Terlibat Kejahatan Perang Yaman, Produsen Senjata Prancis Digugat

Pelaku kejahatan perang Yaman layak diselidiki 

Jakarta, IDN Times - Tiga perusahaan senjata Prancis digugat pada Kamis (2/6/2022), atas tuduhan kejahatan perang di Yaman. Tiga perusahaan tersebut adalah Dassault Aviation, Thales Group dan MBDA Prancis.

Ada tiga organisasi yang mengajukan gugatan, yakni Pusat Eropa untuk Konstitusi dan Hak Asasi Manusia (ECCHR), Sherpa International dan kelompok hak asasi manusia lokal Yaman, Mwatana.

Menurut penggugat, perusahaan Prancis seharusnya telah mengetahui bahwa peralatan militer yang mereka jual ke koalisi Arab Saudi untuk perang di Yaman, telah banyak membunuh warga sipil. Hal itu seharusnya tidak bisa diabaikan.

Baca Juga: Gencatan Senjata Yaman Berakhir 2 Juni 2022, Akankah Diperbarui?

1. Perusahaan Prancis tidak dapat berasalan tidak mengetahui serangan terhadap warga sipil

Terlibat Kejahatan Perang Yaman, Produsen Senjata Prancis Digugatkeluarga korban konflik Yaman (Twitter.com/UNHCR Yemen)

Dalam konferensi pers di ibu kota Paris, ECCHR yang memiliki kantor pusat di Berlin mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Prancis tidak dapat menyatakan ketidaktahuan. Ada banyak laporan tentang kematian warga sipil dalam perang di Yaman.

"Sejak 2015, ada banyak sekali laporan internasional dari PBB tetapi juga masyarakat sipil yang mendokumentasikan serangan sistematis terhadap warga sipil … yang tidak dapat diabaikan oleh perusahaan mana pun yang berbisnis dengan koalisi (Saudi)," kata Cannelle Lavite dari ECCHR dikutip dari Associated Press.

Namun penjualan senjata tetap dilakukan oleh Prancis kepada koalisi yang dipimpin oleh Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Padahal telah ada bukti luas warga sipil sengaja jadi sasaran serangan.

"Eropa, NATO dan sekutu mereka mengutuk penggunaan senjata Rusia, tetapi apakah mereka mengutuk penggunaan senjata yang dikerahkan di Yaman?" tanya Abdulrasheed al-Faqih, direktur eksekutif Mwatana.

Baca Juga: Jurnalis Prancis Tewas Akibat Gempuran Bom Rusia di Ukraina 

2. Pelaku kejahatan perang Yaman layak diselidiki

Perang Yaman antara pasukan pemerintah melawan kelompok Houthi mulai tahun 2014 lalu dan sampai saat ini belum berakhir. Gencatan senjata yang dilakukan sejak bulan suci Ramadan tahun ini, dikabarkan memberikan secercah harapan bahwa eskalasi berdarah telah menyusut secara drastis.

Selama perang, pasukan koalisi pimpinan Saudi yang membantu pemerintah Yaman untuk memerangi Houthi, disebut telah menyebabkan kehancuran yang besar di negara tersebut.

"Serangan udara koalisi telah menyebabkan kehancuran yang mengerikan di Yaman. Senjata yang diproduksi dan diekspor oleh negara-negara Eropa, dan khususnya Prancis, telah memungkinkan kejahatan ini," kata Abdulrasheed al-Faqih dilansir Reuters.

"Tujuh tahun dalam perang ini, korban Yaman yang tak terhitung jumlahnya layak mendapatkan penyelidikan yang kredibel terhadap semua pelaku kejahatan, termasuk mereka yang berpotensi terlibat," tambahnya.

Baca Juga: 5 Fakta Kota Tarim di Yaman, Tempat Berkumpulnya Para Wali Allah

3. Dukungan penjualan senjata Prancis memperparah konflik

Terlibat Kejahatan Perang Yaman, Produsen Senjata Prancis DigugatPesawat tempur Mirage 2000 Prancis. (Pixabay.com/Mailys Jans)

Perang saudara Yaman menewaskan lebih dari 150 ribu orang. Lebih dari 14 ribu korban tewas adalah warga sipil. Perang juga menyebabkan Yaman jatuh dalam krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Sejauh ini, tiga perusahaan yang digugat belum memberikan komentar. Mereka telah dihubungi oleh media, tapi belum memberikan jawaban tentang gugatan itu.

Menurut France24, kelompok hak asasi manusia di Prancis telah berulang kali berusaha untuk menunjukkan bahwa dukungan diam-diam Paris untuk koalisi Saudi telah memperpanjang dan memperburuk konflik.

Dassault Aviation membuat dan memelihara pesawat tempur Mirage 2000, yang digunakan oleh Arab Saudi. MBDA Prancis dan Thales memproduksi jet tempur, rudal, dan sistem pemandu yang banyak digunakan dalam konflik Yaman.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya