Rusuh Penjara di Sri Lanka: Dua Petugas Terluka dan Enam Napi Tewas

Kerusuhan dipicu infeksi virus corona 

Kolombo, IDN Times – Kerusuhan di dalam penjara meledak di pinggiran ibukota Kolombo, Sri Lanka. Kerusuhan itu terjadi pada hari Minggu, 29 November 2020. Dalam kerusuhan tersebut, dua petugas yang terlibat untuk mengamankan terluka parah.

Dalam situasi rusuh yang hebat, para petugas tidak mampu mengendalikan suasana. Kerusuhan yang membesar semakin membuat tegang kondisi di dalam penjara. Petugas akhirnya melepaskan tembakan dengan tujuan mengendalikan kerusuhan tersebut.

1. 35 narapidana terluka dalam kerusuhan

Rusuh Penjara di Sri Lanka: Dua Petugas Terluka dan Enam Napi TewasPolisi melepaskan tembakan untuk mengendalikan kerusuhan di dalam penjara di Sri Lanka. Ilustrasi (pixabay.com/justabigadventure)

Penjara di Sri Lanka telah lama mendapatkan kritik dari para aktivis kemanusiaan. Kerusuhan yang baru saja terjadi di penjara Mahara pada hari Minggu, 29 November 2020, terletak sekitar 15 kilometer arah utara ibukota Kolombo. Penjara tersebut memiliki fasilitas untuk menampung 10.000 orang namun faktanya di dalam penjara ada sekitar 26.000 narapidana yang ada di dalamnya.

Melansir dari laman ABC News, juru bicara polisi yang bernama Ajith Rohana memberikan penjelasan bahwa narapidana awalnya protes lalu berkembang menjadi kerusuhan. Petugas akhirnya melepaskan tembakan untuk mengendalikan situasi karena narapidana berusaha menguasai penjara dan ratusan narapida berusaha kabur (30/11).

Para narapidana di dalam penjara yang penuh sesak tersebut juga dikabarkan telah merusak sebagian besar properti penjara. Bahkan, kantor di dalam penjara juga menjadi sasaran perusakan. Situasi yang berubah menjadi kacau akhirnya terjadi bentrok yang membuat petugas polisi melepaskan tembakan untuk mengendalikan situasi. Selain ada enam korban tewas dan dua petugas terluka parah, ada 35 narapidana terluka dalam rusuh tersebut.

2. Kerusuhan di penjara Mahara dipicu infeksi virus corona

Rusuh Penjara di Sri Lanka: Dua Petugas Terluka dan Enam Napi TewasIlustrasi corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Kerusuhan di dalam penjara Mahara, Sri Lanka adalah puncak dari protes para narapidana yang telah berjalan selama berminggu-minggu lamanya. Narapida telah melakukan protes dan mendesak agar mereka yang terinfeksi virus corona dipisah. Jumlah kasus di beberapa penjara di seluruh Sri Lanka mengalami lonjakan sehingga membuat kekhawatiran mereka yang berada di dalamnya.

Melansir dari laman berita CNA, jumlah kasus infeksi virus corona di penjara seluruh negeri telah melebihi 1.000 kasus. Dua narapidana dilaporkan meninggal akibat infeksi virus tersebut (30/11). Penjara seluruh negeri telah diisolasi mulai seminggu yang lalu. Akan tetapi, para narapidana menuntut agar ada pemisahan antara mereka yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi.

Melansir dari data yang berhasil dikumpulkan oleh Worldometers, kasus infeksi di Sri Lanka terhitung tidak terlalu “buruk”. Hal itu dikarenakan jumlah total kasus yang berhasil dikonfirmasi sebanyak 23.484 orang yang terinfeksi. Sedangkan jumlah kematian akibat virus corona adalah 116 orang. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti India, tentu saja Sri Lanka jauh lebih sedikit.

Baca Juga: Ratusan Paus Terdampar di Sri Lanka Berhasil Diselamatkan 

3. Lonjakan infeksi virus corona membuat kecemasan berlebih karena lambatnya penanganan

Rusuh Penjara di Sri Lanka: Dua Petugas Terluka dan Enam Napi TewasPara napi protes agar ada pemisahan antara yang terinfeksi virus corona dan yang tidak terinfeksi. Ilustrasi (pexels.com/Marco Allasio)

Padatnya penghuni penjara di Sri Lanka adalah pemicu lain dari beberapa kerusuhan yang terjadi. Sebelumnya, seorang narapidana yang mencoba kabur dengan cara memanjat tembok dan jatuh, meninggal dunia di tengah kerusuhan penjara di wilayah Bogambara tengah, sekitar 120 kilometer arah timur laut ibukota Kolombo.

Melansir dari laman Associated Press, pengacara dari Komite Perlindungan Hak-Hak Narapidana, Senaka Perera, para narapidana merasa frustrasi karena permohonan mereka tentang pemisahan napi yang terinfeksi sepertinya diabaikan oleh petugas lebih dari satu bulan lamanya (30/11). Frustrasi tersebut menyebabkan timbulnya protes yang berujung kerusuhan besar di dalam penjara.

Lonjakan infeksi virus corona di Sri Lanka terjadi dalam dua klaster. Klaster pertama di sebuah pabrik garmen dan klaster kedua di pasar ikan. Keduanya berada di pinggiran ibukota Kolombo. Dari dua klaster tersebut terdapat 19.000 lebih kasus infeksi yang dikonfirmasi. Dalam laporan terpisah, infeksi juga telah menyerang penjaga penjara. Setidaknya ada 50 orang penjaga penjara yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Selundupkan Narkoba, Kucing yang ditahan Kabur Dari Penjara Sri Lanka

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya