Pertama di Dunia, China Akan Ambil Sampel dari Sisi Jauh Bulan

China turut membawa Pakistan ke Bulan untuk pertama kali

Jakarta, IDN Times - China sukses meluncurkan pesawat ruang angkasa tak berawak untuk mengambil batu dan tanah dari sisi jauh Bulan. Roket Long March-5 diluncurkan dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di pulau selatan Hainan dengan wahana Chang'e-6 pada Jumat (3/5/2024).

Ini adalah misi pertama di dunia yang berupaya melakukan hal tersebut. Peluncuran ini menandai tonggak sejarah lain dalam program eksplorasi Bulan yang dilakukan badan antariksa China (CNSA).

China telah mendarat di Bulan pada 2018 dengan wahana tanpa awak Chang'e-4. Mereka mendarat di sisi jauh Bulan. Pada 2020, Chang'e-5 mengambil sampel yang berusia 2 miliar tahun di Bulan dan Chang'e-6 saat ini, akan mengambil sampel dari sisi Bulan yang tersembunyi, yang usianya diperkirakan 4 miliar tahun.

Baca Juga: Keren! 2 Astronaut Saudi Meluncur ke Luar Angkasa

1. Bukti penting untuk memahami lingkungan dan komposisi material

Chang'e-6 akan melakukan pendaratan lunak di sisi jauh Bulan. Dalam waktu 48 jam setelah mendarat, lengan robot akan mengambil batu dan tanah, dan sebuah bor akan mengebor ke dalam tanah.

Dilansir Xinhua, pekerjaan deteksi ilmiah akan dilakukan secara bersamaan dengan proses tersebut.

Sampel kemudian disegel dalam wadah yang kemudian diterbangkan oleh wahana yang berlabuh dengan pengorbit di orbit bulan. Tahapan selanjutnya adalah, sampel itu akan dibawa kembali ke Bumi, mendarat di Daerah Otonomi Mongolia Dalam.

Seluruh misi tersebut, diperkirakan akan berlangsung sekitar 53 hari.

"Jika misi Chang'e-6 dapat mencapai tujuannya, maka hal ini akan memberikan para ilmuwan bukti langsung pertama untuk memahami lingkungan dan komposisi material di sisi jauh Bulan, yang merupakan hal yang sangat penting," kata Wu Weiren, ilmuwan dari Akademi Teknik China dan kepala perancang program eksplorasi Bulan.

2. Kekaguman ilmuwan Eropa

Peluncuran Chang'e-6 dihadiri para ilmuwan, diplomat dan pejabat badan antariksa dari berbagai negara, termasuk Prancis, Italia, Pakistan dan Badan Antariksa Eropa (ESA). Mereka juga memiliki muatan di wahana tersebut.

"Masih menjadi misteri bagi kami bagaimana China mampu mengembangkan program ambisius dan sukses dalam waktu singkat," kata Pierre-Yves Meslin, peneliti Perancis, dikutip Reuters.

"Sisi jauh bulan memiliki mistik karena mungkin kita benar-benar tidak dapat melihatnya, kita belum pernah melihatnya selain dengan robot penjelajah atau sangat sedikitnya jumlah manusia yang pernah berada di sisi lain,” kata Neil Melville-Kenney, petugas teknis di ESA.

Baca Juga: NASA Uji Coba Roket SLS, Misi ke Bulan Segera Diluncurkan

3. China turut membawa Pakistan ke luar angkasa

Pakistan yang memiliki muatan satelit di peluncuran Chang'e-6, menyebutnya sebagai tonggak sejarah. Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan, satelit itu akan membantu negaranya membangun kapasitas komunikasi dan membuka jalan baru bagi penelitian ilmiah serta pembangunan ekonomi dan keamanan.

"(Persahabatan Pakistan-Chinta) telah melampaui batas untuk mencapai luar angkasa," kata Sharif, dikutip VOA News.

Satelit Pakistan bernama iCUBE-Qamar (iCUBE-Q). Satelit akan ditempatkan di orbit Bulan dan mengelilinginya selama enam bulan, serta akan memotret permukaan untuk tujuan penelitian.

Para ilmuwan Pakistan menjelaskan, iCUBE-Q dirancang untuk mendapatkan data medan magnet Bulan, membuat model medan magnet Bulan dan meletakkan dasar bagi kerja sama internasional selanjutnya di Bulan. Itu merupakan misi pertama Islamabad ke Bulan.

Baca Juga: 5 Negara Ini Sukses ke Bulan dengan 'Moonlander', Pesawat Tanpa Awak

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya