Situasi Ukraina Terkini: Pasukan Kiev Mundur Hindari Pengepungan Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Selama beberapa minggu, pasukan Rusia terus menekan kantong pertahanan terakhir Ukraina di Severodonetsk dan kota kembarnya Lysychansk di Luhansk. Pertempuran sengit dan brutal terjadi di dua kota tersebut.
Pada Kamis (23/6/2022), pasukan Ukraina memutuskan mundur dari Lysychansk demi menghindari pengepungan Rusia. Semua posisi pertahanan Ukraina mendapatkan gempuran dan Gubernur Regional Luhansk, Serhiy Haidai, menyebut Severodonetsk seperti neraka.
Pasukan pemberontak pro-Rusia menyebut perjuangan Ukraina di Severodonetsk dan Lysychansk adalah sia-sia. Mereka mengklaim telah mengendalikan rute pasokan utama dan memiliki kendali logistik.
Berikut ini perkembangan terbaru perang di Ukraina.
1. Severodonetsk dan Lysychansk seperti neraka
Fokus utama pasukan Rusia saat ini adalah menguasai kota Severodonetsk dan Lysychansk di Luhansk wilayah Donbass. Ukraina telah bertahan habis-habisan dengan terus menyerukan agar mendapatkan bantuan pasokan senjata dari sekutu Barat.
Dilansir Deutsche Welle, penasihat presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych, mengatakan pertempuran di Donbass kini memasuki semacam klimaks yang menakutkan.
Hujan serangan artileri Rusia menghancurkan tiga jembatan yang menghubungkan Syevyerodonetsk dan Lysychansk, sehingga pasukan Ukraina berjuang susah payah untuk mencari pasokan pertahanannya.
Rakit dan perahu karet digunakan untuk menyeberangi sungai, baik itu untuk membawa pasokan atau untuk membawa orang-orang.
"Selama empat bulan, semua posisi kami mendapat serangan dari semua sisi. Benar-benar neraka di luar sana," kata Haidai.
Baca Juga: Jokowi Pakai Rompi Antipeluru ke Ukraina, 39 Pasukan akan Menempel
2. Pemberontak menyebut perjuangan Ukraina sia-sia
Pertempuran jarak dekat di Severodonetsk dan Lysychansk terjadi secara sengit. Pasukan pemberontak pro-Rusia menyebut perjuangan Ukraina adalah sia-sia.
"Perlawanan mereka tidak ada gunanya dan sia-sia. Saya pikir dengan kecepatan tentara kita pergi, segera seluruh wilayah Republik Rakyat Luhansk akan dibebaskan," kata Andrei Marochko, juru bicara tentara Luhansk pro-Rusia dilansir The Moscow Times.
Dia mengklaim bahwa Lysychansk telah dikepung pasukan Rusia dan aliansinya. Haidai baru-baru ini juga mengatakan bahwa Ukraina kehilangan kendali atas daerah Loskutivka dan Rai-Oleksandrivka.
Dalam pantauan Institute for The Study of War, direbutnya dua daerah itu membuat pasukan Rusia dapat menuju Lysychansk tanpa harus menyeberangi sungai.
Pertempuran juga terjadi di Bila Hora, Myrna Dolyna, dan Vovchoyarivka, semuanya dalam jarak 5 kilometer dari Lysychansk. Kementerian Pertahanan Inggris dalam informasi intelijennya juga menyebut pasukan Rusia telah maju 5 kilometer dari Lysychansk selatan.
3. Serangan balik Ukraina di Kharkiv tertahan
Editor’s picks
Saat pasukan Rusia berusaha mengelompokkan pasukan untuk persiapan merebut seluruh Severodonetsk dan Lysychansk, pertempuran lain juga berkecamuk di Kharkiv, sebelah utara Luhansk.
Rusia disebut fokus untuk menghalangi kemajuan pasukan Ukraina yang terus memberikan tekanan. Staf Umum Ukraina menjelaskan, kemajuan pasukannya telah dicegah di utara dan selatan kota yang terancam oleh operasi Rusia menuju Izyum dan Slovyansk.
Dua wilayah itu berada di sebelah barat Severodonetsk.
Artileri Rusia juga terus melakukan serangan ke kota Kharkiv, pemukiman di utara dan tenggara, sebuah jalur yang menghubungkannya dengan Izyum dan Slovyansk.
4. Ukraina kembali luncurkan serangan ke Pulau Ular
Pada 22 Juni, pasukan Ukraina di poros selatan terus melancarkan serangan balik untuk berusaha menguasai beberapa wilayah yang telah diduduki di sekitar Mykolaiv dan Kherson. Pasukan Moskow terus sibuk mempertahankan diri di garis pertahanan.
Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, menyatakan pasukannya merebut kembali Kiselivka dan sekarang berada dalam jarak 15 km dari Kota Kherson.
Pasukan milisi Ukraina juga kerap melancarkan serangan dengan bom IED di kota-kota poros selatan, yang memperumit pertempuran di wilayah itu.
Pertempuran lain juga masih berlanjut di Pulau Ular atau Pulau Zmiinyi di Laut Hitam. Ukraina telah meluncurkan serangan baru untuk merebut kembali pulau yang telah diduduki oleh Rusia itu.
Dilansir Eurasia Times, baik Ukraina atau Rusia sama-sama mengklaim keberhasilan. Natalia Humeniuk, kepala pusat koordinasi bersama Pasukan Pertahanan Selatan Ukraina menjelaskan, kerugian musuh sedang diverifikasi dalam serangan signifikan yang diluncurkan.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut aksi terbaru Ukraina adalah serangan gila. Jenderal Igor Konashenkov dari Rusia menjelaskan pasukannya mengancurkan belasan drone dan menangkis rudal Ukraina.
Baca Juga: Uni Eropa Terima Ukraina dan Moldova sebagai Kandidat Anggota
5. Eropa dan AS beri dukungan baru untuk Ukraina
Di luar peperangan, Ukraina kembali mendapatkan dukungan dari negara-negara Barat, khususnya Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS).
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi UE di Brussel, blok tersebut menerima Ukraina sebagai kandidat anggota untuk organisasi tersebut. Dikutip dari BBC, Ukraina bersama dengan Moldova diterima sebagai calon anggota.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Moldova Maia Sandu berterima kasih atas keputusan yang dilakukan oleh UE.
AS yang telah lama berkomitmen membantu Ukraina, pada Kamis, juga memberikan dukungan baru. Washington menggelontorkan bantuan 450 juta dolar atau sekitar Rp6,6 triliun kepada Kiev.
"Paket ini berisi senjata dan peralatan termasuk sistem roket artileri mobilitas tinggi baru, puluhan ribuan amunisi tambahan untuk sistem artileri yang telah disediakan dan kapal patroli untuk membantu Ukraina mempertahankan pantai dan perairannya," kata John Kirby, koordinator Dewan Keamanan Nasional dilansir Tass.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.