Swiss Ingin Bangun Penampungan Limbah Nuklir Dekat Perbatasan Jerman

Berlin ungkapkan kekhawatiran pencemaran air

Jakarta, IDN Times - Swiss Federal Office of Energy (BFE), pada Sabtu (10/9/2022), mengatakan bahwa pihaknya mengusulkan pembangunan penampungan limbah nuklir di utara, dekat perbatasan Jerman. Jika disetujui, konstruksi akan dimulai pada 2045.

Limbah akan dikubur di dalam tanah dengan kedalaman ratusan meter. Waktu pengurungan limbah tersebut sampai terurai bisa beragam, dari mulai 30 ribu tahun untuk limbah tingkat rendah dan menengah sampai 200 ribu tahun untuk limbah tingkat tinggi.

1. Usulan tempat pembuangan limbah nuklir masih harus dikaji 2 tahun

Swiss Ingin Bangun Penampungan Limbah Nuklir Dekat Perbatasan JermanIlustrasi fasilitas nuklir (Pexels.com/Markus Distelrath)

Lokasi utama yang diusulkan untuk menjadi penampungan limbah nuklir Swiss adalah di Norlich Lagern. Daerah ini berbatasan langsung dengan Jerman. The National Cooperative for the Disposal of Radioactive Waste (Nagra) adalah pihak utama yang mengusulkan ide tersebut.

Lembaga itu didirikan oleh operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan pemerintah Swiss. Nagra bertugas menangani pertanyaan kontroversial tentang bagaimana membuang limbah radioaktif. 

"Ini hanya pengumuman di mana mereka (Nagra) ingin membangun. Semua detail harus diuraikan sekarang oleh Nagra untuk dimasukkan ke dalam tuntutan resmi yang akan mereka serahkan dalam waktu sekitar dua tahun kepada pihak berwenang," kata Marianne Zuend, juru bicara BFE.

Baca Juga: Cegah Bencana Nuklir, PLTN Zaporizhzhia Berhenti Beroperasi

2. Jerman mengkritik usulan Swiss

Nuklir adalah salah satu sumber energi yang memiliki tenaga besar untuk menghasilkan listrik. Tapi PLTN menghasilkan limbah dari mulai proses awal sampai akhir. Limbah mengandung radioaktif yang mudah hingga yang sulit ditangani.

Pemerintah federal Jerman telah mengutarakan kekhawatiran tentang rencana pembangunan penampungan limbah nuklir Swiss yang dekat perbatasannya. Mereka khawatir limbah itu mengganggu masalah keamanan dan pasokan air minum. 

"Pertanyaan tentang perlindungan air minum menjadi perhatian utama masyarakat," kata Martin Steinebrunner dari Jerman, dikutip Deutsche Welle.

Kementerian Federal Jerman telah mengutarakan kritiknya pada keputusan Swiss yang berencana membangun gudang geologi limbah nuklir tepat di perbatasannya. Christian Kuhn, Sekretaris Negara Parlemen di Kementerian Lingkungan, mengatakan usulan lokasi itu akan menimbulkan masalah, baik selama fase kontruksi dan selama pengoperasian.

3. Rencana jangka panjang yang butuh ketelitian

Swiss memiliki empat PLTN yang memberi pasokan 40 persen kebutuhan listriknya. Menurut World Nuclear, negara itu juga merencanakan untuk membangun dua unit lagi.

Selama hampir 50 tahun, Swiss telah mencari lokasi yang cocok untuk menyimpan limbah radioaktif yang dihasilkan PLTN. Ada tiga wilayah potensial yang diusulkan.

Melansir Swiss Info, tiga wilayah tersebut adalah Norlich Lagern yang dekat Jerman, Weinland Zurich, dan Jura East. Nagra mengatakan salah satu teknik penyimpanan limbah nuklir teraman menurut para ilmuwan adalah membangun gudang geologi yang jauh ke dalam bumi.

Usulan tempat belum tentu mendapatkan proses persetujuan. Nagra harus mengajukan permohonan kepada pemerintah federal pada akhir 2024. Tapi pemerintah Swiss diperkirakan tidak akan membuat keputusan akhir sampai 2029.

Parlemen juga harus memberikan persetujuan untuk permohonan gudang geologi itu dan kemudian akan diajukan ke pemilu untuk mendapat dukungan rakyat.

Pembangunannya sendiri rencanya akan dimulai 2045. Timbunan limbah nuklir pertama baru akan dimasukkan sekitar tahun 2050 dan dilakukan pengamatan selama 50 tahun lagi untuk kemudian ditutup pada tahun 2115.

Baca Juga: Rusia Tolak Rencana Swiss Jadi Perantara Ukraina  

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya