Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Jakarta, IDN Times - Setidaknya terdapat 200 ribu orang meninggalkan Rusia dalam 10 hari pertama perang di Ukraina. Hal tersebut disampaikan oleh Konstantin Sonin, seorang ekonom kelahiran Rusia di University of Chicago.

“Eksodus tragis yang tidak terlihat selama satu abad,” tulis Sonin dalam akun Twitter miliknya.

Ini merupakan eksodus terbesar sejak “Emigrasi Putih” yang mengikuti revolusi Bolshevik 1917 sekitar lima juta orang melarikan diri dari bekas pembatasan Rusia yang berakhir di Jerman , Prancis, Amerika Serikat, Argentina, dan China.

1. Sebagian besar emigran asal Rusia kabur ke Georgia, Turki, dan Armenia

Sebuah survei terhadap lebih dari 2.000 emigran asal Rusia yang dilakukan pada pertengahan Maret 2022 oleh OK Russians, sebuah organisasi nirlaba yang baru lahir yang membantu para emigran, menemukan bahwa para emigran memiliki latar belakang yang berbeda.

Sekitar dua per tiga dari mereka yang pergi adalah pakar teknologi dan informatika, manajer, dan sisanya adalah pekerja kantoran, termasuk pekerja lepas kreatif, desainer, blogger, jurnalis, dilansir Al Jazeera. Belum diketahui secara pasti mengapa profesi-profesi tersebut malah kabur dari Rusia. 

Survei menyimpulkan bahwa setidaknya 300 ribu orang Rusia telah meninggalkan negara itu sekitar 16 Maret. Sebagian besar dari mereka pergi ke negara-negara seperti Georgia, Turki, dan Armenia. 

2. Warga Rusia juga banyak yang tak dukung "operasi militer" di Ukraina

Editorial Team

Tonton lebih seru di