Protes ke Pemerintah, Pesepak Bola Tunisia Tewas Bakar Diri

Sempat dibawa ke rumah sakit

Jakarta, IDN Times - Namanya Nizar Issaoui. Dia merupakan salah satu pesepak bola profesional Tunisia. Awal pekan ini, Issaoui melakukan protes terhadap pemerintah dengan cara bakar diri. Pada Jumat (15/4/2023), saudara lelaki pesepak bola tersebut mengatakan Issaoui meninggal dunia.

Issaoui sempat dilarikan ke rumah sakit spesialis luka bakar di ibu kota Tunis, tapi tim dokter tidak dapat menyelamatkan nyawanya. Issaoui disebut terinspirasi dengan Mohamed Bouazizi yang membakar diri sampai mati pada 2010. Kematian Bouazizi akhirnya memicu revolusi Tunisia hingga menjadi Musim Semi Arab yang menular ke negara lain.

Baca Juga: 5 Fakta Tunisia Rujuk dengan Suriah setelah Putus Satu Dekade Lebih

1. Sempat dibawa ke rumah sakit

Protes ke Pemerintah, Pesepak Bola Tunisia Tewas Bakar Diriilustrasi (Unsplash.com/Marcelo Leal)

Tunisia saat ini masih dalam gejolak yang tidak menentu. Presiden Kais Saied yang berkuasa, telah dituduh melakukan kudeta dan menangkapi tokoh-tokoh oposisi.

Masyarakat pro-demokrasi kerap melakukan protes menentang tindakan otoriter Presiden Saied. Salah satu protes dilakukan Nizar Issaoui yang melakukan aksinya dengan cara bakar diri.

Dilansir Africa News, Issaoui melancarkan aksinya di desa Haffouz di Kairouan, wilayah tengah negara tersebut pada awal pekan ini. Saudaranya yang bernama Ryad mengatakan Issaoui meninggal dunia pada Kamis.

"Dia meninggal kemarin (Kamis) dan akan dimakamkan hari ini," kata Ryad pada Jumat.

Sejauh ini tidak ada komentar dari pihak yang berwenang. Ratusan pelayat berkumpul di luar rumah Issaoui menunggu pemakaman sambil berteriak akan mengobarkan diri untuk pesepak bola tersebut.

Baca Juga: 10 Negara Terkaya di Afrika, Termasuk Tunisia?

2. Dituduh teroris karena masalah pisang

Protes ke Pemerintah, Pesepak Bola Tunisia Tewas Bakar Diriilustrasi (Unsplash.com/Diego Catto)

Dilansir VOA News, media Tunisia menjelaskan, Issaoui memutuskan melakukan protes ekstrem terhadap polisi karena dituduh melakukan terorisme. Issaoui mengeluh tidak dapat beli pisang dengan harga kurang dari 3,3 dolar atau Rp48 ribu untuk satu kilogram.

Itu merupakan dua kali lipat harga dari yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam sebuah swavideo di media sosial, Issaoui mengatakan telah berselisih dengan penjual pisang dan dia dituduh melakukan terorisme di kantor polisi.

"Terorisme karena pengaduan tentang pisang," katanya dalam video tersebut.

Tunisia di bawah kepemimpinan Kais Saied saat ini semakin represif. Polisi bertindak keras untuk mengekang para oposisi dan gerakan pro-demokrasi. Rakyat juga semakin tersiksa karena masalah ekonomi yang kian memburuk.

Baca Juga: Usir Ketua Buruh Eropa, Tunisia Disebut Cari Ribut dengan Pekerja 

3. Kematian Issaoui memicu protes jalanan

Nizar Issaoui disebut menderita luka bakar tingkat tiga akibat aksinya itu. Protes yang ia lakukan, disebut terinspirasi dari Mohamed Bouazizi, pedagang kaki lima yang membakar dirinya hingga mati pada 17 Desember 2010.

Aksi Bouazizi itu memicu pemberontakan pro-demokrasi Musim Semi Arab, yang dimulai di Tunisia dan kemudian menular ke negara Arab-Timur Tengah lainnya dengan tujuan menggulingkan rezim otoriter.

Kabar meninggalnya Issaoui, dilansir The Guardian, telah memicu protes di jalan-jalan Haffouz pada Kamis. Para demonstran melempari polisi dengan batu dan dibalas dengan gas air mata. Bentrokan juga pecah antara petugas dan demonstran selama proses pemakaman pesepak bola itu.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya