Disebut Bikin Polusi, Pemerhati Lingkungan Kecam Serangan Rusia

Sebut aktivitas militer perkeruh kondisi lingkungan

Jakarta, IDN Times - Beberapa hari ini baik itu di kanal berita hingga media sosial dibanjiri dengan berita tentang serangan Rusia yang dikomandoi oleh Presiden mereka Vladimir Putin. Kabar pun beragam mulai dari kondisi terkini kisruh hingga korban jiwa yang berjatuhan.

Viralnya serangan Rusia disebabkan karena banyaknya kepentingan yang terlibat serta konflik mengakibatkan dampak di berbagai dimensi masyarakat. Salah satu sektor yang terpengaruh serangan Rusia adalah lingkungan hidup.

Dilansir dari Yale Climate Connections, ketergantungan dunia pada ekspor bahan bakar dan energi menjadi penyebab Rusia berani melakukan serangan. Meski Rusia bukan anggota Uni Eropa, tetapi ekspor bahan bakar masih menjadi komoditi utama negara lain.

Perang ini seolah membuka realitas bahwa dunia masih tergantung pada bahan bakar fosil. Hal inilah yang membuat para pemerhati  lingkungan hidup geram dengan kisruh ini karena menghambat pergantian dari bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan.

Di bawah ini adalah reaksi pemerhati lingkungan serta dampak apa saja yang ditimbulkan invasi ini pada gerakan climate change.

1. Laporan IPCC terkait isu perubahan iklim

Disebut Bikin Polusi, Pemerhati Lingkungan Kecam Serangan Rusiailustrasi kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa (pixabay.com/Marre Krisu)

Dilansir dari POLITICO, pada Senin (28/2), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengeluarkan laporan utama pada kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memaparkan tentang dampak perubahan iklim yang sudah terasa pada kehidupan di dunia.

Dalam laporan tersebut, kisruh di Ukraina sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim. Hal ini berkaitan dengan penyerangan yang dilakukan Rusia. Ketergantungan Eropa pada minyak dan gas alam Rusia menyebabkan konflik ini bisa terjadi. Hal tersebut dikarenakan hasil dari impor bisa Rusia gunakan untuk kebutuhan operasi militer.

Konflik ini juga dapat memperkeruh kondisi lingkungan. Ambil contoh Ukraina merupakan salah satu penghasil jagung terbesar di dunia. Namun, invasi yang terjadi membuat produksi terganggu sehingga dapat mengakibatkan kurangnya bahan makanan. Menipisnya produksi jagung Ukraina juga dapat memperluas bencana kelaparan terutama di Afrika.

2. Greta kecam langkah Putin yang lakukan agresi

Kecaman pemerhati lingkungan hidup terhadap serangan Rusia tidak hanya berasal dari organisasi internasional seperti PBB. Kisruh ini juga menarik perhatian aktivis lingkungan hidup, Greta Thurnberg. Greta yang sempat menjadi buah bibir pada 2019 lalu saat memimpin gerakan climate change ikut berpendapat soal kisruh terkini.

Melalui cuitan di akun twitter pribadinya, Greta mengunggah foto di depan kedutaan besar Rusia untuk Swedia. Di foto tampak Greta bersama rekannya membawa kertas berisi pesan dukungan kepada Ukraina dan memprotes operasi militer Rusia.

3. Sanksi yang mengepung Rusia membuat dunia khawatir soal persediaan energi

Saat Rusia memulai invasi ke Ukraina, banyak negara dunia terutama negara barat dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Namun, banyaknya embargo justru bisa menjadi boomerang untuk pemberi sanksi.

Alasannya seperti dikutip dari TIME, Rusia memiliki sumber daya minyak dan gas alam yang dibutuhkan oleh banyak negara. Rusia memegang peranan besar dalam persediaan energi dunia dikarenakan negara Vladimir Putin itu mempunyai bahan bakar fossil dalam jumlah besar.

Dilansir dari CarbonBrief, Rusia berada di urutan ketiga dalam produksi minyak setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi. Negara federasi tersebut menyumbang 12 persen penghasilan produksi minyak dunia dan 17 persen produksi gas di dunia.

Masifnya sumber daya Rusia inilah yang membuat negara lain hanya memberi sanksi dan kurang aksi dalam mengirim bantuan militer. Mereka khawatir persediaan bahan bakar dan energi akan menipis jika memutus hubungan dengan Rusia.

Baca Juga: Agen Intelijen Rusia Dilaporkan Tewas di Depan Kedubes Rusia, Jerman

4. Perang memakan anggaran militer yang seharusnya untuk cegah kerusakan alam

Disebut Bikin Polusi, Pemerhati Lingkungan Kecam Serangan Rusiailustrasi keuangan untuk militer (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dikutip dari POLITICO, perang yang berkecamuk di Ukraina juga menyebabkan prioritas pemerintah negara-negara yang terlibat konflik berganti ke aktivitas militer. Padahal, jika perang tidak terjadi, maka akan banyak dana yang dapat dialokasikan untuk keperluan mencegah perubahan iklim.

Salah satunya adalah menyangkut permasalahan naiknya permukaan laut seperti dikemukakan oleh Presiden Kiribati, Anote Tong.Presiden menyayangkan adanya kisruh yang terjadi di Eropa Timur ini. Beliau berujar bahwa sementara di Kyiv orang-orang mempersenjatai diri, Kiribati yang terletak di tengah samudera Pasifik terancam hilang dari peta dunia.

"Warga Kiribati berusaha mencegah agar negara mereka tidak tenggelam dengan membangun tembok laut dengan karang yang rusak karena itu yang mereka punya" kata Presiden Kiribati.

5. Kegiatan militer juga menyebabkan banyak polusi

Disebut Bikin Polusi, Pemerhati Lingkungan Kecam Serangan Rusiailustrasi kegiatan militer (pexels.com/Somchai Kongkamsri)

Kegiatan militer yang diakibatkan oleh konflik Rusia Ukraina juga mengakibatkan kerusakan pada lingkungan hidup. Dikutip dari Green Matters, kegiatan militer seperti latihan bersama, produksi amunisi hingga mobilisasi armada militer telah memperkeruh perubahan iklim.

Hal tersebut dibuktikan melalui studi yang dilakukan oleh Universitas Lancaster dan Universitas Durhan. Penelitian menemukan bahwa aktivitas militer merupakan "salah satu polusi terbesar dalam sejarah yang menyebabkan perubahan iklim".

Laporan pasca penelitian tersebut juga menyatakan bahwa jika kesatuan militer Amerika merupakan sebuah negara, itu akan menempatkan mereka di urutan ke-47 penghasil polusi terbanyak dunia.

Itu tadi beberapa reaksi pemerhati lingkungan dan dampak yang ditimbulkan serangan Rusia kepada Ukraina. Semoga artikel ini menambah wawasanmu terutama soal korelasi antara kisruh ini dengan isu climate change. Stay educated!

Baca Juga: Fakta-Fakta Penting Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-11

Rizal Khoirul Huda Photo Writer Rizal Khoirul Huda

Mahasiswa semester akhir yang hobi menulis di kala gabut.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya