Tentara dan Oposisi Bentrok di Chad, Korban Tewas Berjatuhan

Partai oposisi PSF dituduh melakukan serangan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Chad yang dipimpin Presiden sementara Mahamat Idriss Deby Itno, mengumumkan pemilu di negaranya akan dilakukan pada 6 Mei mendatang. Sehari setelah pengumuman tersebut, pada Rabu (28/2/2024), beberapa orang tewas oleh serangan kelompok oposisi.

Abderaman Kouamallah, juru bicara pemerintah, mengatakan serangan itu menargetkan badan keamanan negara (ANSE). Pelaku merupakan anggota Partai Sosialis Tanpa Batas (PSF).

Tentara kemudian dikabarkan menyerbu markas besar partai di ibu kota N'Djamena. Tembakan sporadis terdengar, mendorong masyarakat meninggalkan kawasan tersebut saat kantor partai dikepung tentara.

Baca Juga: Dituding Ikut Campur Konflik, Chad Usir Diplomat Sudan

1. Situasi mulai terkendali

Ketegangan yang terjadi di Chad bermula dari penangkapan anggota PSF Ahmed Torabi, yang diduga mencoba membunuh Ketua Mahkaman Agung. Anggota PSF kemudian dituduh melancarkan serangan ke kantor ANSE untuk mencari jenazah Torabi yang disimpan di kantor tersebut.

Dilansir Associated Press, Koulamallah tidak memberi rincian siapa saja yang terbunuh akibat serangan tersebut, dan berapa jumlah mereka yang tewas. Dia mengatakan, beberapa penyerang berhasil ditangkap.

"Situasinya sekarang benar-benar terkendali," katanya.

Ketika insiden ketegangan itu terjadi, pada Rabu sore, internet di ibu kota terputus dan jaringan telepon terganggu. Pengejaran terhadap beberapa penyerang masih dilakukan oleh pihak pemerintah.

2. Keterlibatan individu pemimpin PSF

PSF dipimpin oleh Yaya Dillo. Dia masih memiliki hubungan sepupu dengan presiden saat ini. Dillo juga merupakan kandidat kuat dalam pemilu mendatang.

Dilansir VOA News, Koulamallah menjelaskan situasi mengalami perubahan dramatis dengan serangan yang disengaja dilakukan oleh kaki tangan individu Dillo.

Dillo merupakan penentang keras presiden sementara Chad. Dia membantah terlibat dalam insiden dan mengecam tuduhan itu sebagai kebohongan.

"Tujuan yang diinginkan adalah untuk mencegah saya, untuk menghilangkan saya secara fisik, untuk membuat saya takut agar saya tidak ikut pemilu," katanya.

3. Janji pengembalian kekuasaan kepada warga sipil

Tentara dan Oposisi Bentrok di Chad, Korban Tewas BerjatuhanMahamat Idriss Deby Itno, Presiden Semetara Chad (Twitter.com/Mahamat Idriss Deby Itno)

Presiden Deby Itno mengambil alih kekuasaan pada usia 37 tahun ketika tentara memplokamirkannya sebagai presiden sementara. Peristiwa terjadi setelah kematian ayahnya Presiden Idriss Deby Itno.

Menurut Al Jazeera, Deby Itno muda berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kembali kepada sipil dan menyelenggarakan pemilu dalam waktu 18 bulan. Namun kemudian janji tersebut ditambah lagi dengan dua tahun masa transisi, di mana akhir masa tersebut diundur jadi 10 Oktober tahun ini.

Dillo yang oposisi, sebelumnya telah jadi calon presiden pada 2021. Tapi dia melarikan diri dari Chad pada Februari setelah pasukan keamanan berusaha menangkapnya, yang menyebabkan beberapa orang tewas termasuk ibu dan salah satu putranya.

 

Sumber rujukan:

https://apnews.com/article/chad-attack-1c2d76d42b8a7ace3103248301cd5b4f

https://www.voaafrica.com/a/gunfire-heard-near-chad-opposition-headquarters-/7506117.html

https://www.aljazeera.com/news/2024/2/28/chad-announces-several-deaths-after-foiled-intelligence-office-attack

Baca Juga: Polisi Chad Tangkap Aktivis yang Sambut Kembalinya Pemimpin Oposisi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya