Korsel Ingin Move On dari Penjajahan saat Dijajah Jepang

Solusi kedua negara guna memperbaiki hubungan bilateral

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) telah mengumumkan rencana untuk menyelesaikan masalah kompensasi tenaga kerja masa perang dengan Jepang. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Korsel Park Jin pada Senin (6/3/2023).

Park berharap Korsel dapat mengembangkan hubungan berorientasi masa depan dengan Jepang berdasarkan deklarasi bersama kedua negara pada 1998 dan hubungan tidak boleh terhenti lebih lama lagi, dilansir Kyodo News.

Langkah ini mencerminkan upaya kedua belah pihak, baik Seoul maupun Tokyo, untuk memperbaiki hubungan bilateral yang telah memburuk imbas konflik yang telah berlangsung berlarut-larut.

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, sejak dia menjabat pada Mei tahun lalu, telah bertekad untuk meningkatkan hubungan antara Negeri Ginseng dengan Jepang.

1. Apa saja solusi yang diberikan Korsel?

Solusi yang diberikan oleh Korsel adalah meminta yayasan yang berafiliasi dengan pemerintah membayar kompensasi kepada warga Korea yang bekerja sebagai tenaga kerja paksa selama pemerintahan kolonial Jepang 1910-1945 di Semenanjung Korea.

Pembayaran tersebut dengan tidak mengharuskan perusahaan Jepang untuk berkontribusi dalam reparasi atau ganti rugi. Dikutip dari NHK News, Nantinya dana yang diperlukan akan dikumpulkan melalui kontribusi sukarela dari sektor swasta, seperti sumbangan dari bisnis Korsel.

Pada 2018, Mahkamah Agung Korsel memerintahkan perusahaan Jepang, yakni Mitsubishi Heavy Industries Ltd dan Nippon Steel Corp, untuk membayar ganti rugi kepada mantan pekerja Korea dan kerabat mereka atas kerja paksa selama Perang Dunia II.

Namun, kedua perusahaan tersebut tidak menyetujui keputusan itu karena Tokyo menganggap semua permasalahan di era pendudukan Jepang telah terselesaikan bersamaan dengan normalisasi hubungan kedua negara melalui perjanjian bilateral 1965.

Baca Juga: AS Akan Tembak Jatuh Rudal Korut, Kim Yo Jong: Itu Deklarasi Perang!

2. Jepang akan lakukan permintaan maaf

Korsel Ingin Move On dari Penjajahan saat Dijajah JepangPerdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. (twitter.com/kishida230)

Jepang menyambut baik solusi Korsel dan menyatakan tetap pada pernyataan pemerintah sebelumnya, yang menyatakan penyesalan atas penjajahan dan agresi perang Jepang di Asia, serta permintaan maaf yang tulus.

Jepang juga akan mengakomodasi permintaan Seoul untuk tanggapan tulus perihal kontribusi sukarela. Jepang akan mengizinkan perusahaan Jepang untuk menyumbang ke yayasan Korsel.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pun menyambut baik rencana tetangganya. Dia mengatakan bakal membantu memulihkan hubungan yang sehat antara Tokyo dan Seoul sebagai mitra penting.

Selain itu, Tokyo juga siap untuk mencabut kontrol ekspor yang telah diberlakukan sejak 2019 pada bahan-bahan penting bagi industri semikonduktor Korsel.

3. Disambut baik oleh Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungannya terhadap rencana Korsel untuk mengakhiri konflik tenaga kerja masa perang dengan Jepang.

Presiden AS Joe Biden pun memuji pengumuman tersebut dan mengatakan bahwa dua sekutu terdekat Washington telah mencapai terobosan bersejarah.

"AS mendukung rakyat kedua negara (Korsel dan Jepang) saat kita semua bergerak menuju masa depan yang lebih aman, lebih terjamin, dan lebih sejahtera," kata Biden dalam unggahannya di Twitter.

Seperti yang diketahui, Tokyo dan Seoul merupakan sekutu utama AS di Asia. Pemulihan hubungan tersebut merupakan hal yang penting bagi AS guna memperkuat kerja sama trilateral menghadapi kemajuan militer dan teknologi China, serta program nuklir dan rudal Korea Utara. 

Baca Juga: Korut: Indonesia Mainkan Peran Penting di ASEAN dan Global 

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya