Kisah Nadia Murad, dari Budak Seks ISIS Hingga Penghargaan Nobel

Sosok perempuan tangguh!

Oslo, IDN Times - Nadia Murad mencuri perhatian dunia pada Senin (10/12) ketika menerima penghargaan Nobel Perdamaian. Latar belakang Murad yang serba tidak biasa menjadikannya sosok inspiratif dan pejuang kemanusiaan luar biasa.

Nobel Perdamaian merupakan penghargaan bergengsi. Nobel ini diberikan kepada orang-orang yang dinilai memberikan upaya terbaik mereka untuk persaudaraan antar bangsa, penghapusan atau pengurangan angkatan bersenjata, serta untuk pelaksanaan atau promosi kongres perdamaian.

Begini kisah Nadia Murad.

1. Ia diculik oleh tentara ISIS ketika mereka menyerang desanya

Kisah Nadia Murad, dari Budak Seks ISIS Hingga Penghargaan NobelTwitter.com/NadiaMuradBasee

Murad sendiri tinggal di pedesaan dekat markas Yazidi di Sinjar, Irak, yang berlokasi dekat perbatasan Suriah. Pada Agustus 2014, para tentara ISIS berhasil masuk dan memporak-porandakan desanya.

Setelah itu, kehidupan perempuan Yazidi berusia 25 tahun itu tak lagi sama. Ia dan ratusan perempuan lainnya diculik oleh tentara-tentara ISIS. Ketika diculik, Murad menerima siksaan fisik hingga jadi korban pernikahan paksa.

2. Murad menjadi budak seks tentara ISIS

Kisah Nadia Murad, dari Budak Seks ISIS Hingga Penghargaan NobelTwitter.com/nadiainitiative

Selama hampir satu tahun di bawah kontrol ISIS, Murad diperkosa dan diperjualbelikan kepada beberapa orang bersama dengan ribuan perempuan Yazidi lainnya. Murad berkata bahwa tentara ISIS ingin mencuri kehormatan mereka dengan cara seperti itu.

Murad pun akhirnya berhasil melarikan diri dari cengkeraman kelompok ekstremis tersebut. Setelah fase hidup mengerikan itu, Murad tidak lantas berdiam diri dan mengasihani diri sendiri. Sebaliknya, ia justru mengubah apa yang dialaminya sebagai senjata untuk memberitahu dunia kekejaman ISIS kepada perempuan-perempuan Yazidi.

Baca Juga: Korban Pemerkosaan Tentara ISIS Terima Nobel Perdamaian

3. Transformasi Murad: Dari korban menjadi pejuang

Kisah Nadia Murad, dari Budak Seks ISIS Hingga Penghargaan NobelTwitter.com/NobelPrize

Sejak 2015, Murad menjadi aktivis kemanusiaan yang sering berbicara di berbagai forum. Salah satunya adalah ketika ia diminta menjelaskan tentang perdagangan manusia dan konflik kepada para anggota Dewan Keamanan PBB.

Dedikasinya terhadap masalah tersebut membuatnya ditunjuk sebagai duta Martabat Korban Selamat dari Perdagangan Manusia yang diinisiasi oleh PBB. Ia juga akhirnya menerima penghargaan Nobel Perdamaian pada 2018 yang semakin memperluas platform-nya untuk menyuarakan kekerasan yang dialami perempuan di zona konflik.

4. Murad mengingatkan komunitas internasional bahwa perempuan Yazidi membutuhkan keadilan

Kisah Nadia Murad, dari Budak Seks ISIS Hingga Penghargaan NobelTwitter.com/NadiaMuradBasee

Saat berbicara di Oslo pada Senin kemarin, Murad tak lupa kembali kepada alasan mengapa ia bisa berada di posisinya saat ini. "Faktanya adalah penghargaan satu-satunya di dunia yang bisa mengembalikan martabat kami adalah keadilan dan persekusi terhadap kriminal-kriminal itu," ujarnya.

Meski begitu, Murad menegaskan bahwa "keadilan bukan berarti membunuh semua orang yang melakukan kejahatan-kejahatan terhadap kami". Ia menegaskan mereka yang berbuat kriminal terhadap Yazidi harus "dihukum untuk kejahatan itu secara spesifik".

5. Ia ingin melihat dunia bersatu membebaskan ribuan perempuan dari kekerasan zona konflik

Kisah Nadia Murad, dari Budak Seks ISIS Hingga Penghargaan NobelTwitter.com/nadiainitiative

Murad pun mengaku heran, pada abad 21--periode yang ia sebut "era globalisasi dan hak asasi manusia"--masih ada sekitar 3.000 perempuan Yazidi di bawah cengkeraman ISIS. Apalagi, menurutnya, tidak ada upaya yang agresif dari komunitas internasional untuk melakukan sesuatu terhadap fakta ini.

"Perempuan-perempuan muda di masa emas mereka dijual, dibeli, diculik dan diperkosa setiap hari. Sungguh tidak bisa diterima akal sehat bahwa para pemimpin dari 195 negara di seluruh dunia tidak dimobilisasi untuk membebaskan perempuan-perempuan ini," tegasnya.

Baca Juga: Inilah Potret Para Pejuang Wanita yang Ditakuti ISIS Lebih dari Tentara Militer Manapun

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya