Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Rumania (unsplash.com/amadeusmoga)
Bendera Rumania (unsplash.com/amadeusmoga)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Rumania, pada Kamis (5/12/2024) malam, mengadakan demonstrasi akbar pro-Eropa menjelang pilpres putaran kedua. Mereka menolak masuknya calon presiden sayap kanan, Calin Georgescu, dalam putaran kedua dan punya kans untuk menang dalam pilpres. 

Dalam beberapa hari terakhir, Rumania terus digegerakan soal kemenangan Georgescu dalam pilpres putaran pertama. Badan Intelijen Rumania (SRI) sudah mengungkapkan bukti-bukti keterlibatan Rusia dalam serangan siber untuk mempengaruhi hasil pilpres di negaranya.  

1. Dorong warga tidak memilih Georgescu dalam pilpres

Sebanyak 3 ribu warga Rumania mengadakan long-march di ibu kota Bukares untuk menyuarakan dukungan pro-Eropa. Mereka menuntur agar negaranya tetap berada dalam poros Uni Eropa (UE) dan tidak mengubah arahnya. 

Dalam demonstrasi itu, seorang aktivis bernama Ana Blandiana mengungkapkan bahwa pilpres putaran kedua di Rumania sangat penting. Ia pun menyatakan bahwa ini bukan hanya sekedar pemilu biasa tapi berkaitan dengan masa depan negara. 

"Suara ini menunjukkan bahwa ini bukan sekadar pemilu biasa. Proses pemilu ini benar-benar sebuah referendum. Apakah Rumania tetap berada di Eropa atau tidak dan kembali ke masa lalu, seperti 35 tahun lalu," tuturnya, dikutip RFE/RL.

Sementara itu, seorang aktor, Serban Pavlu, menyerukan kepada seluruh demonstran untuk mendukung kandidat pro-Eropa. Ia mengatakan tidak akan membiarkan masa lalu terulang kembali di Rumania dan membiarkan Rusia datang ke negaranya. 

2. AS khawatir intervensi Rusia dalam pilpres Rumania

ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/benjaminlehman)

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kekhawatiran terkait dugaan intervensi Rusia di pilpres Rumania. Komentar ini menyusul adanya lebih dari 85 ribu serangan siber di tengah pemilu di Rumania. 

"Rumania sudah mendapat progres besar dan memilih sendiri untuk bergabung dalam komunitas transatlantik. Mereka tidak dapat mundur kembali hanya karena aksi dari pihak asing yang berupaya mengubah arah kebijakan luar negeri Rumania dan menjauhkan dari aliansi Barat," terangnya, dilansir Reuters.

Washington memperingatkan bahwa segala bentuk perubahan di Rumania akan berdampak negatif kepada hubungan diplomatik dengan AS. Sementara itu, perubahan pandangan juga akan membuat perusahaan AS enggan berinvestasi di Rumania. 

Berdasarkan survei dari lembaga AtlasIntel, Georgescu kemungkinan mampu mengalahkan kandidat pro-Eropa, Elena Lasconi pada pilpres putaran kedua pada 8 Desember nanti. Ia diprediksi mampu memperoleh suara 47 persen berbanding 43 persen. 

3. Rusia tolak tuduhan intervensi pilpres Rumania

bendera Rusia (x.com/mfa_russia)

Pada hari yang sama, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova membantah negaranya ikut campur pemilu di Rumania. Ia menyebut tudingan ini adalah bagian dari histeria anti-Rusia di Eropa. 

"Kampanye pilpres Rumania diikuti oleh maraknya histeria anti-Rusia. Tuduhan-tuduhan konyol dari politikus lokal, pejabat pemerintahan, perwakilan media sudah dibuat untuk menyuarakan ini semua. Kami menolak tindakan tidak bersahabat dan kami menganggap ini semua tidak beralasan," ungkapnya, dilansir dari The Moscow Times.

Di sisi lain, Georgescu merupakan kandidat presiden independen yang skeptis terhadap UE dan NATO. Ia pun dikenal pro-Rusia dan memiliki pandangan ultranasionalis yang mengampanyekan aksinya melalui media sosial, terutama TikTok. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm