Usai Molave Kini Topan Goni Hantam Filipina 

Topan dahsyat membuat setidaknya 10 orang tewas 

Manila, IDN Times – Pada hari Minggu 1 November 2020, sebuah topan dahsyat menghantam wilayah Filipina timur. Topan tersebut adalah topan Goni yang membuat ratusan rumah rusak. Topan Goni melaju dengan kecepatan angin 225 kilometer per jam dan hembusan angin yang mencapai 280 kilometer per jam.

Sebelumnya, pada 26 Oktober 2020, sebuah topan yang disebut Molave telah menghantam wilayah Filipina. Topan Molave telah menyebabkan setidaknya 7 orang hilang, 22 orang meninggal dan banjir di 11 daerah serta tanah longsor. Molave juga terus melaju menuju Vietnam, meninggalkan kesedihan bagi warga yang terkena dampak.

Topan Goni yang baru saja menyerang Filipina menimbulkan kekhawatiran baru karena dahsyatnya hembusan sehingga mengingatkan orang-orang pada topan Haiyan yang melanda pada 2013 dan menyebabkan ribuan orang meninggal. Berikut ini adalah beberapa dampak akibat topan Goni yang menyerang Filipina.

1. Banjir lumpur vulkanik

Usai Molave Kini Topan Goni Hantam Filipina Rumah-rumah rusak diamuk oleh topan Goni di Filipina, Minggu (1/11) (twitter.com/Nat)

Topan Goni yang menyerang Filipina, menabrak di wilayah yang padat penduduk sehingga menimbulkan korban yang lebih banyak dari pada bencana Molave yang sebelumnya menyerang. Tercatat ada 10 orang meninggal dan kemungkinan angka korban akan terus bertambah seiring operasi penyelamatan yang berlangsung.

Topan Goni juga memicu semburan lumpur vulkanik yang membuat setidaknya 150 rumah rusak berantakan. Semburan lumpur tersebut, menurut Associated Press, membuat seorang ayah dan anak meninggal. Si anak terseret sejauh 15 kilometer dan ditemukan di kota sebelahnya (1/11). Selain itu, sedikitnya sembilan orang meninggal di provinsi Albay, provinsi yang paling terpukul karena topan Goni.

Gubernur Albay, Al Francis Bichara masih kesulitan untuk mencari tahu apakah masih ada warga yang terendam lumpur. Topan telah membuat jalur komunikasi terputus dan membuat orang-orang kesulitan untuk saling berkomunikasi.

2. Hampir satu juta orang mengungsi

Usai Molave Kini Topan Goni Hantam Filipina Salah satu desa di Catanduanes yang terdampak topan Goni (twitter.com/Nat)

Bencana angin topan secara berentetan telah menyerang Filipina dalam seminggu terakhir ini. Banyak penduduk Filipina yang berada di wilayah rawan bencana. Posisi Filipina yang berada di Cincin Api Pasifik, seperti halnya Indonesia, membuat wilayah tersebut menjadi salah satu negara yang rawan bencana.

Ricardo Jalad yang menjadi Kepala Badan Tanggap Bencana pemerintah mengatakan bahwa “Banyak sekali orang yang benar-benar berada di daerah rawan,” katanya seperti dikutip dari laman berita NBC News (1/11). Para warga juga telah diperingatkan akan bahaya susulan seperti tanah longsor, banjir dan curah hujan yang tinggi karena dipicu oleh hadirnya topan Goni.

Salah satu warga di provinsi Quezon bernama Diane Joco menyaksikan rumahnya rusak dan saat dihubungi sedang berlindung di rumah tetangganya yang lebih kokoh. Ketika hubungan telepon sedang berlangsung, dia berteriak karena atap rumah milik tetangga dimana dia ikut berlindung didalamnya, hampir berantakan diterpa angin kencang hembusan topan Goni.

Pemerintah Filipina akhirnya harus mengurusi hampir satu juta orang yang menjadi pengungsi. Khusus untuk provinsi Albay yang paling terpukul, sedikitnya sebanyak 794.000 penduduk telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Di provinsi Bulacan, pemerintah lokal kebingungan karena adanya 1.000 pasien COVID-19 di tenda darurat dan berencana untuk memindahkan pasien ke hotel atau rumah sakit.

Baca Juga: Topan Molave Hantam Filipina, Belasan Orang Hilang 

3. Topan Goni membuat bandara utama Manila tutup

Usai Molave Kini Topan Goni Hantam Filipina Bandara utama Manila tutup selama 24 jam akibat topan Goni. Ilustrasi (unsplash.com/Artur Tumasjan)

Topan Goni tersebut akhirnya memaksa pemerintah untuk menutup bandara utama di Manila selama 24 jam dari Minggu hingga Senin. Lusinan penerbangan baik itu internasional dan domestik ditunda saat itu juga untuk mengantisipasi kuatnya terpaan angin yang berbahaya.

Meski kemudian topan melemah ketika mendekati wilayah ibukota, namun menurut The Guardian, penduduk ketakutan dan masih trauma atas topan Haiyan. “Kami takut, ketakutan kami berlipat ganda,” katanya (1/11). Orang-orang di penampungan campur aduk dan masih juga ada kekhawatiran penularan infeksi COVID-19.

Selain bandara yang ditutup, kereta komuter juga dilarang beroperasi dan kapal-kapal juga dilarang berlayar. Kantor berita Reuters mengabarkan bahwa personel militer dan kepolisian serta penjaga pantai masih terus bersiaga penuh untuk melakukan operasi penyelamatan (1/11). Rata-rata Filipina diterjang 20 topan dalam setahun. Ketika Goni menyerang Filipina, ada topan lain juga di dekat Filipina yakni topan Atsani yang melaju dengan kecepatan 55 kilometer per jam.

Baca Juga: Setelah Banjir Parah Kini Vietnam Diserang Topan Molave

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya