Uni Eropa Bantah Danai Demonstrasi Anti-Tambang di Serbia

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE), pada Selasa (20/8/2024), membantah tuduhan soal mendorong demonstrasi anti-tambang lithium di Serbia. UE mengaku mendukung program pertambangan lithium di Serbia untuk meningkatkan kemandirian dari impor lithium.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) sudah menampik tudingan Serbia terkait tuduhan membiayai demonstrasi anti-tambang lithium untuk merusak stabilitas negara. Washington mengklaim demonstrasi tersebut membuktikan bahwa demokrasi di Serbia berjalan dengan baik.
1. UE klaim tidak pernah ikut campur urusan negara lain

Juru bicara UE, Peter Stano, mengatakan bahwa UE sama sekali tidak ikut campur urusan dalam negeri Serbia.
"UE menolak segala tuduhan terlibat dalam aktivitas ilegal atau tidak resmi yang berhubungan dengan intervensi urusan negara lain. Aksi seperti itu bukanlah yang diinginkan dan ciri-ciri dari UE," kata dia, dilansir dari RFE/RL.
Sementara itu, juru bicara Komisi Perluasan UE Ana Prisonero menekankan, Brussels tetap berkomitmen pada pembangunan bersama dengan Serbia untuk melanjutkan proyek tambang lithium di Jadar.
"UE tetap berkomitmen pada praktik strategis bersama antara Serbia dan perusahaan terkait untuk melanjutkan kerja sama dalam pengambilan bahan baku berkelanjutan, rantai pengolahan baterai, hingga menjadi kendaraan listrik," tuturnya.
2. Mengurangi ketergantungan impor bahan baku dari China
Juru bicara Komisi Eropa khusus Perdagangan, Johanna Bernsel, mengatakan bahwa UE berkomitmen pada kerja sama dengan Serbia dan pihak terkait. Ia menyebut UE ingin mengurangi ketergantungan impor bahan baku baterai kendaraan listrik dari China.
"Saya tidak berpikir bahwa kami dapat menjelaskan seberapa pentingnya kesepakatan dengan Serbia. Namun, seperti yang dikatakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bahwa bahan baku murah akan menjadi kunci perkembangan industri bersih," terangnya, dilansir Euronews.
"Apa yang dapat saya katakan adalah kami tetap berkomitmen pada kerja sama kedua pihak soal tambang lithium dan menerapkan standar lingkungan ketat. Faktanya standar ini sudah sesuai dengan hukum di UE," sambungnya.
3. Kedubes Serbia di Eropa terima ancaman teror
Menteri Luar Negeri Serbia, Marko Djuric, mengatakan bahwa Kantor Kedutaan Besar di dua negara anggota UE mendapat ancaman serangan teroris dalam kurun waktu 24 jam. Ia menyebut ancaman ini datang dari kelompok separatis di Kosovo.
"Kami bekerja sama dengan badan keamanan di Eropa untuk mencegah dan menetralisir ancaman ini. Saya mengatakan ini karena dalam beberapa tahun hingga sekarang, sejumlah elemen di Pristina secara sistematis mendorong penerimaan serangan kepada Serbia," terangnya.
Ia tidak ingin mengungkap secara spesifik masalah ini tanpa berkonsultasi dengan institusi keamanan di Eropa. Djuric menekankan bahwa keamanan sudah ditingkatkan di sejumlah kantor perwakilan di seluruh Eropa mulai Selasa pagi.