Partai Sayap Kanan Berjaya di Pemilu Uni Eropa

Partai-partai anti-imigrasi yang skeptis terhadap Uni Eropa

Brussels, IDN Times - Pemilu Uni Eropa memberikan hasil mengejutkan. Partai-partai sayap kanan menunjukkan mereka mendapatkan semakin banyak dukungan di sejumlah negara. Di Inggris, misalnya, Partai Brexit yang menginginkan negara tersebut keluar dari Uni Eropa menduduki posisi puncak dengan perolehan suara sementara sebesar 31,7 persen.

Hasil ini pun diprediksi akan membuat parlemen Uni Eropa kian terbelah antara yang mendukung integrasi Benua Biru dengan kelompok kontra atau Europskeptis. Apalagi perolehan suara partai arus utama yang berkurang sehingga sulit membuat koalisi mayoritas.

1. EPP dan S&D mendominasi Pemilu

Partai Sayap Kanan Berjaya di Pemilu Uni EropaANTARA FOTO/REUTERS/Yves Herman

Seperti dilaporkan BBC, dua aliansi partai arus utama yang mendominasi hasil Pemilu untuk sementara ini adalah partai tengah-kanan European People's Party (EPP) dan partai tengah-kiri Progressive Alliance of Socialists and Democrats (S&D). Masing-masing mendapatkan 179 dan 150 kursi di parlemen Uni Eropa.

Angka tersebut turun dari periode sebelumnya dimana kedua partai memperoleh 217 dan 186 kursi. Kedua blok terbesar di Uni Eropa itu kehilangan suara mereka karena pendukung partai sayap kanan bertambah pada Pemilu kali ini.

2. Partai pro-lingkungan hidup sebagaimana partai populis memperoleh tambahan dukungan

Partai Sayap Kanan Berjaya di Pemilu Uni EropaANTARA FOTO/REUTERS/Guglielmo Mangiapane

Sementara itu, blok partai pro-lingkungan hidup yaitu Greens dan European Free Alliance (EFA), mendapakan tambahan kursi dari yang sebelumnya 52 menjadi 70. Begitu juga dengan blok yang terdiri dari para Euroskeptis, Europe of Freedom and Democracy (EFD). Kelompok sayap kanan ini sebelumnya memperoleh 41 kursi dan sekarang bertambah 15 menjadi 56.

Aliansi yang turut berjaya pada Pemilu ini adalah Europe of Nations and Freedom (ENF). Pada periode terdahulu ENF hanya memperoleh 37 kursi. Kali ini partai yang pembentukannya diinisiasi oleh politisi sayap kanan garis keras Prancis, Marine Le Pen, dengan ideologi anti-imigrasi tersebut mendapatkan 58 kursi. 

Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Pemilu Uni Eropa

3. Brexit tetap membayangi hasil pemungutan suara di Inggris

Partai Sayap Kanan Berjaya di Pemilu Uni EropaANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Coombs

Tren yang terjadi di Eropa kurang lebih mencerminkan apa yang muncul di level negara. Partai Brexit yang baru dibentuk pada 20 Januari 2019 lalu sudah mampu mengalahkan Partai Buruh dan Konservatif yang sejak lama menjadi penguasa di dataran Britania Raya. Masing-masing partai mendapatkan 14,1 persen suara dan 8,7 persen suara

Pendirinya, Nigel Farage, tak berhenti membanggakan pencapaian ini dan bersikeras bahwa Brexit pasti terjadi. "Hal yang pasti bisa saya katakan adalah: jika kita tak hengkang dari Uni Eropa pada 31 Oktober, Anda bisa harapkan untuk melihat kesuksesan Partai Brexit semalam berlangsung sampai Pemilu Inggris," ucapnya, seperti dilansir dari The Guardian.

Bagi Partai Hijau yang memperoleh 11,1 persen suara, isu Brexit dianggap menjadi salah satu kunci sukses. "Sudah jelas orang-orang ingin memilih Partai Hijau karena mereka tahu kami partai yang sangat menginginkan untuk bertahan di Uni Eropa, tapi juga karena pesan utama kami adalah tentang akselerasi krisis iklim dan ini sama saja baik di Inggris maupun Eropa," kata Caroline Lucas, petinggi partai.

4. Di Prancis dan Italia, partai sayap kanan berjaya

Partai Sayap Kanan Berjaya di Pemilu Uni EropaANTARA FOTO/REUTERS/Philippe Wojazer

Selain di Inggris, politisi pengusung ideologi kanan ekstrem pun semakin memiliki banyak pendukung. Di Italia, Partai Liga yang dipimpin Matteo Salvini memenangkan mayoritas dukungan dan mendapatkan 33,6 persen suara. "Kami adalah partai pertama di Italia, sekarang mari ubah Eropa," ucapnya, seperti dilansir dari Reuters.

Di Prancis, National Rally yang dipimpin mantan calon presiden Marine Le Pen pun menuai dukungan terbanyak hingga mampu mengantongi 24 persen suara. Hasil tersebut membuatnya mampu mengalahkan partai Emmanuel Macron yang mendapatkan 22,5 persen suara.

5. Uni Eropa diprediksi akan semakin terbelah

Partai Sayap Kanan Berjaya di Pemilu Uni EropaANTARA FOTO/REUTERS/Hannibal Hanschke

Melihat apa yang terjadi sekarang, para pengamat melihat bahwa ke depannya Uni Eropa akan semakin terfragmentasi. Apalagi jumlah partisipasi pemilih saat ini adalah yang tertinggi dalam dua dekade terakhir yaitu mencapai 50,5 persen.

Lembaga supranasional Benua Biru itu pun dikhawatirkan hanya akan terdiri dari dua kelompok besar: pendukung integrasi Uni Eropa atau sebaliknya. Petinggi EPP, Manfred Weber, juga menegaskan "tak mungkin ada kerja sama apapun dengan para ekstremis di sayap kiri dan sayap kanan".

Baca Juga: Populisme Bayangi Pemilu Uni Eropa

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya