PM Kishida Bertemu Presiden Xi, Jepang-China Janji Merapat

Jepang desak China cabut larangan impor makanan laut

Jakarta, IDN Times - Di sela-sela acara KTT APEC di San Fransisco, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dan Presiden China Xi Jinping bertemu pada Kamis (16/11/2023). Mereka berdua menegaskan kembali hubungan yang strategis dan menguntungkan antara dua negara.

Presiden Xi menekankan agar perbedaan antara dua negara ditangani dengan baik. Selain itu dia juga menginginkan bahwa secara bilateral, dua negara mematuhi prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam dokumen kerja sama politik Beijing-Tokyo.

Di sisi sebaliknya, PM Kishida sepakat bekerja sama menyelesaikan masalah dan berdialog dengan sikap konstruktif.

Baca Juga: Ekspor Produk Seafood Jepang ke China Anjlok 90 Persen

1. Fokus untuk kepentingan bersama

PM Kishida Bertemu Presiden Xi, Jepang-China Janji MerapatPertemuan antara delegasi Jepang dan China di San Fransisco. (Twitter.com/Hua Chunying 华春莹)

Pertemuan Presiden Xi dengan PM Kishida di San Fransico menandai dialog tingkat tinggi pertama antara dua pemimpin tersebut sejak pertemuan terakhir di Bangkok, pada November 2022.

Dilansir Reuters, keduanya membicarakan masalah-masalah yang sulit, seperti masalah perdagangan bilateral, klaim teritorial, juga ketegangan di Selat Taiwan. Ditemani para delegasi masing-masing, kedua pemimpin itu duduk di meja panjang yang saling berhadap-hadapan.

Pembicaraan itu dilakukan selama sekitar satu jam. Saat duduk berhadapan dengan Kishida, Xi mengatakan kedua negara harus fokus pada kepentingan bersama. Dia mengatakan pentingnya meningkatkan kembali hubungan strategis yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Jepang Ngadu ke WTO soal China Larang Impor Produk Seafood

2. Kishida desak China cabut larangan impor makanan laut

Hubungan China-Jepang sedikit memanas sejak Tokyo melakukan pembuangan air limbah radiokatif Fukushima. Beijing melakukan larangan impor makanan laut dari Jepang terkait isu keamanan dan kesehatan.

Dilansir Asahi, usai pertemuan tersebut, Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa Jepang dan China sepakat bekerja sama menyelesaikan masalah dengan baik.

"Saya meminta tanggapan yang tenang berdasarkan bukti ilmiah dan segera mencabut larangan impor China terhadap produk makanan Jepang," kata Kishida.

Selain itu, Kishida juga meminta Xi untuk membebaskan warga negara Jepang yang ditahan Beijing. Dia adalah seorang pengusaha yang ditangkap karena dugaan melakukan aktivitas spionase.

3. Tanggung jawab terhadap perdamaian dan kemakmuran global

https://www.youtube.com/embed/qDEjQ-bcIS0

Meski ada perbedaan pandangan mengenai produk makanan laut Jepang, Beijing dan Tokyo telah sepakat para ahli dari kedua negara akan melakukan diskusi dari sudut pandang ilmiah.

Menurut Kyodo, China tampaknya tidak memberi kelonggaran atas isu seperti penahanan warga Jepang dan meningkatnya provokasi militer di Selat Taiwan. Seorang pejabat senior Jepang mengatakan, meski pembicaraan dilakukan secara santai, tapi banyak topik yang belum terselesaikan.

Kishida mengakui bahwa komunitas internasional saat ini berada pada kerja sama yang terjalin dengan cara yang rumit.

"Dalam kondisi tersebut, Jepang dan China, sebagai negara tetangga yang memiliki sejarah panjang dan masa depan abadi, serta sebagai kekuatan global yang besar, mempunyai tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap perdamaian dan kemakmuran global," katanya.

Baca Juga: China Resmi Tangkap Warga Jepang karena Tuduhan Spionase

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya