Antisipasi Shutdown, ByteDance Siapkan Rencana Cadangan untuk TikTok

TikTok di Amerika Serikat sedang dalam ketidakpastian

Jakarta, IDN Times - Perusahaan induk TikTok, ByteDance, menyiapkan rencana cadangan jika platform video pendek itu harus mengalami shutdown di Amerika Serikat. Ini merupakan salah satu skenario terburuk TikTok yang semakin populer dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif pada awal Agustus, untuk memerintahkan pemblokiran TikTok jika tidak menjualnya kepada perusahaan setempat. Trump juga menyebut TikTok hanya punya waktu hingga 15 September sebelum perintah tersebut berlaku.

1. TikTok kemungkinan akan ditutup paksa

Antisipasi Shutdown, ByteDance Siapkan Rencana Cadangan untuk TikTokIlustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Trump melarang adanya transaksi antara warga Amerika Serikat dengan TikTok dan ByteDance yang dimiliki pengusaha Tiongkok. Menurut TikTok, perintah itu tidak adil sehingga perusahaan menggugat pemerintah Amerika Serikat pada awal pekan ini.

Akan tetapi, sejumlah sumber yang mengetahui persoalan ini mengatakan kepada Reuters bahwa ByteDance melihat ada kemungkinan TikTok akan ditutup paksa, jika tak bisa mencapai kesepakatan dengan perusahaan Amerika Serikat.

Perusahaan yang berkantor pusat di Beijing itu sendiri berharap shutdown akan bersifat sementara. Dalam sebuah memo kepada para enginner, ByteDance meminta rencana cadangan itu sudah selesai dalam minggu ini.

Situasi ini membuat karyawan dan vendor khawatir. Namun, ByteDance dikabarkan memastikan mereka tetap akan menerima kompensasi ketika shutdown. Sedangkan lowongan yang sempat dibuka di Amerika Serikat terpaksa dihentikan. Hanya lima persen dari total rencana rekrutmen yang berhasil diselesaikan akibat ketidakpastian ini.

Baca Juga: Selain Microsoft, Twitter Ternyata Juga Tertarik Beli TikTok

2. ByteDance berharap segera mencapai resolusi

Antisipasi Shutdown, ByteDance Siapkan Rencana Cadangan untuk TikTokIlustrasi. unsplash.com/Kon Karampelas

Juru bicara TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi, pihaknya ingin ada penyelesaian masalah sesegera mungkin agar platform itu tetap berjalan di Amerika Serikat. TikTok mengklaim ada kurang lebih 100 juta pengguna aktif di negara tersebut.

"Kami percaya bahwa kami akan mencapai sebuah resolusi yang memastikan TikTok berada di sini untuk waktu lama bagi jutaan orang Amerika yang memakai platform ini untuk hiburan, mengekspresikan diri dan melakukan koneksi," kata juru bicara itu.

"Sebagaimana perusahaan yang bertanggung jawab, kami secara bersamaan mengembangkan rencana untuk coba menjamin bahwa para karyawan kami di Amerika Serikat akan terus digaji apa pun hasilnya," tambahnya.

3. Microsoft dan Oracle Corp menegaskan keinginan membeli TikTok

Antisipasi Shutdown, ByteDance Siapkan Rencana Cadangan untuk TikTokIlustrasi kantor Microsoft. unsplash.com/Matthew Manuel

Pesatnya perkembangan bisnis TikTok dan potensinya di masa depan membuat dua perusahaan mengungkapkan niat membelinya. ByteDance disebut akan melakukan pembicaraan eksklusif dengan keduanya pada Jumat (28/8/2020).

Jaringan supermarket besar Amerika Serikat, Walmart, juga bergabung dengan Microsoft untuk mendapatkan aset TikTok. Melansir CNBC, juru bicara Walmart Randy Hargrove menolak menjelaskan bagaimana pihaknya dan Microsoft akan membagi kepemilikan.

"Kami percaya potensi hubungan dengan TikTok Amerika Serikat dalam kemitraan dengan Microsoft bisa menambah fungsi pentingnya dan memberikan Walmart cara penting untuk menjangkau dan melayani pelanggan di berbagai saluran, serta menumbuhkan marketplace dan bisnis iklan pihak ketiga," kata Walmart.

"Kami percaya diri bahwa kemitraan Walmart dan Microsoft akan memenuhi ekspektasi semua pengguna TikTok di Amerika Serikat serta memuaskan kekhawatiran para pembuat kebijakan di Amerika Serikat," tambahnya.

Para politisi dan pemerintah Amerika Serikat menyuarakan kekhawatiran mereka tentang keamanan data pengguna TikTok. Menurut mereka, TikTok menyuplai data tersebut untuk pemerintah Tiongkok sehingga ini menjadi persoalan yang lebih dari sekadar urusan bisnis. Baik TikTok maupun ByteDance membantah tudingan itu.

Baca Juga: CEO TikTok Resmi Mengundurkan Diri

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya