Seluk-Beluk Pfizer, Vaksin COVID-19 yang Bakal Dipakai RI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Vaksin buatan Pfizer-BioNTech merupakan satu dari sekian banyak vaksin yang digunakan negara-negara dunia untuk melawan virus corona penyebab COVID-19. Salah satu negara yang memakai vaksin ini adalah Amerika Serikat (AS).
Negeri Paman Sam telah mulai melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Pfizer sejak Desember 2020, tak lama setelah penggunaan vaksin disetujui oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Menurut ABC, data Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan setidaknya per Februari lalu sudah ada 44 negara yang menginokulasi warganya menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech. Indonesia juga berencana menggunakan vaksin Pfizer untuk program vaksinasi pemerintah.
Lantas, seberapa ampuhkah vaksin ini untuk melawan virus corona? Berikut seluk-beluk vaksin Pfizer yang perlu diketahui.
Baca Juga: Memuaskan! Data Awal Vaksinasi Pfizer di Israel Menunjukkan Harapan
1. Tingkat keampuhan 95 persen
Pfizer merupakan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech. Dari hasil uji klinis, dengan dua dosis penuh, vaksin Pfizer diketahui 95 persen efektif menghentikan gejala COVID-19.
2. Suhu penyimpanan rendah
Meski memiliki tingkat keampuhan tinggi, penyimpanan dan distribusi vaksin Pfizer cukup sulit. Ini dikarenakan vaksin Pfizer perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin.
Vaksin ini harus dikirim dalam wadah khusus yang dikemas dengan es kering. Setelah tiba di tempat tujuan, vaksin tersebut kemudian akan disimpan dalam freezer ultra-dingin pada suhu minus 70 derajat Celcius atau 94 derajat Fahrenheit di bawah nol.
Baca Juga: Jepang Akhirnya Resmi Setujui Penggunaan Vaksin Pfizer
3. Efek samping yang diketahui
Menurut CNN, dari hasil uji klinis vaksin Pfizer tidak menunjukkan efek samping yang parah.
Editor’s picks
Menurut dokumen pengarahan yang dikeluarkan oleh komite penasehat vaksin Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), efek samping yang paling umum adalah reaksi pada titik injeksi pada tubuh, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi dan demam.
Reaksi merugikan yang parah terjadi pada kurang dari 4,6 persen peserta uji coba dan lebih jarang pada orang dewasa yang lebih tua dibandingkan dengan peserta yang lebih muda.
4. Kurang aman untuk orang dengan riwayat alergi
Otoritas kesehatan di Inggris, yang juga memakai vaksin ini untuk menginokulasi warganya, mengatakan pada Desember lalu bahwa vaksin tidak cocok untuk orang yang memiliki riwayat reaksi alergi yang signifikan.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah dua petugas kesehatan menunjukkan efek samping negatif setelah menerima suntikan mereka. Sementara itu, masih belum jelas seberapa aman vaksin untuk kelompok lain, seperti wanita hamil dan anak di bawah usia 16 tahun.
5. Vaksin mRNA
Vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 dikirim ke FDA untuk kemungkinan Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA) pada Jumat, 20 November dan disahkan pada 11 Desember.
Vaksin ini adalah vaksin mRNA yang mengkode protein spike virus dan dikemas dalam nanopartikel lipid. Setelah disuntikkan, sel mengeluarkan protein spike, memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus.
6. Ampuh untuk varian virus corona baru
Menurut Bio Space, vaksin Pfizer harus diberikan dua kali, dengan rentang waktu 21 hari. Harganya sendiri dibanderol sekitar 19,50 dolar AS atau sekitar Rp273 ribu per dosis untuk 100 juta dosis pertamanya.
Data lab juga menunjukkan vaksin ini cukup efektif terhadap varian virus corona Inggris, varian Afrika Selatan dan Amerika Latin.
Baca Juga: AS Teliti Reaksi Alergi usai Suntikan Vaksin Pfizer dan Moderna