WHO Minta Dunia Bersatu Akhiri Pandemik pada 2022

Anggap varian Omicron ringan adalah tidak bijaksana 

Jakarta, IDN Times - Di tengah merebaknya isu varian Omicron, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 20 Desember melakukan konferensi di Jenewa. Dalam acara itu dia meminta dunia untuk bersatu mengakhiri pandemik COVID-19 pada tahun 2022.

Menurutnya, saat ini hambatan utama adalah ketidakadilan vaksin yang mencolok di antara negara kaya dan berpenghasilan rendah. Bagi Tedros, cara untuk bisa mengakhiri pandemik adalah dengan mengakhiri ketidakadilan.

Munculnya varian baru Omicron yang telah terdeteksi di puluhan negara, diketahui dapat menyebar lebih cepat dari pada varian Delta. Meski ada yang mengatakan bawa Omicron lebih ringan dari Delta, kepala ilmuwan WHO menilai kesimpulan itu tidak bijaksana.

1. Lebih baik membatalkan acara daripada kehilangan nyawa

Virus COVID-19 varian Omicron yang saat ini sudah menyebar, memicu beberapa pemerintah untuk menutup pintu masuknya bagi warga asing dari beberapa negara tertentu. 

Israel sendiri yang memiliki rekam jejak bagus dalam penanganan COVID-19, menutup perbatasannya untuk warga negara Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Itu dilakukan karena ketakutan akan masuknya varian Omicron.

Untuk menghindari hal yang buruk, kepala WHO mendesak orang-orang untuk membatalkan acara yang sudah direncanakan pada akhir tahun ini karena varian Omicron menyebar secara global.

Dilansir BBC, Tedros mengatakan "sebuah acara yang dibatalkan lebih baik daripada hidup yang dibatalkan."

Desakan itu diumumkan dalam konferensinya di Jenewa, pada hari Senin. Keputusan sulit haris dibuat untuk membatalkan atau menunda acara karena "ada bukti konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat dari Delta."

2. Bersatu mengakhiri pandemik COVID-19

Baca Juga: WHO: COVID-19 Varian Omicron Terdeteksi di 89 Negara

Virus COVID-19 yang pertama kali diketahui menyebar di Wuhan, China, saat ini telah menjadi tantangan terbesar bagi para ahli medis di dunia. Vaksin yang telah ditemukan dan digunakan untuk menangkal virus, sudah membuat banyak harapan bahwa dunia akan kembali normal.

Tapi ketika saat ini varian Omicron menyebar secara global, dunia kembali kepada kekhawatiran akan amukan pademik tersebut. Varian yang pertama kali diketahui dari Afrika Selatan itu, telah terdeteksi di lebih dari 80 negara.

Tedros Ghebreyesus mendesak kepada para pemimpin dunia untuk bersatu mengakhiri pandemik yang telah terjadi selama lebih dari satu tahun ini. Dilansir France24, "2022 harus menjadi tahun kita mengakhiri pandemi," kata Tedros.

Menurut kepala WHO itu, saat ini fokus utama seharusnya adalah upaya untuk mengakhiri pademik. Langkah untuk melakukan itu membutuhkan penggunaan semua alat yang dimiliki, termasuk vaksin, masker dan jarak fisik.

Yang paling penting dari itu semua adalah harus diakhiri ketidakadilan akses vaksin. Tedros mengatakan "jika kita ingin mengakhiri pandemi di tahun mendatang, kita harus mengakhiri ketidakadilan (vaksin)," katanya.

3. Menganggap varian Omicron ringan adalah hal yang tidak bijaksana

WHO Minta Dunia Bersatu Akhiri Pandemik pada 2022Ilustrasi virus corona. (Pexels.com/CDC)

Munculnya varian Omicron telah membuat situasi dunia kembali menuju kekhawatiran. Meski pada temuan sebelumnya varian tersebut dianggap lebih ringan dari Delta, akan tetapi Omicron memiliki kemampuan menyebar yang jauh lebih cepat.

Ketika infeksi COVID-19 yang menyebar dengan cepat itu tidak dapat dikendalikan, maka sistem kesehatan adalah satu-satunya benteng sebuah negara yang akan dihantam dengan keras.

Dilansir Reuters, kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan bahwa "tidak bijaksana" untuk menyimpulkan bukti awal bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan. Dia mengatakan "dengan jumlah (infeksi) yang meningkat, semua sistem kesehatan akan berada di bawah tekanan," ujarnya.

Dalam studi terbaru yang dilakukan oleh Imperial College London, para ilmuwan di perguruan tinggi itu mengatakan bahwa risiko infeksi ulang dari varian Omicron lima kali lebih tinggi dari Delta. Varian itu juga tidak menunjukkan tanda-tanda lebih ringan daripada varian Delta.

Baca Juga: Omicron Mengganas, WHO: Negara Eropa Jangan Asal Wajibkan Vaksin COVID

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya