Profesor Fakultas Kedokteran di Korsel Kompak Ajukan Pengunduran Diri

Jakarta, IDN Times - Para profesor di fakultas kedokteran Korea Selatan berbondong-bondong mengundurkan diri, sebagai bentuk protes terhadap rencana pemerintah untuk menambah kuota penerimaan mahasiswa di sekolah kedokteran.
Melalui pernyataan pada Kamis (7/3/2024) malam, kelompok dekan Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Kyungpook mengatakan bahwa mereka akan mengundurkan diri secara kolektif dan mengambil tanggung jawab penuh atas situasi tersebut.
“Kami telah secara terbuka menyatakan penolakan keras (terhadap rencana perluasan) beberapa kali, namun universitas meminta peningkatan (drastis) jumlah mahasiswa kedokteran yang tidak dapat ditangani oleh sekolah tersebut,” demikian bunyi pernyataan itu, dikutip The Korea Herald.
“Sebagai seorang pendidik, (kami) tidak bisa lagi mengabaikan krisis (yang terjadi) di dunia pendidikan kedokteran, sehingga kami berencana mengundurkan diri,” lanjutnya.
1. Merasa masukannya tidak didengar
Tindakan kolektif ini terjadi setelah 40 sekolah kedokteran di seluruh negeri meminta penambahan kuota mahasiswa sebesar 3.401 setiap tahunnya dalam survei pemerintah. Jumlah tersebut hampir dua kali lebih tinggi dari rencana pemerintah untuk menambah 2 ribu mahasiswa mulai 2025.
Para guru besar berpendapat bahwa universitas meminta kenaikan tersebut tanpa mengindahkan pendapat mereka.
Mengikuti rekan-rekan mereka, para profesor Fakultas Kedokteran di Universitas Ulsan, Universitas Nasional Gyeongsang, dan juga Universitas Katolik juga mengajukan pengunduran diri pada Kamis.
Sementara itu, para profesor di Universitas Wonkwang dan Universitas Yeungnam memperingatkan bakal melakukan tindakan kolektif, jika dokter magang dan mahasiswa mereka mengalami kerugian akibat kebijakan tersebut.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Seoul (SNU), Kim Jeong-eun, mendesak para profesor untuk terlibat dalam diskusi publik daripada mengundurkan diri secara tiba-tiba.