Dilanda Banjir, PM Australia Umumkan Keadaan Darurat Nasional

Ribuan orang mengungsi dan menewaskan 21 korban jiwa

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Rabu (9/3/2022), mengumumkan keadaan darurat nasional sebagai respons atas banjir yang melanda di sepanjang pantai timur Australia.

Banjir melanda dua negara bagian, New South Wales (NSW) dan Queensland. Dampak dari banjir dahsyat yang melanda Negeri Kanguru tersebut menyebabkan ribuan orang harus mengungsi dan merenggut korban jiwa.

Baca Juga: 7 Tewas Saat Banjir Hantam Australia

1. Deklarasi darurat yang diambil setelah kebakaran hutan di Australia pada 2019

Dilanda Banjir, PM Australia Umumkan Keadaan Darurat NasionalPemerintah Australia mengerahkan personel militer untuk mendukung tanggap darurat dan pemulihan banjir. (twitter.com/ScottMorrisonMP)

Pernyataan darurat nasional disampaikan oleh Morrison di kota Lismore, setelah mengunjungi daerah Northern Rivers yang menjadi zona bencana paling parah terkena dampak di New South Wales.

Deklarasi darurat tersebut merupakan upaya yang diambil setelah kebakaran hutan Australia yang terjadi pada 2019, di mana akan memungkinkan otoritas federal untuk campur tangan lebih langsung dengan membantu memotong birokrasi dan mempercepat bantuan di tengah kritik soal lambatnya respons pemerintah federal dan negara bagian terhadap banjir yang memakan 21 korban jiwa.

"Australia menjadi negara yang lebih sulit untuk ditinggali karena bencana alam ini," ungkap Morrison, dikutip dari Reuters.

Saat berbicara kepada wartawan, Morrison menghubungkan bencana banjir tersebut dengan perubahan iklim, yang sebelumnya berimbas pada terjadinya bencana kebakaran hutan sebelumnya, dan menyebutkan bahwa tantangan yang lebih besar adalah mengurangi emisi negara lain.

Morrison juga mengungkapkan bahwa pekerjaan mitigasi banjir, merupakan upaya dalam menyelamatkan orang, ketimbang pembatasan yang lebih ketat pada emisi Australia.

Baca Juga: Persoalan Krisis Iklim Bukan Plastik, Tapi Perilaku Manusia! 

2. Bantuan pemerintah Australia

Berbagai upaya yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Australia dalam merespons bencana ini, yakni sedang melakukan operasi pembersihan dan pemulihan untuk beberapa orang di banyak daerah, khususnya di sekitar Lismore yang masih terisolasi, dengan penyelamatan masih berlangsung dan pasokan penting diterbangkan.

Selain itu, lebih dari 2.000 personel militer (ADF) dikerahkan di seluruh wilayah yang terdampak, yang jumlahnya akan bertambah menjadi 5.000 personel dalam beberapa hari ke depan. 

Dukungan juga termasuk pengiriman makanan dan persediaan melalui udara, dan membantu membersihkan jalan untuk memulihkan layanan penting seperti listrik dan internet.

Pemerintah Federal juga telah menggelontorkan dana sekitar 385 juta dolar Australia (Rp4 triliun) untuk membayar warga yang terkena dampak banjir secara nasional dalam seminggu terakhir, sebagaimana yang dilaporkan oleh Reuters.

Baca Juga: Beda Fenomena El Nino dan La Nina serta Dampaknya ke Iklim Indonesia

3. Pemerintah Australia mendapat kritikan dari berbagai pihak

Dilanda Banjir, PM Australia Umumkan Keadaan Darurat NasionalBendera Australia. (Pexels.com/Hugo Heimendinger)

Saat melakukan kunjungan ke wilayah bencana, Morrison diprotes. Para demonstran menuntut agar pemerintah memberikan lebih banyak bantuan dan aksi iklim yang lebih kuat, dilansir Al Jazeera.

"Kami butuh bantuan!," seruan pengunjuk rasa dengan banyak memegang plakat dan pesan yang menyalahkan krisis iklim.

"Batubara dan gas melakukan ini", "Seperti inilah perubahan iklim."  Aktivis iklim juga menuntut pemerintah Australia untuk mengambil tindakan yang lebih agresif.

Banjir di sebagian besar pantai timur surut saat curah hujan mereda pada hari Rabu, namun peringatan banjir besar masih berlaku di beberapa daerah termasuk Hawkesbury River di barat Sydney, ibu kota negara bagian NSW.

Para ahli mengatakan bahwa bencana banjir yang melanda Australia diperburuk oleh perubahan iklim dan fenomena cuaca La Niña, dikutip BBC.

La Niña berkembang ketika angin kencang meniup permukaan air hangat Pasifik menjauh dari Amerika Selatan dan menuju Indonesia. Dampaknya, air yang lebih dingin muncul ke permukaan. Di Australia, La Niña berdampak pada meningkatnya kemungkinan hujan, angin topan, dan suhu siang hari yang lebih dingin.

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya