Warga Ukraina Turun ke Jalan, Dukung Negara Hadapi Ancaman Rusia

Presiden Zelensky minta rakyat tidak panik

Jakarta, IDN Times - Jalanan di ibu kota Ukraina, Kiev, menjadi "lautan manusia" pada Sabtu (12/2/2022). Mereka adalah warga Ukraina yang melakukan demonstrasi memberi dukungan pada pemerintah dalam melawan ancaman Rusia.

Rusia telah menumpuk 100 ribu pasukan di sekitar perbatasan Ukraina. AS dan Sekutu Barat menuduh Moskow merencanakan invasi ke Kiev. Bahkan invasi itu bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada rakyatnya untuk tidak panik. Dia menolak informasi media tentang perang besar yang mengancam negaranya.

Di sisi lain, banyak negara telah memerintahkan warganya yang ada di Ukraina untuk pergi. Ini sebagai langkah kewaspadaan bahwa ketegangan diperkirakan semakin meningkat. Sekitar 150 pasukan khusus AS yang bertugas melatih tentara Ukraina, juga telah ditarik untuk meninggalkan negara tersebut.

Baca Juga: Biden dan Putin Bahas Isu Keamanan di Ukraina via Telepon

1. Dukungan rakyat untuk negara

https://www.youtube.com/embed/wEOnNm_J1D4

Ribuan warga Ukraina, banyak di antaranya membawa bendera nasional, berbaris dan berjalan di ibu kota Kiev. Mereka melakukan demonstrasi untuk menunjukkan persatuan dalam mendukung negara.

Dilansir Reuters, ribuan orang itu berjalan sambil berteriak "Glory to Ukraine" serta menyerukan bahwa Ukraina akan melawan dan penjajah harus mati. Demonstrasi dukungan ribuan rakyat Ukraina di ibu kota Kiev itu dilakukan seiring ancaman invasi Rusia yang diperkirakan oleh Washington bisa terjadi dalam waktu dekat.

Selain telah menumpuk ratusan ribu pasukan di dekat perbatasan Ukraina, Rusia sedang melakukan latihan militer besar di Belarusia yang berbatasan dengan Ukraina. Rusia juga menggelar latihan di Laut Hitam yang dekat dengan Ukraina.

Moskow berulangkali menolak tuduhan Washington bahwa merencanakan invasi ke Ukriana. Moskow hanya menuntut agar NATO tidak menerika Ukraina sebagai anggota, tidak memperluas pengaruh di Eropa Timur dan tidak menempatkan persenjataan canggih di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia.

Baca Juga: Presiden Ukraina: Jangan Percaya Janji Damai Vladimir Putin 

2. Presiden Ukraina minta agar tidak panik

Ketika ribuan rakyat Ukraina turun ke jalan untuk memberi dukungan pada negara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta semua orang untuk tidak panik. Menurutnya, informasi di media saat ini hanya memprovokasi.

Dilansir The Guardian, Zelensky yang sedang menghadiri latihan polisi di wilayah Kherson selatan, mengakui bahwa serangan Rusia memang dapat terjadi kapan saja. Tapi dia menolak informasi berlebihan dari media tentang perang besar yang bakal segera terjadi.

Presiden Zelensky mengatakan, "saya tidak bisa setuju atau tidak setuju dengan apa yang belum terjadi. Sejauh ini, tidak ada perang skala penuh di Ukraina."

Saat ini telah banyak negara yang meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina. Hal itu dilakukan usai Washington menjelaskan serangan Rusia ke Ukraina bisa terjadi dalam waktu dekat, bahkan bisa dilakukan sebelum akhir Olimpiade Beijing.

"Kami harus siap setiap hari. Itu tidak dimulai kemarin. Itu dimulai pada 2014, jadi kami siap dan inilah mengapa kami di sini," tegas Zelensky, merujuk pada pencaplokan Rusia atas Semenanjung Krimea milik Ukraina pada 2014. Sejak itu, hubungan Ukraina-Rusia terus memburuk.

Permintaan agar warganya tidak panik telah berulangkali diminta oleh Presiden Zelensky. Pada Januari lalu, dia juga telah meminta negara-negara Barat untuk tidak menciptakan kepanikan dengan informasi ancaman perang dalam waktu dekat.

Dilansir BBC, Zelensky menyebut informasi seperti itu akan menciptakan "destabilisasi situasi di dalam negeri." Dan justru itulah ancaman terbesar bagi Ukraina.

Baca Juga: Krisis Ukraina, AS Kirim 3.000 Tentara ke Polandia

3. Rakyat Ukraina tidak takut

Warga Ukraina Turun ke Jalan, Dukung Negara Hadapi Ancaman Rusiailustrasi ranpur Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Meski Moskow berulangkali menolak tuduhan merencanakan invasi ke Kiev, tapi citra satelit yang menunjukkan sekitar 100 ribu pasukan di dekat perbatasan telah jadi ancaman nyata. Ukraina telah mempersiapkan segalanya, termasuk sistem senjata pertahanan yang dibantu negara-negara AS dan Eropa.

Perintah negara-negara yang meminta warganya segera keluar dari Ukraina, harus diakui telah menimbulkan sedikit kecemasan. Meski begitu, ribuan warga Ukraina yang melakukan demonstrasi menegaskan bahwa mereka tidak takut.

Nazar Novoselsky, salah seorang warga yang membawa dua anaknya dalam demonstrasi tersebut mengatakan, "kami di sini untuk menunjukkan bahwa kami tidak takut."

"Kami akan menyerahkan jiwa dan tubuh kami untuk kebebasan yang berharga," ujar peserta demonstrasi lain, tulis Al Jazeera.

Demonstrasi dukungan untuk negara juga diikuti para veteran perang Ukraina timur yang melawan kelompok pemberontak dukungan Rusia. Para veteran itu mengatakan mereka bangga dengan negara mereka.

Konflik pasukan Ukraina dengan kelompok separatis yang didukung Rusia terjadi pada 2014. Dalam konflik tersebut, sekitar 13.000 orang meninggal dunia.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya