Terkini! PBB Ungkap Populasi Dunia Capai 8 Miliar Orang

Tantangan pembangunan berkelanjutan jadi lebih sulit

Jakarta, IDN Tim - Pada Selasa, 15 November 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan bahwa populasi penduduk di bumi telah mencapai delapan miliar manusia. Angka tersebut merupakan tanda kesuksesan namun juga memberi risiko besar bagi masa depan.

PBB menjelaskan ada banyak tantangan saat populasi manusia di dunia terus bertambah. Ini khususnya daerah-daerah yang sudah kekurangan sumber daya alam. Perubahan iklim dan emisi karbon telah jadi fokus tersendiri. PBB menyerukan solidaritas demi keberlanjutan masa depan bersama.

Baca Juga: 7 Hewan dengan Populasi Terbanyak di Bumi, Jumlahnya Menyaingi Manusia

1. Pertumbuhan dan penurunan kelahiran penduduk negara-negara di dunia

Terkini! PBB Ungkap Populasi Dunia Capai 8 Miliar Orangilustrasi (Unsplash.com/Owen Cannon)

John Wilmoth, direktur divisi populasi PBB, pada Selasa mengatakan bahwa populasi manusia di dunia telah mencapai delapan miliar orang. Itu merupakan tanda kesuksesan umat manusia.

Melansir Al Jazeera, negara-negara dengan penghasilan menengah, menyumbang sebagian besar pertumbuhan itu. Ini terutama negara yang berada di Asia, menyumbang sekitar 700 juta orang sejak 2011.

India diperkirakan akan melampaui China sebagai negara terpadat di dunia tahun depan. Sedangkan di sisi lain, kelahiran terus mengalami penurunan di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Jepang.

Beberapa negara termiskin di dunia yang ada di Afrika, juga mengalami lonjakan populasi. Ini diakibatkan dari tingkat kesuburan lebih tinggi yang menempatkan tujuan pembangunan dalam risiko.

"Tonggak sejarah ini adalah kesempatan untuk merayakan keragaman dan kemajuan sambil mempertimbangkan tanggung jawab bersama umat manusia untuk planet ini," kata Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB.

Baca Juga: Ini GDP 5 Negara dengan Populasi Terbanyak di Dunia pada 2021, Ada RI

2. Dampak populasi manusia terhadap lingkungan

Delapan miliar populasi global adalah tonggak bersejarah. Namun jumlah itu juga memberikan tekanan terhadap lingkungan di mana manusia hidup.

Melansir CNN, meningkatnya jumlah orang di bumi membuat manusia saling bersaing dengan satwa liar untuk mendapatkan air, makanan dan ruang. Pertumbuhan penduduk yang cepat dengan dibarengi perubahan iklim, dimungkinan akan menyebabkan migrasi massal dan konflik.

Tekanan pada sumber daya alam dikhawatirkan memberi ancaman untuk negara-negara Afrika yang miskin. Populasi mereka yang diperkirakan meningkat pesat akan membutuhkan lebih banyak sumber daya yang justru telah berkurang.

Saat ini, emisi karbon yang memicu perubahan iklim dari satu persen orang terkaya, lebih dari dua kali lipat emisi dari separuh umat manusia termiskin antara tahun 1990 dan 2015. Masalah tersebut telah menimbulkan kerentanan terhadap negara miskin yang terdampak perubahan iklim dan paling membutuhkan pendanaan iklim.

Baca Juga: Populasi Terbesar Keempat Dunia, Indonesia Jadi Primadona Pasar Kripto

3. Tantangan pembangunan berkelanjutan jadi lebih sulit

Terkini! PBB Ungkap Populasi Dunia Capai 8 Miliar Orangilustrasi (Unsplash.com/Shashank Hudkar)

Pakar dari Yayasan Kesehatan Masyarakat India, Srinath Reddy mengungkapkan rencana bagaimana menghadapi tantangan peningkatan populasi manusia. Dia menjelaskan, ketahanan pangan saat ini telah jadi tantangan yang diperparah oleh perubahan iklim.

"Mengurangi ketidaksetaraan sambil berfokus pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim harus menjadi fokus pembuat kebijakan kita," kata Reddy dikutip Associated Press.

Ancaman lainnya yang lebih besar, menurut para ahli, adalah pola konsumsi yang tertinggi di negara maju, yang justru tidak mengalami peningkatan populasi yang besar.

Pertumbuhan penduduk juga membuat pembangunan berkelanjutan menjadi masalah yang sangat kompleks. Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat pengentasan kemiskinan, memerangi kelaparan dan kekurangan gizi, dan meningkatkan cakupan sistem kesehatan dan pendidikan menjadi lebih sulit, kata OCHA.

Li Junhua, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Ekonomi dan Sosial menjelaskan saat ini yang dibutuhkan adalah pemisahan aktivitas ekonomi yang cepat dari ketergantungan bahan bakar fosil. Selain itu, perlunya transisi energi yang adil dan inklusif juga diharapkan dapat mendukung negara yang tertinggal jauh.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya