Ukraina Tertekan, Rusia-Belarus Gelar Latihan Militer Besar

NATO sebut ada 30 ribu pasukan Rusia yang ikut latihan

Jakarta, IDN Times - Rusia dan Belarus, sebagai dua negara tetangga yang bersekutu, menggelar latihan tempur bersama pada Kamis (10/2/2022). Latihan bertajuk 'Union Courage 2022' itu memicu kekhawatiran negara-negara barat karena dilakukan di tengah krisis Ukraina-Rusia. 

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperkirakan, Rusia mengirim 30 ribu tentara untuk latihan tersebut. Perlengkapan militer yang dibawa cukup lengkap, termasuk pasukan udara dan sistem rudal yang memiliki kemampuan nuklir.

Di sisi lain, Ukraina juga berencana menggelar latihan militernya sendiri.

Ukraina berbatasan dengan Belarus. Jika invasi terjadi atau Ukraina menyerang lebih dulu, ada kemungkinan Rusia akan memanfaatkan pasukan yang berada di Belarus untuk melancarkan serangan.

1. Latihan tempur untuk melindungi negara dari terorisme

Ukraina Tertekan, Rusia-Belarus Gelar Latihan Militer Besarilustrasi tank Rusia (Twitter.com/ Минобороны России)

Mobilisasi pasukan Rusia ke Belarus telah dilakukan sejak Januari 2022. Menurut NATO, terkait 30 ribu pasukan Rusia, penempatan itu tercatat sebagai pengiriman oleh Moskow ke Minsk yang terbesar sejak Perang Dingin.

Dilansir dari situs resmi Kementrian Pertahanan Rusia, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, Jenderal Valery Gerasimov, telah tiba di Belarus pada Rabu. Dia memantau kesiapan formasi dan unit militer pasukannya.

Latihan tempur Rusia-Belarus, direncanakan akan selesai pada 20 Februari. Mereka akan dilatih untuk menekan dan memukul mundur agresi eksternal dalam operasi pertahanan,  melawan terorisme, dan melindungi kepentingan negara.

Secara pasti, belum diungkapkan berapa banyak pasukan yang ikut ambil bagian dalam latihan. Tapi, latihan akan berlangsung di dekat perbatasan barat dan selatan Belarus, yang berarti berdekatan dengan Polandia, Lithuania dan Latvia, negara-negara anggota NATO.

Presiden Belarus, Alexande Lukashenko, secara terbuka menyatakan latihan tempur itu bertujuan untuk mempersiapkan pasukan melawan konfrontasi militer dari Eropa, termasuk penempatan pasukan NATO di Baltik dan Polandia, dikutip dari CNBC.

Baca Juga: Belarus Siap Berperang Bersama Rusia jika Jadi Menginvasi Ukraina

2. Ukraina gelar latihan militernya sendiri

Ketika tetangga utara Belarus menjadi tempat latihan tempur gabungan dengan Rusia, Ukraina juga menggelar latihan militernya sendiri. 

Dilansir The Moscow Times, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan, akumulasi kekuatan di perbatasan utara telah memberikan tekanan psikologis kepada Kiev. 

Namun, dia percaya diri bahwa kekuatan yang dimiliki Ukraina hari ini dirasa cukup untuk membela negara dengan terhormat. 

Latihan militer Ukraina juga akan berlangsung hingga 20 Februari, sama seperti latihan Rusia-Belarus.

Dalam latihan militer tersebut, Ukraina tidak menyebutkan jumlah pasukan. Mereka akan berlatih menggunakan pesawat nirawak Bayraktar yang didapat dari Turki dan rudal anti-tank Javelin dan NLAW yang didapatkan dari mitra asing. Kiev disebut akan menerima bantuan militer lebih lanjut dari Amerika Serikat (AS).

3. Persenjataan canggih Rusia dalam gelar latihan tempur

Ukraina Tertekan, Rusia-Belarus Gelar Latihan Militer Besarilustrasi jet tempur Sukhoi milik Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Dalam beberapa tahun terakhir, pakar Dewan Urusan Internasional Rusia (RIAC) Alexander Yermakov menilai, Barat telah menganggap Belarus adalah batu loncatan Rusia untuk menyerang Baltik dan Ukraina.

Dilansir Tass, Yermakov juga menjelaskan bahwa saat ini Moskow tampaknya memutuskan untuk tidak main-main dengan fobia Barat tersebut di tengah situasi krisis Ukraina.

Rusia mengerahkan pesawat tempur Su-35 yang mampu bertugas multiperan. Selain itu, Rusia juga membawa sistem rudal anti pesaswat S-400. Rudal itu, dapat membatasi kemampuan NATO memberi dukungan logistik ke Ukraina jika konflik terjadi. Ada juga rudal Iskander yang memiliki kemampuan nuklir.

Kremlin mengatakan, setelah latihan itu selesai, pasukannya akan langsung dipulangkan ke Rusia. Tapi, menurut Dmitry Stefanovich, peneliti Hubungan Internasional dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, dia tidak mengesampingkan bahwa setelah latihan selesai, beberapa persenjataan akan tetap berada di Belarus.

Sementara di meja diplomasi, upaya Barat untuk mencegah terjadinya konflik terus dilakukan. Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengunjungi Moskow untuk memperingatkan Rusia agat tidak menyerang Ukraina.

"Pada dasarnya, perang di Ukraina akan menjadi bencana bagi rakyat Rusia dan Ukraina dan untuk keamanan Eropa, dan bersama NATO telah menjelaskan bahwa setiap serangan ke Ukraina akan memiliki konsekuensi besar dan membawa biaya yang parah," kata Truss dilansir Reuters

Baca Juga: Kemlu Siapkan Skema Kontijensi Jika Krisis Rusia-Ukraina Memburuk

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya