Jakarta, IDN Times – Pemerintah Qatar membantah klaim Gedung Putih yang menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah memberi peringatan sebelum serangan Israel menghantam Doha. Dilansir Al Jazeera, Qatar menegaskan bahwa informasi itu “sepenuhnya salah” karena panggilan dari AS baru diterima setelah ledakan terjadi di ibu kota Qatar.
Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt mengatakan Trump telah memerintahkan utusannya untuk menginformasikan Qatar soal serangan tersebut. Namun, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyebut panggilan itu datang sepuluh menit setelah bom jatuh, dan menyebut insiden itu sebagai bentuk “terorisme negara”.