Protes Pembatasan COVID-19, Demonstran Bentrok dengan Polisi di Ceko

Puluhan orang terluka akibat bentrok tersebut 

Praha, IDN Times – Gelombang kedua virus corona yang menyerang hampir seluruh benua Eropa diwarnai oleh demonstrasi di beberapa negara. Salah satu negara yang penduduknya protes atas kebijakan pembatasan adalah Republik Ceko.

Meski Republik Ceko tercatat sebagai negara terburuk infeksi per kapita di Eropa, akan tetapi penduduk setempat tidak sepakat jika dilakukan pembatasan, khsusnya di ibukota Praha. Mereka yang tidak sepakat dengan kebijakan pembatasan pemerintah, melakukan unjuk rasa pada hari Minggu, 17 Oktober 2020.

Unjuk rasa dilakukan oleh massa demontrasi di Lapangan Kota Tua di Praha. Pemerintah setempat tidak melarang aksi demonstrasi, akan tetapi jumlahnya hanya 500 orang dan dibagi menjadi 20 kelompok terpisah.

1. Demonstrasi dimotori oleh para penggemar olahraga

Protes Pembatasan COVID-19, Demonstran Bentrok dengan Polisi di CekoSuporter sepakbola dan hoki es motori demonstrasi anti kebijakan pembatasan COVID-19 di Republik Ceko. (twitter.com/Petr Svoboda)

Sebagian besar yang memotori unjuk rasa di ibukota Praha, Ceko, adalah para penggemar olahraga. Mereka melakukan protes penentangan kebijakan yang tidak mengizinkan pertandingan olahraga. Selain itu, mereka juga menentang kebijakan pemerintah dalam penutupan restoran dan bar.

Melansir dari laman Czech Radio, protes tersebut dimotori oleh suporter klub sepak bola Banik Ostrava (17/10). Selain itu, para penggemar olah raga Hoki Es juga ikut serta dalam demonstrasi. Mereka mengklaim bahwa keputusan pemerintah tidak masuk akal dan pembatasan yang dilakukan hanyalah kegagalan pemerintah dalam melakukan persiapan “menyambut” virus corona gelombang kedua.

Para demonstran bersepakat untuk mengenakan pakaia serba hitam ketika melakukan demonstrasi menentang kebijakan pemerintah Republik Ceko. Meski demonstrasi diizinkan akan tetapi himbauan untuk memakai masker juga dilakukan. Namun himbauan itu tak diperhatikan oleh demonstran karena banyak diantaranya tidak terlihat memakai masker.

2. Demonstran bentrok dengan polisi, puluhan orang terluka

Protes Pembatasan COVID-19, Demonstran Bentrok dengan Polisi di CekoPuluhan orang terluka karena bentrokan yang terjadi pada aksi demonstrasi anti COVID-19 di Praha. (twitter.com/ULTRAS)

Lonjakan secara drastis infeksi virus corona terhadap penduduk Republik Ceko terjadi pada saat gelombang kedua yang menghantam negara tersebut. Untuk melakukan pencegahan penyebaran infeksi virus corona, pemerintah setempat memutuskan untuk bertindak melakukan pembatasan.

Melansir dari laman berita Associated Press, pembatasan tersebut berupa larangan kompetisi olahraga, bar dan restoran tutup, pertemuan publik lebih dari enam orang dilarang, unjuk rasa diizinkan akan tetapi hanya 500 orang dan dibagi menjadi 20 kelompok. (17/10).

Dalam demonstrasi yang dilakukan di Lapangan Kota Tua di Praha, banyak demonstran tidak mengenakan masker. Selain itu, jumlah mereka juga melebihi aturan yang sudah dibuat. Bentrokan terjadi antara para demonstran dan polisi. Sedikitnya, 20 orang terluka dalam kejadian tersebut.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Negaranya Terus Naik, Menkes Ceko Pilih Mundur 

3. Pukulan berat bagi Republik Ceko

Protes Pembatasan COVID-19, Demonstran Bentrok dengan Polisi di Cekoidn media

Demonstrasi yang terjadi pada hari Minggu berlangsung sengit. Para pengunjuk rasa yang ikut menentang kebijakan otoritas setempat, melemparkan botol air, melemparkan suar, botol bir, batu dan berbagai benda lain ke arah polisi anti huru-hara. Meski telah diperintahkan untuk bubar, akan tetapi banyak demonstran yang tetap bertahan di lokasi tersebut. 

Republik Ceko menjadi salah satu negara di Eropa yang terpukul secara keras pada gelombang kedua virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, tersebut. Melansir data yang berhasil dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa atau ECDC, Republik Ceko terdapat 168. 827 orang yang terinfeksi virus corona, per 18 Oktober 2020.

Melansir dari kantor berita Reuters, Karel Havlicek, Wakil PM Republik Ceko menjelaskan bahwa Republik Ceko masih menunggu selama dua minggu lagi untuk memutuskan apakah akan melakukan penguncian secara nasional atau tidak (18/10). Dalam penantian keputusan itulah, beberapa aturan pengetatan dan pembatasan dilakukan oleh pemerintah setempat. Sekolah-sekolah juga sudah dialihkan ke jalur pendidikan jarak jauh.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Negaranya Terus Naik, Menkes Ceko Pilih Mundur 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya