Sederet Fakta Pemakzulan Trump oleh DPR Amerika Serikat

Presiden AS pertama dalam sejarah yang dimakzulkan dua kali

Jakarta, IDN Times - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) semakin maju dalam proses memakzulkan (impeaching) Presiden Donald Trump setelah ia diyakini mendorong para pendukungnya untuk melakukan serangan mematikan di Gedung Capitol pada 6 Januari.

Hari ini, Kamis (14/1/2021), setelah pemungutan suara DPR bipartisan, Ketua DPR Nancy Pelosi menandatangani artikel pemakzulan terhadap Trump. Ia mengatakan apa yang dilakukan DPR saat ini adalah untuk menghormati negara.

“Hari ini, dengan cara bipartisan, DPR menunjukkan bahwa tidak ada yang berada di atas hukum, bahkan Presiden Amerika Serikat. Bahwa Donald Trump adalah bahaya yang jelas dan nyata bagi negara kami dan bahwa sekali lagi kami menghormati sumpah jabatan kami untuk melindungi dan membela Konstitusi Amerika Serikat, jadi tolonglah kami Tuhan," kata Pelosi kepada wartawan sebelum penandatanganan, menurut CNN.

Dan sekarang, saya sedih dan dengan hati hancur atas apa artinya ini bagi negara kita, seorang presiden yang mau menghasut pemberontakan, akan menandatangani pasal pemakzulan ini," sambungnya.

Baca Juga: Lagi, DPR AS Ingin Memakzulkan Trump

1. Joe Biden menyatakan tidak dalam posisi mendukung atau menentang pemakzulan

Sederet Fakta Pemakzulan Trump oleh DPR Amerika SerikatPresiden Amerika Serikat, Joe Biden (ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis)

Presiden terpilih Joe Biden juga telah merilis pernyataan pada Rabu malam waktu setempat. Ia menegaskan kembali harapannya bahwa Senat akan dapat melaksanakan tugas legislatif reguler mereka sambil mengupayakan pemakzulan.

“Bangsa ini juga masih berada dalam cengkeraman virus mematikan dan ekonomi yang sedang goyah,” kata Biden. "Saya berharap pimpinan Senat akan menemukan cara untuk menangani tanggung jawab Konstitusional mereka pada pemakzulan sembari juga mengerjakan urusan mendesak lainnya di negara ini.”

Biden tidak menyatakan posisinya dalam mendukung atau menentang proses pemakzulan tersebut, namun ia mengakui bahwa kekerasan di Capitol terjadi karena ada hasutan dari Trump.

“Itu dilakukan oleh ekstrimis politik dan teroris domestik, yang dihasut untuk melakukan kekerasan ini oleh Presiden Trump,” katanya.

2. Trump mengasihani diri sendiri

Sederet Fakta Pemakzulan Trump oleh DPR Amerika SerikatPresiden AS Donald Trump terlihat memakai masker saat tiba di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed dengan helikopter (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Proses pemakzulan terhadap Trump ini merupakan yang kedua kalinya selama ia menjabat sebagai presiden ke-45 AS sejak 2016. Ini menjadikan Trump sebagai satu-satunya presiden AS yang akan dimakzulkan dua kali.

Di saat proses pemakzulan sedang dilakukan, seorang penasihat Gedung Putih berkata bahwa emosi berkecamuk di antara tiap staf di Gedung Putih. Bahkan Trump juga kesal karena menurutnya orang tidak cukup membela dirinya.

“Dia dalam mode mengasihani diri sendiri,” kata sumber itu.

Laporan juga menyebut bahwa pendukung partai Trump, Partai Republik, tidak banyak yang bersimpati. Sebelumnya Trump telah membuat komentar lewat pesan video terkait kerusuhan di Capitol. Namun ia tidak ada membahas soal pemakzulannya.

“Kekerasan massa bertentangan dengan semua yang saya yakini dan semua yang diperjuangkan oleh gerakan kami,” kata Trump dalam video tersebut.

“Tidak ada pendukung sejati saya yang bisa mendukung kekerasan politik. Tidak ada pendukung sejati saya yang dapat meremehkan penegakan hukum atau bendera Amerika kita yang besar. Tidak ada pendukung sejati saya yang dapat mengancam atau melecehkan sesama orang Amerika. Jika Anda melakukan salah satu dari hal-hal ini, Anda tidak mendukung gerakan kami - Anda menyerangnya. Dan Anda menyerang negara kami. Kami tidak bisa mentolerirnya,” tambah Trump.

Trump tidak lagi dapat mengunggah pernyataannya di media sosial Twitter karena akunnya telah dihapus secara permanen oleh Twitter.

3. Ada 10 anggora Republik yang mengikuti voting pemakzulan Trump di DPR

Sederet Fakta Pemakzulan Trump oleh DPR Amerika SerikatANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

DPR AS saat ini dikuasai Demokrat. Namun dalam pemilihan itu, ada sebanyak 10 anggota DPR dari Partai Republik yang akan turut memberikan suaranya untuk memakzulkan Trump. Berikut daftar nama kesepuluh perwakilan tersebut:

  1. Perwakilan Adam Kinzinger dari Illinois
  2. Perwakilan Liz Cheney dari Wyoming
  3. Perwakilan John Katko dari New York
  4. Perwakilan Fred Upton dari Michigan
  5. Perwakilan Jaime Herrera Beutler dari Washington
  6. Perwakilan Dan Newhouse of Washington
  7. Perwakilan Peter Meijer dari Michigan
  8. Perwakilan Anthony Gonzalez dari Ohio
  9. Perwakilan Tom Rice dari Carolina Selatan
  10. Perwakilan David Valadao dari California

Baca Juga: Pasca Kerusuhan Capitol, Twitter Tutup Permanen Akun Donald Trump 

4. Kerusuhan di Capitol

Sederet Fakta Pemakzulan Trump oleh DPR Amerika SerikatPendukung Trump bentrok dengan polisi Capitol saat reli menentang pengesahan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat 2020 oleh Kongres Amerika Serikat, di Gedung U.S. Capitol, Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Shannon Stapleton)

Kerusuhan di Capitol Hill terjadi pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat, saat pengesahan Joe Biden yang memenangkan suara di pilpres AS akan dilakukan Kongres. Pada saat itu pendukung Trump melakukan penyerangan dan menciptakan kerusuhan.

Akibat kerusuhan itu, lima orang meninggal dunia. Salah satunya adalah seorang perwira. Ia meninggal karena mengalami luka dalam bentrokan dengan simpatisan Trump, kata Kepolisian Capitol.

Petugas bernama Brian D Sicknick meninggal pada Kamis saat menjalani perawatan di rumah sakit karena cedera fisik yang diterima. Sicknick bergabung dengan kepolisian Capitol sejak 2008.

Akibat kerusuhan itu juga, akun media sosial Trump, seperti Twitternya yang memiliki lebih dari 80 juta pengikut, secara permanen ditangguhkan.

Baca Juga: 3 Warisan Politik Luar Negeri Trump untuk Biden, Pekerjaan Berat Nih! 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya