Inggris Tuding Rusia Coba Curi Hasil Riset Vaksin dari Berbagai Negara

Pemerintah Rusia membantah tudingan tersebut

Jakarta, IDN Times - Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) menuding peretas yang didukung oleh Pemerintah Rusia mencoba mencuri hasil penelitian vaksin COVID-19 dari berbagai institusi akademik dan farmasi di seluruh dunia.

Seperti dilaporkan Reuters, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada mengklaim peretasan dilakukan oleh kelompok bernama APT29 atau Cozy Bear yang hampir pasti merupakan bagian dari lembaga intelijen Rusia. Namun, ketiga negara yang memberikan pernyataan bersama itu tak menyebutkan institusi mana saja yang menjadi sasaran.

1. Inggris mengecam aksi peretasan

Inggris Tuding Rusia Coba Curi Hasil Riset Vaksin dari Berbagai NegaraSpesialis gawat darurat bekerja di lokasi kebakaran yang menewaskan lima pasien COVID-19 di Saint Petersburg, Rusia, pada 12 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Anton Vaganov

Dalam pernyataannya, NCSC menuding APT29 terus melakukan serangan siber dengan memanfaatkan beragam tools dan teknik, termasuk phishing dan mengirimkan malware.

"APT29 kemungkinan terus menarget organisasi-organisasi yang terlibat dalam riset dan pengembangan vaksin COVID-19, seiring mereka mencari jawaban atas pertanyaan intelijen tambahan yang berhubungan dengan pandemik," tulis NCSC.

"Kami mengecam serangan-serangan tercela terhadap mereka yang melakukan kerja vital untuk memerangi pandemik virus corona," kata Direktur Operasi NCSC Paul Chichester.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga mengeluarkan sentimen yang sama dengan menyebut badan intelijen Rusia telah melakukan sesuatu yang sama sekali tidak bisa diterima karena menyasar kerja-kerja penting selama pandemik.

"Saat yang lain mengejar kepentingan egois mereka dengan perilaku ceroboh, Inggris dan sekutu melakukan kerja keras untuk menemukan vaksin dan melindungi kesehatan global," ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi.

Baca Juga: WNA Rusia Dua Bulan Tidur Beratapkan Langit di Bandara Ngurah Rai Bali

2. Rusia kemungkinan bukan hanya satu-satunya aktor

Inggris Tuding Rusia Coba Curi Hasil Riset Vaksin dari Berbagai NegaraPresiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan video dengan Perdana Menteri Mikhail Mishustin di kediaman resmi Novo-Ogaryovo, Rusia, pada 2 Juni 2020. ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS

Menurut Inggris, Amerika Serikat dan Kanada, peretas mencoba memanfaatkan kelemahan perangkat lunak untuk mengakses sistem komputer yang rentan. Mereka menggunakan malware WellMess dan WellMail untuk mengunggah dan mengunduh data-data dari komputer yang sudah diserang.

Teknik berikutnya adalah dengan phishing di mana peretas menipu orang untuk memberikan informasi personal dengan mengirimkan email yang seolah tampak valid, padahal sebaliknya. Dengan begini, mereka bisa mengakses data-data yang tersimpan dengan memakai informasi itu.

Namun, Profesor Ross Anderson, pakar keamanan siber dari University of Cambridge, meyakini jika memang NCSC benar, ada aktor-aktor lain yang turut melakukannya. Ini lantaran sekarang informasi tentang vaksin adalah sesuatu yang sangat dicari. Maka, tidak heran apabila negara-negara saling berebut.

"Mereka (Rusia) punya banyak sekali orang, kami punya banyak sekali orang, Amerika bahkan punya lebih banyak orang, sebagaimana Tiongkok. Mereka semua berusaha mencuri hal-hal semacam ini sepanjang waktu," kata dia, seperti dilansir oleh BBC.

3. Rusia membantah tudingan tersebut

Inggris Tuding Rusia Coba Curi Hasil Riset Vaksin dari Berbagai NegaraSuasana pemakaman jenazah pasien COVID-19 di Saint Petersburg, Rusia, pada 5 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Anton Vaganov

Crowdstrike, perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat, pertama kali mengidentifikasi Cozy Bear pada 2014. Menurutnya, kelompok itu memiliki taktik agresif dan sering mengganti-ganti tools untuk melakukan peretasan.

Pada 2016, nama Cozy Bear kembali muncul karena terseret dalam pembajakan Komite Demokratik Nasional (DNC), sebuah komite yang bertanggung jawab dalam mengatur strategi Partai Demokrat selama pemilihan Presiden Amerika Serikat. Setahun kemudian, Cozy Bear melakukan serangan siber terhadap Partai Buruh Norwegia, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Luar Negeri negara tersebut.

Pemerintah Rusia sendiri membantah tudingan NCSC.

"Kami tak punya informasi soal siapa yang mungkin meretas pusat-pusat riset dan perusahaan-perusahaan farmasi di Britania Raya," kata Dmitry Peskov selaku juru bicara Vladimir Putin kepada kantor berita Tass. "Kami cuma bisa katakan satu hal, Rusia tak berhubungan sama sekali dengan upaya-upaya itu."

Baca Juga: Putin Klaim Rusia Tangani COVID-19 Lebih Baik daripada Amerika Serikat

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya