Dituding Israel Tidak Jujur soal Konflik Gaza, Begini Tanggapan RI

Israel juga ingin memperbaiki hubungan dengan Indonesia

Jakarta, IDN Times – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan bahwa posisi Indonesia dalam konflik Israel-Palestina sudah jelas sejak lama. Ia juga mengatakan hal ini telah kerap kali diungkapkan, baik oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi maupun Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

“Posisi Indonesia sudah jelas terkait konflik Palestina-Israel. Silakan dilihat berbagai pernyataan Menlu dan bahkan Presiden RI atas hal ini,” ujarnya dalam pesan singkat kepada IDN Times, Sabtu (19/6/2021).

Hal tersebut disampaikan Teuku sebagai tanggapan atas pernyataan Duta Besar Israel untuk Singapura Sagi Karni, yang mengatakan kritik dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei atas konflik Israel dengan Palestina tidak mencerminkan kejujuran, dan bahwa Israel ingin memperbaiki hubungan dengan ketiga negara ini.

Baca Juga: Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan Perdamaian

1. Pernyataan Dubes Israel untuk Singapura

Dituding Israel Tidak Jujur soal Konflik Gaza, Begini Tanggapan RIANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokman

Sebelumnya pada Kamis (17/6/2021) kepada Reuters, Karni mengatakan kritik dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei atas konflik Israel dengan Palestina tidak mencerminkan kejujuran. Ia juga menyebut bahwa ketiga negara Asia Tenggara ini tidak memahami sifat sebenarnya dari konflik yang terjadi.

Ia menyebut konflik yang dimiliki Israel saat ini adalah dengan kelompok Hamas. Bukan dengan warga palestina.

“Hamas adalah organisasi anti-Semit ... Saya tidak yakin banyak orang yang berpartisipasi dalam debat media sosial benar-benar memahami sifat radikal dan fasis Hamas,” katanya sebagaimana dikutip The New Arab.

2. Israel ingin perbaiki hubungan dengan Indonesia

Dituding Israel Tidak Jujur soal Konflik Gaza, Begini Tanggapan RIJuru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah (Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)

Israel juga disebut Karni ingin menjalin hubungan dengan negara-negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara itu.

Saat ini, Indonesia, Malaysia, dan Brunei yang berpenduduk mayoritas Muslim tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan negara Yahudi dan telah lama bersikap kritis terhadap perlakuannya terhadap warga Palestina.

Bulan lalu, ketiga negara mengeluarkan pernyataan bersama di PBB yang mengutuk kekejaman yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina ketika Israel melakukan kampanye pengeboman yang menewaskan lebih dari 250 warga Palestina di Gaza.

Namun, menjalin hubungan dengan Israel, kata Karni, adalah satu-satunya cara bagi pihak luar untuk memberikan dampak signifikan di Timur Tengah.

“Kami bersedia berbicara, kami bersedia untuk bertemu, dan pintu terbuka sejauh yang kami ketahui. Saya kira tidak begitu sulit untuk menemukan kami,” katanya, merujuk pada Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

3. Konflik Israel-Palestina

Dituding Israel Tidak Jujur soal Konflik Gaza, Begini Tanggapan RIANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Konflik Israel dan Palestina bukanlah cerita baru, melainkan telah ada selama beberapa dekade. Hal ini dimulai ketika Inggris menguasai wilayah yang dikenal sebagai Palestina setelah mengalahkan penguasa wilayah Timur Tengah itu, Kekaisaran Ottoman, dalam Perang Dunia 1.

Tanah yang dimenangkan Inggris itu dihuni oleh minoritas Yahudi dan mayoritas Arab.

Ketegangan antara kedua bangsa itu tumbuh ketika komunitas internasional memberi tugas kepada Inggris untuk mendirikan “rumah nasional” di Palestina bagi orang-orang Yahudi.

Bagi orang Yahudi, wilayah itu adalah rumah leluhur mereka, tetapi orang Arab Palestina juga mengklaim tanah itu dan menentang langkah tersebut.

Hingga kini konflik antara kedua pihak terus berlangsung dan sering diselingi kekerasan, membuat banyak warga Palestina jatuh miskin dan kehilangan rumah hingga harus mengungsi di Jalur Gaza.

Baca Juga: Palestina Tolak Vaksin COVID-19 Hampir Kedaluwarsa Pemberian Israel

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya