Pakar Kesehatan: Jangan Hanya Andalkan Vaksin untuk Akhiri COVID-19

Bahkan tingkat vaksinasi tinggi tidak bisa hentikan COVID-19

Jakarta, IDN Times – Pakar Kesehatan Jim Yong Kim mengatakan, pandemik COVID-19 tidak akan bisa diakhiri jika negara-negara dunia hanya mengandalkan vaksinasi saja. Ia menyebut bahwa menerapkan protokol kesehatan juga harus terus dilakukan meski proses vaksinasi sudah berjalan.

“Negara jangan hanya mengandalkan vaksin untuk menyetop COVID. Tetapi juga kombinasi vaksinasi dan respons kesehatan yang baik. (Dengan itu) maka COVID bisa dikendalikan,” katanya dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021, Kamis (25/3/2021).

Ia lebih lanjut memperingatkan bahwa tingkat vaksinasi yang tinggi sekalipun seperti di Israel tidak akan mampu menyetop COVID-19, jika protokol kesehatan diabaikan.

“Tingkat vaksinasi tinggi tanpa respons kesehatan yang baik, tidak bisa mengendalikan COVID,” jelas Presiden Grup Bank Dunia periode 2012-2019 itu.

Baca Juga: Cegah Corona, Ini 10 Makanan yang Bisa Meningkatkan Imun Kamu

1. Belajar dari Italia

Pakar Kesehatan: Jangan Hanya Andalkan Vaksin untuk Akhiri COVID-19Seorang pria berjalan di pusat kota Amalfi saat pemerintah Italia sudah memberlakukan keputusan untuk memberhentikan seluruh kegiatan penduduknya dan memerintahkan mereka untuk tetap berada di rumah, di Naples, Italia, Kamis (19/3/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Ciro De Luca)

Dalam pemaparannya, Kim mengatakan, negara-negara di dunia termasuk Indonesia, perlu belajar dari kesalahan Italia yang pernah menyepelekan pandemik dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan.

Italia memang pernah menjadi episentrum pandemik COVID-19 karena saat vaksin belum diedarkan, negara ini menyepelekan COVID-19 dengan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan benar. Banyak orang bepergian dan berkerumun hingga kasus memuncak dan penguncian atau lockdown harus diberlakukan kembali.

“Tapi kita harus belajar dari Italia. Dengan kasus kematian dan rawat inap COVID-19 yang tinggi, mereka pun me-lockdown,” katanya.

2. COVID-19 sangat berbahaya

Pakar Kesehatan: Jangan Hanya Andalkan Vaksin untuk Akhiri COVID-19Pakar Kesehatan Jim Yong Kim di Acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021

Terlepas dari upaya pencegahan, Kim mengatakan, dunia perlu terus mengingat bahwa COVID-19 sangat berbahaya.

“Ingat, COVID adalah virus berbahaya,” ungkapnya, sebelum menambahkan bahwa hanya ada sedikit negara yang melakukan tindakan pencegahan yang benar begitu wabah menyebar. Beberapa negara itu termasuk Tiongkok, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia.

“Negara yang serius sejak awal telah hampir kembali normal dan vaksin dapat menjadi cara terbaik mengurangi penyebaran sampai dengan nol,” jelas Kim.

Baca Juga: Gejala Baru COVID-19, Apa Itu COVID Tongue? 

3. Kasus pandemik meningkat karena negara-negara tidak merespons dengan cepat

Pakar Kesehatan: Jangan Hanya Andalkan Vaksin untuk Akhiri COVID-19Petugas medis dengan pakaian pelindung menerima pasien di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Wuhan, yang diubah menjadi rumah sakit sementara bagi pasien dengan gejala ringan akibat virus corona, di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dirinya tidak tahu pasti kapan pandemik virus asal Wuhan, Tiongkok ini berakhir. Namun ia tetap optimistis karena ada banyak sekali berita baik, di mana salah satunya adalah tentang perkembangan vaksin untuk menghentikan COVID-19.

“Tahun lalu saya mengatakan vaksin akan rampung 9 (bulan) sampai 1 tahun dan ternyata benar vaksin berhasil dibuat. Vaksin dengan mRNA terbukti mampu menyerang varian baru COVID dengan cukup mengubah mRNA,” katanya.

“Perangkat vaksin ini belum ada sebelumnya dan sangat hebat. Namun berita buruknya, seperti negara-negara di Australasia, dunia tidak merespons dengan cepat COVID-19 dan hasilnya mudah ditebak, kasus pun naik dan turun,” jelas Kim.

Baca Juga: [UPDATE] 10 Negara dengan Kasus Positif COVID-19 Terbanyak di Dunia

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya