untuk mendapatkan bantuan yang lebih, yakni rudal jarak jauh dan jet tempur.

Hingga saat ini, AS menolak untuk memasok rudal darat-ke-darat jarak jauh yang disebut ATACMS, kutip Le Monde. Itu merupakan garis merah karena dikhawatirkan Ukraina menggunakan senjata itu untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia.

Dalam hal jet tempur, beberapa pejabat senior AS tampak siap untuk membahas permintaan itu dengan sangat hati-hati. Salah satu yang mengatakan hal tersebut adalah Wakil Penasihat Keamanan Gedung Putih, Jon Finer.

Lockheed Martin, sebuah perusahaan senjata AS, disebut akan dapat meningkatkan produksi jet tempur F-16. Itu dilakukan agar AS dapat mengisi ulang stok dengan baik, jika negara pihak ketiga yang memiliki jet tempur tersebut menyumbangkannya kepada Ukraina, kata Frank St John, pejabat di perusahaan itu.

Baca Juga: Warga Transcharpatia: Rusia Adu Domba Ukraina dan Hungaria

5. Bantuan senjata Barat disebut penting, tapi telah membentuk pola konflik di Ukraina

Perang Ukraina Terkini: Rusia Mulai Lakukan Serangan Balas Dendamilustrasi (Twitter.com/Defense of Ukraine)

Tidak semua negara Barat sepakat untuk membicarakan masalah bantuan jet tempur kepada Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz disebut menyayangkan adanya pembicaraan mengenai hal tersebut.

Di sisi lain, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengisyaratkan prospek bantuan lebih banyak kepada Ukraina, tapi sedang konsultasi dengan mitra anggota NATO lainnya. Meski begitu, dia tidak menyinggung masalah jet tempur.

Dilansir Associated Press, analis militer menjelaskan bahwa lebih banyak bantuan sangat penting jika pasukan Kiev ingin dapat memblokir serangan musim semi Rusia. Bantuan itu bisa diharapkan untuk memukul mundur Moskow.

Institute for the Study of War, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di AS, menilai pengiriman bantuan senjata negara-negara Barat telah dengan kuat turut membentuk pola konflik yang terjadi di Ukraina.

Baca Juga: Liburan di Tengah Perang, Pejabat Ukraina Dipecat dari Partai

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya