Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Republika Srpska, Milorad Dodik. (twitter.com/MiloradDodik)

Jakarta, IDN Times - Presiden Republika Srpska, Milorad Dodik, pada Rabu (21/8/2024), mengklaim tidak berniat merusak kedaulatan Bosnia-Herzegovina di bawah perjanjian Dayton. Menurutnya, Republika Srpska punya hak untuk memperjuangkan statusnya di bawah perjanjian itu. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Dodik terus menyuarakan rencana untuk memisahkan Republika Srpska dari Bosnia. Pada Mei lalu, Dodik sudah menyerukan upaya pemisahan damai wilayahnya dari Bosnia menyusul pengakuan PBB kepada genosida etnis Bosniak di Srebrenica. 

1. Dodik klaim semua etnis punya hak yang sama di Bosnia

Dodik menanggapi pernyataan Kepala CIA William Burns yang berkunjung Sarajevo di tengah ancaman perpecahan. Ia menekankan bahwa Bosnia-Herzegovina didirikan atas tiga komunitas etnis yang setara satu sama lain.

"Bosnia adalah komunitas dari dua entitas dan terdiri dari tiga etnis. Maka dari itu, saya mengatakan kepada Burns bahwa tanggung jawab dalam fungsi negara terletak pada semua komunitas etnis di Bosnia," tuturnya, dikutip RFE/RL

Ia pun menyambut baik kerja sama di ranah penanggulangan terorisme. Dodik menyebut Burns tiba di Bosnia untuk mendiskusikan masalah tersebut. 

"Perlawanan terhadap terorisme adalah tugas dari seluruh negara dunia bebas. Dalam konteks ini, kunjungan Burns ke Bosnia-Herzegovina sangatlah penting. Maka, Republika Srpska berkomitmen untuk melawan dan menyambut kerja sama ini," tambahnya. 

2. Becirovic sebut AS dukung penuh kedaulatan Bosnia

Usai bertemu Burns, Kepala Presidensi Bosnia-Herzegovina Denis Becirovic mengatakan bahwa pertemuan tersebut sangat penting dan memberikan dorongan kuat bagi kedaulatan Bosnia. 

"Saya mengucapkan terima kasih kepada William Burns yang jadi Kepala CIA pertama yang berniat kuat dalam memberikan bantuan dari Amerika Serikat (AS) untuk membangun demokrasi dan multietnisitas Bosnia-Herzegovina," terang Becirovic, dilansir dari Sarajevo Times

"Dengan argumen ini, saya mengutarakan adanya kebijakan anti-Dayton yang disuarakan oleh entitas Republika Srpska. Mereka telah mengancam perdamaian dan keamanan negara dan kawasan Balkan Barat," sambungnya. 

Selain bertemu dengan Becirovic, Burns juga bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Bosnia, Almir Dzuvo. Keduanya sepakat meningkatkan kerja sama dengan CIA dalam mengamankan negara. 

3. AS tidak menoleransi perpecahan di Bosnia

ilustrasi bendera Bosnia-Herzegovina. (unsplash.com/@aboodi_vm)

Menurut pakar dari Jamestown Foundation di Washington, Margarita Assenova, etnis Serbia sudah menyulut permasalahan di Bosnia. Permasalahan itu dilihatnya semakin terlihat jelas dan makin berbahaya. 

"Kunjungan Burns ke Bosnia-Herzegovina adalah sebuah pesan yang baik kepada Serbia bahwa AS tidak akan menoleransi perpecahan," tutur Assenova.

Ia menambahkan, permasalahan di Balkan akan dimainkan oleh Kremlin untuk mendistraksi AS dan Eropa di tengah perang Rusia-Ukraina. Saat ini, pemerintahan Biden disebut cukup aktif berperan di Balkan Barat. 

"Kunjungan dari salah satu petinggi pemerintahan AS menunjukkan komitmen Amerika bahwa Bosnia adalah prioritas utama kebijakan luar negerinya dan menjadi salah satu yang terpenting," sambungnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm