Pakai Gambar Monyet, Poster Anti-Rasisme Serie A Dikutuk Netizen

Apakah Serie A diwarnai para pendukung yang rasis?

Roma, IDN Times - Poster anti-rasisme yang dirilis Serie A mendatangkan kontroversi. Pasalnya, pengurus liga sepak bola Italia tersebut menyetujui penggunaan tiga monyet sebagai simbol perlawanan terhadap rasisme yang belakangan kian marak menimpa pemain berkulit hitam.

Netizen pun bereaksi dan mayoritas di antara mereka menyebut kampanye Serie A itu justru bertolak belakang dengan tujuan yang diklaim ingin disampaikan. Beberapa juga menilai insiden ini menunjukkan adanya masalah soal pemahaman rasisme di Italia, apalagi untuk poster itu dirilis perlu persetujuan dari berbagai pihak.

1. Kreatornya punya pembelaan diri

Pakai Gambar Monyet, Poster Anti-Rasisme Serie A Dikutuk NetizenPoster anti-rasisme Serie A. twitter.com/grimanditweets

Simone Fugazzotto adalah orang yang paling bertanggung jawab atas lahirnya poster tersebut. Kreator Italia itu mengatakan, penggunaan tiga monyet sebagai inti poster merupakan sebuah simbol membalikkan rasisme itu sendiri.

"Dengan trio lukisan itu, saya mencoba menunjukkan bahwa kita semua makhluk-makhluk rumit dan menarik yang bisa sedih atau bahagia, seorang Katolik, Muslim atau Buddha," tuturnya, dilansir dari Mirror Football.

"Namun, pada akhirnya, apa yang menentukan kita bukan warna kulit. Saya hanya hanya menggambar monyet-monyet itu sebagai suatu metafor untuk [mewakili] manusia. Kita mengembalikan konsep kepada para rasis, sebab kita semua awalnya adalah monyet. Jadi, saya melukis seekor monyet Barat, seekor monyet Asia dan seekor monyet kulit hitam."

Baca Juga: Presiden UEFA Tolak Kritik Keras Perdana Menteri Inggris Soal Rasisme

2. Netizen bereaksi keras dengan memprotes poster itu

Pakai Gambar Monyet, Poster Anti-Rasisme Serie A Dikutuk NetizenPoster anti-rasisme Serie A. twitter.com/AlexGoldberg_

Banyak yang tak sepakat dengan argumen Fugazzotto. Salah satu netizen mengaku heran bagaimana poster itu bisa lolos. "Karya itu dibawa ke berbagai direktur seni, manajer media, humas, dan asosiasi sepak bola Italia. Semuanya berpikir adalah tindakan tepat untuk menyetujuinya. Ini membuktikan cacat yang lebih dalam di masyarakat Italia," tulis seorang netizen.

"Apa orang-orang ini tahu rasisme itu apa?" tanya satu netizen. "Serie A sangat rasis sampai kampanye anti-rasisme mereka juga rasis," cuit yang lain. Tak sedikit yang kemudian mengaitkan dengan tagar #WeAreAllMonkeys yang salah satunya dipakai pesepak bola Barcelona, Luis Suarez, ketika berfoto dengan mantan rekan setimnya, Philippe Coutinho, pada 2014. Di foto itu, keduanya sedang tersenyum sambil membawa pisang.

Pakai Gambar Monyet, Poster Anti-Rasisme Serie A Dikutuk NetizenCuitan Luis Suarez yang menggunakan tagar #WeAreAllMonkeys. twitter.com/LuisSuarez9

3. Rasisme di sepak bola Italia semakin terjadi secara terang-terangan

Dalam beberapa waktu terakhir, Serie A tengah jadi sorotan karena sejumlah aksi media dan fans yang rasis terhadap pemain-pemain berkulit hitam yang merumput di sana. Misalnya, ketika Inter Milan menjamu AS Roma pada Jumat (6/12). 

Media setempat, Corriere Dello Sport, menerbitkan halaman depan dengan tajuk utama "Black Friday". Dua pemain berkulit hitam, Romelu Lukaku dari Inter Milan dan Chris Smalling dari AS Roma, dipajang dengan jelas. Ini membuat publik geram. Akibatnya, AS Roma dan AC Milan memutuskan melarang wartawan media itu meliput mereka sampai akhir tahun.

Pada September, Lukaku juga jadi target yel-yel rasis oleh para suporter Cagliari ketika dua tim bertemu. Parahnya, menurut Football Italia, fans Inter justru mendukung aksi itu dan membantah mereka melakukannya untuk tujuan rasis, melainkan agar timnya menang.

Kelompok fans menulis di akun Facebook mereka kepada Lukaku. "Kamu harus mengerti Italia bukan seperti kebanyakan negara-negara Eropa utara di mana rasisme adalah masalah NYATA. Kami paham itu bisa terlihat rasis bagimu, tapi sebenarnya tidak," tulis mereka.

Pemain Napoli, Kalidou Koulibaly, juga tak kalah sering mendapat aksi rasis ketika pertandingan. Misalnya ketika Napoli bertemu AS Roma pada awal November lalu. Seperti dilaporkan TalkSport, wasit sampai menghentikan pertandingan sementara.

Ini lantaran fans AS Roma tak juga berhenti menyanyikan lagu rasis untuk pemain asal Senegal itu. Pada 2018, usai menerima serangan verbal rasis dari fans Inter Milan, Koulibaly merespons dengan mengatakan bahwa dia "bangga terhadap warna kulitnya".

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Jadi Korban Rasisme, Paul Pogba Bela Romelu Lukaku

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya