Israel Dihujat Usai Serang Petinggi Hamas di Qatar

- Dukungan negara-negara Arab dan Timur Tengah untuk Qatar.
- Teguran dari Amerika Serikat dan Eropa.
- PBB dan Paus Leo XIV turut bersuara.
Jakarta, IDN Times - Israel melancarkan serangan udara ke Doha, Qatar, pada Selasa (9/9/2025). Serangan yang menargetkan para pemimpin senior Hamas ini sontak memicu gelombang kecaman dan kemarahan dari seluruh penjuru dunia.
Serangan tersebut dilaporkan menewaskan enam orang. Korban tewas termasuk seorang perwira Qatar dan putra dari kepala negosiator Hamas, sehingga meningkatkan tensi di kawasan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa serangan itu merupakan balasan atas penembakan mematikan di Yerusalem. Sementara, Hamas menuduh Israel sengaja menganggu tercapainya kesepakatan damai.
"Serangan keji ini adalah agresi dan pelanggaran hukum terang-terangan. Ini mengekspos wajah kriminal dan keinginan Israel untuk mengganggu setiap kesempatan perdamaian," bunyi pernyataan resmi Hamas, dilansir Al Jazeera.
1. Dukungan negara-negara Arab dan Timur Tengah untuk Qatar
Qatar, sebagai negara yang kedaulatannya dilanggar, menyebut serangan Israel sebagai tindakan pengecut yang tidak akan dibiarkan begitu saja.
"Serangan ini tidak akan ditolerir dan kami tidak akan menerima perilaku sembrono Israel yang terus mengganggu keamanan regional. Qatar juga tidak akan membiarkan tindakan apa pun yang menargetkan keamanan dan kedaulatannya," bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar, dilansir BBC.
Dukungan untuk Qatar mengalir dari negara-negara tetangga. Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Yordania kompak menyuarakan solidaritas serta menolak agresi Israel yang mengancam stabilitas kawasan tersebut.
"Keamanan negara-negara Teluk Arab tidak dapat dipisahkan, dan kami berdiri teguh dengan Negara Qatar, mengutuk serangan berbahaya Israel, dan menegaskan solidaritas penuh kami dalam menghadapi agresi ini,” kata Anwar Gargash, penasihat diplomatik untuk presiden UEA.
Turki dan Iran juga ikut mengecam serangan Israel. Turki menuduh Israel sama sekali tidak berniat untuk berdamai, sementara Iran menyebutnya sebagai tindakan kriminal yang melanggar semua hukum internasional.
2. Teguran dari Amerika Serikat dan Eropa
Amerika Serikat (AS), sekutu dekat Israel, mengeluarkan teguran langka atas serangan tersebut. Gedung Putih menyatakan bahwa tindakan sepihak semacam itu justru kontraproduktif.
"Serangan sepihak di negara sekutu seperti Qatar sama sekali tidak memajukan tujuan Israel maupun AS. Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil keuntungan dari penderitaan warga Gaza, adalah tujuan yang mulia," ungkap juru bicara Gedung Putih.
Kritik juga datang dari para pemimpin Eropa. Para pemimpin benua biru khawatir serangan ini akan memicu eskalasi konflik yang lebih luas dan tidak terkendali.
"Serangan udara Israel hari ini terhadap para pemimpin Hamas di Doha melanggar hukum internasional dan integritas wilayah Qatar. Kami menyatakan solidaritas penuh kepada pihak berwenang dan rakyat Qatar dan akan terus mendukung semua upaya menuju gencatan senjata di Gaza" ujar juru bicara Uni Eropa.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyebut serangan itu tidak dapat diterima apapun alasannya. Sementara Inggris dan Jerman juga mengutuk pelanggaran kedaulatan Qatar dan mengkhawatirkan dampaknya terhadap upaya pembebasan sandera.
"Prioritas kita adalah gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan peningkatan bantuan besar-besaran ke Gaza," kata PM Inggris, Keir Starmer.
3. PBB dan Paus Leo XIV turut bersuara

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merespons melalui Sekretaris Jenderal Antonio Guterres. Ia menggambarkan serangan Israel sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.
"Tindakan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar. Semua pihak harus berusaha mencapai gencatan senjata permanen," ucap Guterres.
Dari Vatikan, Paus Leo XIV menyuarakan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut. Ia menyebut berita itu sangat serius dan mengajak semua pihak untuk kembali ke jalan dialog, dilansir Vatican News.
Gelombang kecaman juga datang dari berbagai negara lain seperti Spanyol, Italia, Pakistan, hingga Maroko. Rentetan reaksi ini menunjukkan semakin terisolasinya Israel.
"Serangan di Doha sangat keji dan ilegal. Pakistan berdiri teguh bersama Qatar, dan juga bersama rakyat Palestina, melawan agresi Israel,” kata PM Shehbaz Sharif.