Putra Mahkota Arab Saudi Akui Sebut Warga Israel Berhak Atas Tanah Mereka

Riyadh, IDN Times - Putra Mahkota Mohammed bin Salman menilai bahwa warga Israel dan Palestina sama-sama berhak untuk tinggal di tanah mereka. Salman mengungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan The Atlantic yang dirilis pada Senin (2/4).
1. Israel dan Palestina perlu perjanjian damai

Menurut Salman, hak atas tanah leluhur dimiliki oleh warga Israel. Begitu juga dengan penduduk Palestina yang sudah sangat lama berdiam di sana. Oleh karena itu, harus ada dialog yang berisi kesepakatan untuk hidup berdampingan bagi keduanya.
"Aku percaya masyarakat Palestina dan Israel berhak atas tanah mereka. Tapi kita harus punya sebuah kesepakatan damai untuk memastikan stabilitas bagi semua pihak dan untuk memiliki hubungan yang normal," kata Salman.
2. Salman menegaskan Arab Saudi tak memusuhi siapapun, termasuk rakyat Israel

Arab Saudi dan Israel, kata Salman, tidak memiliki permusuhan, apalagi terhadap rakyat-rakyatnya. "Kami punya kekhawatiran keagamaan tentang nasib masjid suci di Yerusalem dan tentang hak-hak warga Palestina. Ini yang kami miliki. Kami tak punya rasa keberatan terhadap orang manapun," ucap Salman.
Ini berbeda dengan sikap Arab Saudi selama ini. Sebelumnya, kerajaan Islam di Timur Tengah itu menolak untuk mengakui hak Israel untuk mendirikan negara dan lebih membela Palestina. Bahkan, normalisasi hubungan sempat disebut tergantung kepada apakah Israel berhenti menduduki Palestina.
3. Tak menutup kemungkinan Arab Saudi akan benar-benar merangkul Israel

Sejak beberapa tahun terakhir, publik melihat ada pergeseran posisi oleh pihak Arab Saudi. Relasi yang tadinya dingin menjadi lebih cair, salah satunya karena Arab Saudi dan Israel memiliki musuh bersama yaitu Iran.
Perubahan sikap sebelumnya ditunjukkan dengan izin penerbangan komersial dari Arab Saudi ke Israel untuk pertama kalinya dalam sejarah. "Ada banyak kepentingan kami yang sama dengan Israel dan jika ada perdamaian, akan ada banyak kepentingan antara Israel dan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC)," tambah Salman.