Takut Ditangkap, Jerman Desak Warganya Keluar dari Iran

Puluhan jurnalis ditangkap, beberapa dituduh agen mata-mata

Jakarta, IDN Times - Pada Kamis (3/11/2022), pihak berwenang Jerman mendesak warganya yang masih ada di Iran untuk meninggalkan negara itu. Hal tersebut diungkapkan karena warga negara ganda di Iran memiliki risiko penangkapan sewenang-wenang.

Sejak pertengahan September, Iran mengalami guncangan politik karena aksi demonstrasi anti-pemerintah. Protes yang berlanjut ricuh itu telah menewaskan puluhan orang dan pasukan keamanan Iran disebut telah menangkap ribuan orang, termasuk mereka yang memiliki warga negara ganda serta para jurnalis.

Baca Juga: Jerman Desak UE Jatuhkan Sanksi ke Iran karena Brutal ke Demonstran

1. Risiko ditangkap dan dipenjara

Takut Ditangkap, Jerman Desak Warganya Keluar dari IranIlustrasi kerusuhan (Unsplash.com/Alex McCarthy)

Kementerian luar negeri Jerman pada Kamis telah memberikan desakan pada warganya yang masih berada di Iran. Mereka meminta semua warga negara Jerman untuk meninggalkan Iran yang masih dilanda protes anti-pemerintah dan kerusuhan.

"Warga negara Jerman diminta untuk meninggalkan Iran," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri, kutip Reuters.

Desakan itu diumumkan karena warga Jerman memiliki risiko penangkapan sewenang-wenang dan hukuman penjara yang lama oleh pihak Iran.

"Untuk warga negara Jerman ada risiko nyata ditangkap, diinterogasi, dan dijatuhi hukuman penjara yang sewenang-wenang. Di atas segalanya, warga negara ganda yang memiliki kewarganegaraan Iran dan Jerman berisiko," tambah Kementerian Luar Negeri Jerman.

Baca Juga: AS Ancam Akan Keluarkan Iran dari Komisi Perempuan PBB

2. Polisi dan pasukan keamanan melakukan tindakan kekerasan terhadap demonstran

Protes anti-pemerintah di Iran telah terjadi sejak pertengahan September. Protes itu dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang gadis berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan karena ditangkap polisi moral. Ia dihukum karena diduga mengenakan jilbab secara tidak benar.

Melansir Deutsche Welle, orang-orang yang marah melakukan protes anti-pemerintah dan telah meluas di hampir seluruh wilayah Iran. Protes berujung pada bentrokan dengan pasukan keamanan dan telah merenggut ratusan jiwa.

"Polisi dan pasukan keamanan menggunakan kekerasan terhadap demonstran," kata pertanyaan Kementerian Luar Negeri.

Jerman telah menyatakan mendukung Uni Eropa (UE) yang menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas aksi kekerasan pasukan Iran terhadap para demonstran.

Baca Juga: Protes Meluas, Iran Tahan Ratusan Orang Termasuk 20 Jurnalis

3. Lebih dari 40 jurnalis ditangkap, beberapa dituduh sebagai agen mata-mata asing

Takut Ditangkap, Jerman Desak Warganya Keluar dari Iranilustrasi (Unsplash.com/ Niu Niu)

Dalam peringatan 40 hari kematian Mahsa Amini pekan lalu, ribuan orang di Iran melakukan protes lanjutan. Di kampung halaman Amini, kerumunan besar berkumpul di tempat pemakaman perempuan muda tersebut.

Melansir RFE/RL, ada laporan bahwa pihak berwenang Iran melakukan blokade terhadap jalan menuju ke pemakaman. Pasukan keamanan juga dikabarkan melepaskan tembakan untuk membubarkan pelayat yang berkumpul di makam Nika Shahkarami, demonstran berusia 16 tahun yang meninggal.

Dua jurnalis Iran, Nilufar Hamedi dan Elahe Mohammadi, dikabarkan telah ditahan oleh Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) karena tuduhan mata-mata. Mereka adalah jurnalis yang meliput rawat inap dan pemakaman Mahsa Amini. Keduanya dinilai agen mata-mata negara asing.

Menurut Committee to Protect Journalists (CPJ), tindakan keras pasukan keamanan Iran saat ini telah menangkap lebih dari 45 jurnalis dan kolumnis termasuk para jurnalis perempuan. Iran telah dinilai menjadi tempat pemenjaraan jurnalis perempuan terbesar di dunia untuk saat ini.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya