Perkuat Pertahanan, Australia Beli Rudal Buatan AS Senilai Rp10 T

Australia juga beli roket anti-kapal dari Norwegia

Jakarta, IDN Times - Australia akan meningkatkan sistem pertahanan dengan membeli rudal pertahanan buatan Amerika Serikat (AS). Salah satu rudal tersebut adalah High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS), yang kini juga digunakan Ukraina untuk melawan Rusia.

Rencana pembelian itu telah dilakukan sejak tahun lalu. Saat itu, Menteri Pertahanan Australia, Petter Dutton, mengatakan bahwa perang Ukraina telah menimbulkan bayangan ancaman dari China. Oleh karena itu, Canberra bertekad untuk meningkatkan sistem pertahanannya.

1. Pendekatan proaktif untuk menjaga Australia tetap aman

Perkuat Pertahanan, Australia Beli Rudal Buatan AS Senilai Rp10 TMenteri Pertahanan Australia Richard Marles (Twitter.com/Ricard Marles)

Australia akan membeli dua sistem rudal dan roket canggih, yakni Naval Strike Missile (NSM) dan HIMARS. Alasannya adalah pencegahan ancaman regional khususnya dari China.

"Pemerintah (Perdana Menteri) Albanese mengambil pendekatan proaktif untuk menjaga Australia tetap aman. Naval Strike Missile serta peluncur HIMARS akan memberikan kekuatan pertahanan kami untuk mencegah konflik dan melindungi kepentingan kami," kata Menteri Pertahanan, Richard Marles, pada Kamis (5/1/2023) dikutip dari VOA News.

Pat Conroy, Menteri Indusri Pertahanan Australia, menjelaskan bahwa tingkat teknologi yang terlibat dalam akuisisi senjata itu akan membawa pasukan Australia ke perangkat keras militer modern yang canggih.

HIMARS disebut memiliki jangkauan 300 kilometer. Tapi Conroy menjelaskan, negaranya menjadi bagian program pengembangan rudal untuk target jangkauan yang lebih jauh, yakni 499 kilometer.

"Jadi, ini akan memberi tentara Australia kemampuan menyerang yang belum pernah mereka miliki sebelumnya," kata Conroy.

Baca Juga: Memiliki Ukuran Raksana, Inilah 10 Potret Keindahan Uluru-Australia

2. Penjualan senjata untuk mendukung kebijakan luar negeri AS

Belum ada rincian seputar jumlah NSM atau HIMARS yang akan dibeli oleh Australia. Salah satu alasannya adalah keamanan dan operasional.

Namun tahun lalu, Departemen Luar Negeri AS menyetujui potensi penjualan senjata kepada Asutralia. Dilansir Associated Press, Canberra disebut telah meminta 20 HIMARS buatan Lockheed Martin dan peralatan terkait.

"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat. Australia adalah salah satu sekutu terpenting kami di Pasifik Barat. Lokasi strategis kekuatan politik dan ekonomi ini memberikan kontribusi signifikan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas ekonomi di kawasan," jelas Departemen Luar Negeri.

Untuk rudal NSM, Australia telah menandatangani kontrak dengan perusahaan pertahanan di Norwegia. Senjata itu akan ditempatkan di kapal perusak dan fregat, untuk menggantikan rudal anti-kapal Harpoon yang sudah menua.

3. Nilai belanja senjata Australia capai Rp10,6 triliun

Perkuat Pertahanan, Australia Beli Rudal Buatan AS Senilai Rp10 Tilustrasi peluncuran roket (youtube.com/US Military Power)

Rudal peluncur HIMARS disebut memiliki peran penting bagi Ukraina yang melawan invasi Rusia. Hanya dalam sepekan terakhir, serangan HIMARS pasukan Kiev telah menjadi berita utama karena mampu menetralkan puluhan tentara Rusia dalam sekali hantaman.

Pada Kamis, Richard Marles menegaskan bahwa negaranya telah membuat dua kesepakatan pembelian HIMARS dan NSM. Dilansir CNN, nilai kesepakatan itu mencapai 1 miliar dolar Australia atau Rp10,6 triliun.

Australia akan mendapatkan NSM untuk dipasang di kapalnya kemungkinan pada 2024. Sedangkan untuk HIMARS, kemungkinan besar akan mulai dikirim antara 2026 atau 2027.

Baca Juga: Xi Jinping ke Albanesse: Saya Menantikan Hubungan Baik China-Australia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya