Putin Klaim Rusia Sukses Uji Rudal Jelajah Bertenaga Nuklir

Rudal Burevestnik diklaim tak bisa dicegat

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Kamis (5/10/2023), mengklaim bahwa negaranya telah berhasil melakukan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir. Putin juga mengingatkan parlemen negaranya untuk mencabut ratifikasi perjanjian yang melarang uji coba nuklir.

Putin memberikan pidato di forum pakar kebijakan luar negeri Valdai di Sochi. Dia mengatakan, Rusia secara efektif telah menyelesaikan pengembangan rudal jelajah Burevestnik dan rudal balistik antarbenua Sarmat. Keduanya akan segera diproduksi.

1. Rudal baru Rusia diberi nama Skyfall oleh NATO

Putin Klaim Rusia Sukses Uji Rudal Jelajah Bertenaga Nuklirilustrasi rudal Rusia (youtube.com/Military TV)

Di tengah perang Rusia-Ukraina, Putin mengklaim sukses menguji rudal Burevestnik dan.

"Kami berhasil melakukan uji coba terakhir rudal jelajah global bertenaga nuklir Burevestnik," kata Putin dikutip dari VOA News. 

Burevestnik pertama kali disebut oleh Putin pada 2018. Rudal itu diberi nama Skyfall oleh NATO. Banyak pakar Barat skeptis terhadap kemampuannya.

Ketika Perang Dingin terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet, keduanya mengerjakan roket bertenaga nuklir. Tapi, akhirnya mereka menunda proyek tersebut karena dianggap terlalu berbahaya.

Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Kafe di Desa Ukraina, 51 Orang Tewas

2. Rudal dengan lintasan tak terbatas dan tidak dapat dicegat

Pengembangan Burevestnik diumumkan sebagai bagian dari pengembangan rudal antarbenua dan hipersonik generasi baru. Program itu bersamaan dengan pengumuman program Kinzhal dan kendaraan luncur hipersonik Avangard.

"Ini adalah rudal siluman yang terbang rendah dan membawa hulu ledak nuklir, dengan jangkauan yang hampir tidak terbatas, lintasan yang tidak dapat diprediksi, dan kemampuan untuk melewati batas intersepsi," kata Putin ketika membuat pengumuman pengembangan Burevestnik, dikutip dari CNN.

Namun, beberapa analis Barat melihat program itu memiliki masalah karena sejumlah kegagalan dalam pengujian. Rudal Burevestnik dilaporkan meledak pada Agustus 2019 di Laut Putih, menewaskan lima insinyur dan dua prajurit, serta mengakibatkan lonjakan singkat radioaktif yang memicu ketakutan.

3. Putin tuduh Barat berupaya menciptakan tirai besi baru

Putin Klaim Rusia Sukses Uji Rudal Jelajah Bertenaga Nuklirilustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Nuclear Threat Initiative (NTI) pada 2019 mengatakan, ada konsensus di media, sesuai intelijen AS, bahwa Burevestnik telah diuji 13 kali dengan dua keberhasilan parsial. Pakar militer Rusia Alexei Leonkov menggambarkan rudal itu sebagai senjata pembalasan.

Rudal diyakini mampu membawa hulu ledak nuklir atau hulu ledak konvensional. Rudal juga berpotensi bertahan lebih lama dibanding rudal lain, dan menempuh jarak yang lebih jauh.

Dilansir Al Jazeera, Putin juga berbicara mengenai kemungkinan Moskow menarik diri dari perjanjian larangan uji coba nuklir. Ia mengatakan, parlemen kemungkinan bisa mencabut ratifikasi yang dulu telah ditandangani. Rusia meratifikasi perjanjian tersebut pada tahun 2000.

Dia juga menuduh Barat sedang berupaya menciptakan tirai besi baru, bahwa perang di Ukraina telah dimulai oleh Barat sejak 10 tahun dengan Kiev sebagai proksi. 

"Operasi militer khusus diluncurkan untuk menghentikannya," kata Putin.

Rusia menggunakan istilah "operasi militer khusus" dalam invasinya ke Ukraina yang dimulai pada Februari 2022. Perang belum selesai sampai saat ini, dan telah menewaskan ribuan warga sipil dan militer.

Baca Juga: Inggris Sebut Rusia Berencana Pasang Ranjau di Laut Hitam

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya