Profil Nurmala Kartini Sjahrir, Kandidat Dubes RI untuk Jepang

- Nurmala Kartini Sjahrir, kandidat Dubes RI untuk Jepang
- Profil Nurmala Kartini, dari latar belakang hingga karir politiknya
- Penghargaan medali kehormatan dari Pemerintah Argentina
Jakarta, IDN Times - Sejumlah nama calon duta besar Indonesia sudah beredar. Salah satu nama yang muncul adalah Nurmala Kartini Sjahrir sebagai kandidat Duta Besar RI untuk Jepang yang berkedudukan di Tokyo.
Nama Nurmala Kartini dikenal sebagai peneliti Antropologi Indonesia. Ia bahkan merupakan ketua lembaga Asosiasi Antropologi Indonesia.
Yang menarik, Nurmala Kartini juga merupakan mantan ketua umum Partai Perjuangan Indonesia Baru, serta adik dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional RI, Luhut Binsar Panjaitan.
1. Ibu dari Pandu Patria Sjahrir
Nurmala Kartini adalah anak dari pasangan Bonar Pandjaitan (Osi Paulina) dan Siti Frida Naiborhu dari Huta Parranggitingan. Ia lulus Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia tahun 1976 dan pernah menjadi ketua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UI.
Ia melanjutkan pendidikan S2 di Boston Universiy, Amerika Serikat, dan meraih gelar master pada 1981. Pada 1982, Nurmala Kartini lulus ujian kandidat Doktor S3.
Pada 8 Desember 1979, Nurmala Kartini menikah dengan Sjahrir, seorang politikus yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Ekonomi periode 2007-2009. Dari hasil pernikahan tersebut, ia memiliki 2 anak.
Putra sulungnya adalah Pandu Patria Sjahrir yang merupakan Chief Investment Officer Danantara, serta pemilik PT TBS Energi Utama Tbk.
2. Pernah menjadi Duta Besar RI untuk Argentina, Paraguay dan Uruguay
Sejak 1993 sampai dengan saat ini, Kartini banyak berkiprah di bidang kerja sosial dan politik. Ia adalah Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). Pernah juga menjadi Ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan, juga Chief Editor majalah ekonomi-politik, Jurnal.
Bahkan, Nurmala Kartini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perjuangan Indonesia Baru (Partai PIB) periode 2007-2011. Pergantian Ketua Umum Partai PIB dari Sjahrir ke istrinya ini berlangsung secara demokratis sesuai dengan AD/ART partai, melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Partai PIB pada 2 Juni 2007 lalu.
Pada 10 Agustus 2010, Nurmala Kartini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Duta Besar RI untuk Republik Argentina merangkap Republik Paraguay dan Uruguay, yang berkedudukan di Buenos Aires.
3. Mendapatkan medali kehormatan Pemerintah Argentina
Saat menjabat sebagai duta besar, ia pernah meraih penghargaan dari pemerintah Argentina. Tepatnya pada 15 September 2014 di Palacio San Martin, Kementerian Luar Negeri Republik Argentina di Buenos Aires, Pemerintah Argentina menyerahkan medali kehormatan “Order de Mayo el Merito en el Grado Gran Cruz” kepadanya sebagai Duta Besar RI untuk Republik Argentina, Republik Paraguay dan Republik Oriental Uruguay.
Medal of Honor ini untuk pertama kali diberikan kepada kepala Perwakilan Indonesia di Argentina, sejak dibukanya hubungan kedua negara.
4. Daftar 24 nama calon duta besar baru Indonesia untuk beberapa negara

Sejumlah nama duta besar Indonesia yang menempati posisi-posisi kosong telah diserahkan kepada DPR RI. Nama-nama tersebut akan segera dilakukan fit and proper test yang kemungkinan terjadi akhir pekan ini.
Daftar yang diterima IDN Times dari sebuah sumber menyebutkan, 20 persen dari nama-nama ini adalah non-diplomat. Lantas, siapa saja nama-nama tersebut?
Berikut 24 daftar calon duta besar baru Indonesia untuk beberapa negara:
1. Abu Dhabi = Judha Nugraha
2. Alger = Yusron Ambary
3. Baku = Berlian Helmy
4. Bangkok = Hari Prabowo
5. Berlin = Abdul Kadir Jaelani
6. Brasilia= Andhika Chrisnayudhanto
7. Bratislava = Redianto Heru Nurchayo
8. Brussel = Andi Rachmianto
9. Damascus = Lukman Hakim
10. Den Haag= Laurentius Amrih Jinangkung
11. Dhaka = Listyowati
12. Doha = Syahda Guruh Langkah Samudera
13. Hanoi = Adam Mulawarman Tugio
14. Kairo = Kuncoro Giri Waseso
15. Kuala Lumpur = Raden Dato Mohammad Oman Hascarya Kusumo
16. Muscat = Andi Rahadian
17. Port Moresby = Okto Dorinus Manik
18. PTRI Jenewa = Sidharto Reza Suryodipuro
19. PTRI New York = Umar Hadi
20. Pyongyang = Mayjend (Purn) Gina Yoginda
21. Quito = Imam Ashari
22. Singapura = Letjen (Purn) Hormangaraja Panjaitan
23. Tokyo = Nurmala Kartini Sjahrir
24. Washington DC = Dwisuryo Indroyono Soesilo