Rusia Disebut Minta Bantuan Uang-Senjata ke China, Ini Ancaman AS

AS ancam Beijing akan dapat konsekuensi jika bantu Moskow

Jakarta, IDN Times - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS), pada Minggu (13/3/22), mengatakan bahwa Rusia mencoba mencari bantuan militer dari China. Rincian tentang apa saja senjata itu dan berapa uang yang akan dikeluarkan oleh Rusia tidak dijelaskan.

Dua minggu lebih Rusia menginvasi Ukraina, tentara Moskow telah mengalami banyak kesulitan karena perlawanan sengit pasukan Kiev. Para pengamat menilai, jika memang benar Rusia mencari perlatan militer dari China, ada dugaan Moskow khawatir saat hendak memperluas skala serangan. 

Selain meminta bantuan peralatan militer, Rusia juga dikabarkan mencari bantuan pendanaan setelah dihajar sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Rusia berusaha mencairkan cadangan devisa emas dan valuta asing dalam mata uang yuan China.

1. Moskow cari bantuan militer ke Beijing

Rusia Disebut Minta Bantuan Uang-Senjata ke China, Ini Ancaman ASilustrasi tank Rusia (Twitter.com/ Минобороны России)

Dari sangat sedikit negara yang mendukung Rusia atau tidak mengkritik tindakan invasi Rusia, salah satunya adalah China, raksasa ekonomi yang berhubungan baik dengan Moskow. 

Beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat menjalin persahabatan tanpa batas. Kini, Rusia dihajar berbagai sanksi ekonomi yang mulai dirasakan secara langsung oleh warganya.

Pada Minggu, pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim memberitahukan, Moskow telah mencoba mencari bantuan militer dari China. Dikutip Politico, pejabat itu tidak mau memberikan informasi secara spesifik permintaan Rusia atau bagaimana AS bisa mengetahui hal itu. Gedung Putih sejauh ini tidak mau mengomentari hal tersebut.

Ribuan rudal antitank dan antipesawat milik Ukraina yang dipasok oleh negara-negara Barat, telah membantu tentara Kiev menghancurkan pesawat tempur, helikopter, dan kendaraan lapis baja Rusia. Upaya Rusia menembus kota-kota Ukraina telah menghadapi perlawanan sengit yang membuat Moskow mendapatkan banyak kerugian perangkat kerasnya.

Baca Juga: Rusia Gempur Ukraina Barat: Cara Putin Hentikan Pasokan Senjata Asing

2. Rusia mencari akses dana ke China

Posisi China saat ini berada di tempat yang sulit ketika Rusia menginvasi Ukraina. AS dan Uni Eropa (UE) adalah dua mitra dagang terbesar China, dan jika China membantu Rusia, maka akses ke pasar tersebut akan bisa dibatasi.

Selain disebut meminta bantuan militer dari China, Rusia juga sedang berupaya mencari bantuan ekonomi untuk menyelesaikan masalah yang telah ditimbulkan dari sanksi ekonomi Barat.

Dilansir Al Jazeera, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, mengatakan sanksi Barat menyebabkan Moskow kehilangan akses ke 300 miliar dolar (Rp4,29 kuadriliun) dari 640 miliar (Rp9,16 kuadriliun) dalam emas dan cadangan devisa.

Menurut Siluanov, Barat telah memberikan tekanan pada China untuk membatasi Rusia mengakses dana tersebut.

"Saya pikir kemitraan kami dengan China akan tetap memungkinkan kami mempertahankan kerja sama yang telah kami capai, dan tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkannya di lingkungan di mana pasar Barat ditutup," kata Menkeu Rusia.

3. AS mengancam China jika membantu Rusia

Rusia Disebut Minta Bantuan Uang-Senjata ke China, Ini Ancaman ASJuru bicara Kementrian Luar Negeri China, Zhao Lijian. (Twitter.com/Lijian Zhao)

Dilansir Reuters, Penasihat Keamanan AS, Jake Sullivan, akan bertemu dengan Yang Jiechi, seorang diplomat top China. Pertemuan tingkat tinggi itu kemungkinan akan dilakukan di Roma, Italia, pada sesi tertutup.

Pekan lalu, Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, telah menjelaskan perusahaan China yang menentang pembatasan AS pada ekspor ke Rusia dapat terputus dari pasokan peralatan dan perangkat lunak Amerika, yang mereka gunakan untuk membuat produknya.

Jake Sullivan, dalam sebuah wawancara, mengatakan AS tidak akan membiarkan ada jalur akses Rusia ke China. Gedung Putih juga telah berkomunikasi dengan Beijing secara pribadi untuk membicarakan masalah invasi Rusia ke Ukraina.

Zhao Lijian mengatakan, pertemuan pejabat AS dan China di Roma akan membicarakan "implementrasi konsensus penting yang dicapai oleh para kepala negara China dan AS dalam pertemuan puncak virtual mereka pada November tahun lalu."

Baca Juga: Ukraina Tunjuk Turki dan Israel sebagai Juru Damai dengan Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya