Gagal 95 Kali, Pria Ini Kembali Mencalonkan Diri dalam Pemilu

Agendanya meliputi legalisasi judi dan prostitusi. Astaga...

Ottawa, IDN Times - Kata menyesal tidak ada dalam kamus hidup John Turmel. Pria 67 tahun asal Kanada itu telah mencalonkan diri dalam pemilu sebanyak 95 kali—dan ia selalu menjadi pihak yang kalah. Kali ini ia kembali mengikuti pemilu untuk ke-96 kalinya.

1. Motivasi pertamanya adalah untuk melegalkan perjudian dan agar tak ditangkap polisi

Gagal 95 Kali, Pria Ini Kembali Mencalonkan Diri dalam PemiluIlustrasi demokrasi dan pemilu (Pixabay)

Tak seperti kebanyakan kandidat yang kerap punya agenda tersembunyi, Turmel justru lugas dan jujur bahwa motifnya ikut pemilu bersifat personal. Ia memulai usahanya masuk ke politik pada akhir 1970-an ketika polisi menggerebek tempat judi bawah tanah miliknya di Ottawa.

"Aku terus-menerus ditangkap polisi. Jadi aku mencalonkan diri saja jadi anggota parlemen pada 1979 untuk melegalkan perjudian dan agar berhenti ditangkap," kata Turmel, seperti dikutip dari The Guardian. Lama-kelamaan, agendanya meluas mencakup obat-obatan dan prostitusi. "Aku disebut pejuang untuk pejudi, pelacur dan penghisap ganja."

Baca Juga: Salah Prediksi Pemilu, Profesor Ini Makan Bukunya Sendiri

2. Ia tak terlalu peduli pada kemenangan atau kekalahan, tapi menyebarkan idenya tentang ekonomi alternatif

Gagal 95 Kali, Pria Ini Kembali Mencalonkan Diri dalam Pemilujohnturmel.com

Selama empat dekade mencoba menjajal karier di dunia politik, selama itu juga sarjana teknik elektro itu menjadi bahan tertawaan. Ia dijuluki "pecundang pemilu terbesar di dunia". Apalagi ia mencoba berbagai posisi mulai dari wali kota hingga anggota parlemen. Namun, Turmel tidak peduli pada mereka yang memandang rendah.

"Apa aku merasa buruk? Tidak," tegasnya. Ia pun tak selalu ingin menang. "Aku tak berkampanye sama sekali. Aku pergi dan mendaftar, aku memberi mereka rilis pers dan sebuah konferensi pers lalu aku pulang. Kalau ada debat, aku datang."

Ini karena Turmel ingin menyebarkan idenya tentang ekonomi alternatif. Suatu kali ia menjadi kandidat ketika tingkat inflasi mencapai sembilan persen. Turmel pun bertanya-tanya tentang perekonomian. Menurutnya, ia bisa menciptakan "kapitalisme yang lembut".

Turmel mengatakan itu berarti pengaturan pertukaran barang bebas bunga. Dengan begini, kata Turmel, orang-orang bisa menciptakan mata uang alternatif dengan barang dan jasa masing-masing. 

"Orang tanpa uang bisa membuat uang mereka sendiri dengan monetisasi waktu mereka [menjadi jasa]. Aku sadar aku akan mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk menjelaskan bagaimana kita bisa selamat dari kemiskinan, yang terjadi karena tak ada cukup uang. Kita punya kekayaan melimpah, banyak makanan, pakaian, kita hanya tak punya cukup uang untuk membeli."

Baca Juga: Lagi Di Kanada? Jangan Lupa Datangi 5 Lokasi Syuting Goblin Ini

3. "Tak ada penyesalan," kata Turmel tentang kekalahannya yang luar biasa itu

Gagal 95 Kali, Pria Ini Kembali Mencalonkan Diri dalam Pemilujohnturmel.com

Menghabiskan puluhan tahun sebagai bahan guyonan tak membuat Turmel mundur dari keputusannya untuk terus mencoba. "Siapa peduli? Aku akan melaksanakan kewajibanku. Aku hanya tinggal muncul, melakukan yang terbaik—ini tugasku—duduk santai dan melihat apa yang terjadi. Tak ada penyesalan. Bagi pria tanpa sumber daya, melakukan semuanya terutama dengan hasil menang judi secara ilegal, apa yang harus membuatku malu?"

Baca Juga: Dalam 48 Jam, Orang Ini Kehilangan Rp 90 Juta di Mesin Judi

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya