Rusia Klaim 1.351 Tentaranya Tewas, Sementara Ukraina 14 Ribu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pejabat militer senior Rusia memberikan pembaruan (update) tentang jumlah tentara Rusia yang tewas dan terluka akibat perang dalam briefing di Moskow pada Jumat (25/3/2022).
Dalam kesempatan itu, pejabat senior kementerian pertahanan, Mikhail Mizintsev, menyebut ada 1.351 tentara yang tewas akibat perang dengan Ukraina dan 3.825 tentara telah terluka.
Baca Juga: Inggris Kirim 6.000 Rudal untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia
1. Evakuasi warga sipil
Mizintsev juga mengatakan 419.736 warga sipil telah dievakuasi ke Rusia dari wilayah Donetsk dan Lugansk, serta seluruh Ukraina.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 88 ribu di antaranya adalah anak-anak, sementara 9 ribu adalah orang asing.
“Rusia akan terus membuka dan menyediakan koridor kemanusiaan ke segala arah,” kata Mizintsev, dikutip dari The Guardian.
2. Konflik militer yang berkepanjangan
Editor’s picks
Sementara itu, seorang perwakilan senior Staf Umum bernama Sergei Rudskoi, mengatakan bahwa ia menyayangkan langkah negara-negara Barat yang memasok senjata ke Ukraina. Ia menyebut hal ini merupakan kesalahan besar.
“Ini memperpanjang konflik, menambah jumlah korban dan tidak akan bisa mempengaruhi hasil operasi,” ungkap Rudskoi.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa tujuan sebenarnya dari pasokan semacam itu bukan untuk mendukung Ukraina, tetapi untuk menyeretnya ke dalam konflik militer yang berkepanjangan.
Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Dimulai! Rusia Lancarkan Invasi Skala Penuh
3. Zona larangan terbang
Rudskoi juga mengatakan bahwa meski beberapa anggota NATO telah menyarankan untuk menutup langit Ukraina agar tidak ada penerbangan, Rusia akan terus melakukan operasi. Ia juga menegaskan Rusia sedang melakukan operasi di seluruh wilayah Ukraina.
“Beberapa anggota NATO menyarankan untuk menutup langit. Angkatan bersenjata Rusia akan bereaksi,” katanya. Ia juga mengklaim bahwa Ukraina telah kehilangan 14 ribu tentara sementara 16 ribu lainnya terluka.
Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali meminta NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang di negaranya.