PM Kishida dan Dubes AS untuk Jepang Kunjungi Hiroshima

Kedua negara serukan "dunia tanpa senjata nuklir"

Jakarta, IDN Times - Pekan lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyambut kedatangan Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang, Rahm Emanuel, di Hiroshima.

Kishida dan Emanuel mengunjungi Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima dan meletakkan karangan bunga di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima. Mereka juga berdoa untuk para korban bom atom 1945.

Sebelumnya, kunjungan mereka ke Hiroshima awalnya dijadwalkan pada 26 Februari, namun ditunda setelah invasi Rusia ke Ukraina, Kyodo News melaporkan.

1. Kishida-Emanuel bahas isu-isu internasional, mulai dari konflik Ukraina-Rusia hingga rudal Korut

PM Kishida dan Dubes AS untuk Jepang Kunjungi HiroshimaPerdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan istri menyambut Dubes AS untuk Jepang Rahm Emanuel dan istri di Hiroshima (26/3/2022). (twitter.com/USAmbJapan)

Melihat situasi saat ini di Ukraina, Kishida menyatakan niatnya untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk mewujudkan "dunia tanpa senjata nuklir", kata Kementerian Luar Negeri Jepang dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu (26/3/2022).

Emanuel pun mengucapkan terima kasih dan menyambut baik niat Kishida tersebut.

Kishida dan Emanuel bertukar pandangan soal isu-isu internasional termasuk situasi terkait soal Ukraina. Mereka juga mengutuk peluncuran berulang rudal balistik kelas ICBM yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut), terutama peluncuran terbaru, serta berbagi pandangan bahwa intensifikasi kegiatan nuklir dan misil Korut merupakan tantangan yang jelas dan serius bagi komunitas internasional.

Mereka berbagi niat untuk melanjutkan koordinasi yang erat antara Jepang dan AS, serta antara Jepang, AS dan Korea Selatan dalam menangani Korea Utara, termasuk masalah penculikan, kata pernyataan tersebut.

2. Emanuel berharap negara-negara dapat melihat sejarah Hiroshima yang pernah dibom atom

PM Kishida dan Dubes AS untuk Jepang Kunjungi HiroshimaPerdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Dubes AS untuk Jepang Rahm Emanuel saat mengunjungi Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima (26/3/2022). (twitter.com/USAmbJapan)

Selama Perang Dunia II, negara kita (AS-Jepang) adalah musuh di medan perang. Melalui kerja keras dan kerja sama, kami menjadi sekutu dan sahabat terbaik, berdiri berdampingan dalam membela kebebasan dan cita-cita bersama saat kami menghadapi penindasan, kata Emanuel dalam sebuah pernyataan yang mempromosikan perdamaian dan mencegah penyebaran senjata nuklir.

Hari ini, kita hidup di masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika Rusia mengancam penggunaan senjata nuklir, sesuatu yang dulunya tidak terpikirkan, bahkan tak terucapkan, kata pernyataan tersebut.

Emanuel berharap sejarah Hiroshima mengajarkan dunia bahwa tidak ada negara mana pun yang boleh membuat ancaman seperti itu.

Seperti yang diketahui, Jepang pernah dijatuhi bom atom pada 6 dan 9 Agustus 1945 di kota Hiroshima dan Nagasaki. Setelah pengeboman yang dilakukan oleh AS tersebut, Jepang menyerah dan menandai berakhirnya Perang Dunia II.

Baca Juga: Nanotech dan Yayasan Wakaf di Tangsel Latih Dhuafa Bekerja di Jepang

3. Kunjungan Kishida-Emanuel terjadi ketika Presiden Rusia isyaratkan penggunaan senjata nuklir dalam invasinya ke Ukraina

PM Kishida dan Dubes AS untuk Jepang Kunjungi HiroshimaPerdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Dubes AS untuk Jepang Rahm Emanuel saat mengunjungi Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima (26/3/2022). (twitter.com/USAmbJapan)

Dilansir Kyodo News, Kunjungan Kishida dan Emanuel ke Hiroshima terjadi ketika Presiden Rusia Vladimir Putin yang baru-baru ini mengisyaratkan penggunaan senjata nuklir dalam menghadapi perlawanan Ukraina dan sanksi ekonomi berat yang dijatuhkan oleh negara-negarat Barat karena invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.

Jepang sendiri telah bergabung dengan AS dan negara-negara Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. 

Sanksi Tokyo terhadap Rusia, seperti membekukan aset bank sentralnya, memutuskan lembaga keuangan utamanya dari sistem pembayaran internasional utama, dan memberlakukan larangan dan kontrol ekspor.

Saat ini, Jepang pun sedang mempersiapkan sanksi tambahan untuk Rusia karena dilihatnya perang di Ukraina yang berlarut-larut.

Baca Juga: Hindari Krisis Energi, Jepang Imbau Warganya Hemat Listrik

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya